1.
Diagnosa keperawatan
1.1
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
kelumpuhan otot diafragma
Tujuan
perawatan : pola nafas efektif setelah diberikan oksigen
Kriteria
hasil : ventilasi adekuat, PaO2 > 80, PaCo2 < 45, rr = 16-20 x/mt, tanda
sianosis –
Intervensi
keperawatan :
- Pertahankan
jalan nafas; posisi kepala tanpa gerak. Rasional : pasien dengan cedera
cervicalis akan membutuhkan bantuan untuk mencegah aspirasi/
mempertahankan jalan nafas.
- Lakukan
penghisapan lendir bila perlu, catat jumlah, jenis dan karakteristik
sekret. Rasional : jika batuk tidak efektif, penghisapan dibutuhkan untuk
mengeluarkan sekret, dan mengurangi resiko infeksi pernapasan.
- Kaji
fungsi pernapasan. Rasional : trauma pada C5-6 menyebabkan hilangnya fungsi
pernapasan secara partial, karena otot pernapasan mengalami kelumpuhan.
- Auskultasi
suara napas. Rasional : hipoventilasi biasanya terjadi atau menyebabkan
akumulasi sekret yang berakibat pnemonia.
- Observasi
warna kulit. Rasional : menggambarkan adanya kegagalan pernapasan yang
memerlukan tindakan segera
- Kaji
distensi perut dan spasme otot. Rasional : kelainan penuh pada perut
disebabkan karena kelumpuhan diafragma
- Anjurkan
pasien untuk minum minimal 2000 cc/hari. Rasional : membantu mengencerkan
sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran.
- Lakukan
pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan. Rasional
: menentukan fungsi otot-otot pernapasan. Pengkajian terus menerus untuk
mendeteksi adanya kegagalan pernapasan.
- Pantau
analisa gas darah. Rasional : untuk mengetahui adanya kelainan fungsi
pertukaran gas sebagai contoh : hiperventilasi PaO2 rendah dan PaCO2
meningkat.
- Berikan
oksigen dengan cara yang tepat : metode dipilih sesuai dengan keadaan
isufisiensi pernapasan.
- Lakukan
fisioterapi nafas. Rasional : mencegah sekret tertahan
1.2
Diagnosa keperawatan : kerusakan mobilitas
fisik berhubungan dng kelumpuhan
Tujuan
perawatan : selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai
cedera diatasi dengan pembedahan.
Kriteria
hasil : tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu
beraktifitas kembali secara bertahap.
Intervensi
keperawatan :
- Kaji
secara teratur fungsi motorik. Rasional : mengevaluasi keadaan secara umum
- Instruksikan
pasien untuk memanggil bila minta pertolongan. Rasional memberikan rasa
aman
- Lakukan
log rolling. Rasional : membantu ROM secara pasif
- Pertahankan
sendi 90 derajad terhadap papan kaki. Rasional mencegah footdrop
- Ukur
tekanan darah sebelum dan sesudah log rolling. Rasional : mengetahui
adanya hipotensi ortostatik
- Inspeksi
kulit setiap hari. Rasional : gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai
resiko tinggi kerusakan integritas kulit.
- Berikan
relaksan otot sesuai pesanan seperti diazepam. Rasional : berguna untuk
membatasi dan mengurangi nyeri yang berhubungan dengan spastisitas.
1.3
Diagnosa keperawatan : gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan adanya cedera
Tujuan
keperawatan : rasa nyaman terpenuhi setelah diberikan perawatan dan pengobatan
Kriteria
hasil : melaporkan rasa nyerinya berkurang
Intervensi
keperawatan :
- Kaji
terhadap nyeri dengan skala 0-5. Rasional : pasien melaporkan nyeri
biasanya diatas tingkat cedera.
- Bantu
pasien dalam identifikasi faktor pencetus. Rasional : nyeri dipengaruhi
oleh; kecemasan, ketegangan, suhu, distensi kandung kemih dan berbaring
lama.
- Berikan
tindakan kenyamanan. Rasional : memberikan rasa nayaman dengan cara
membantu mengontrol nyeri.
- Dorong
pasien menggunakan tehnik relaksasi. Rasional : memfokuskan kembali
perhatian, meningkatkan rasa kontrol.
- Berikan
obat antinyeri sesuai pesanan. Rasional : untuk menghilangkan nyeri otot
atau untuk menghilangkan kecemasan dan meningkatkan istirahat.
5.4
Diagnosa keperawatan : gangguan eliminasi
alvi /konstipasi berhubungan dengan gangguan persarafan pada usus dan rektum.
Tujuan
perawatan : pasien tidak menunjukkan adanya gangguan eliminasi alvi/konstipasi
Kriteria
hasil : pasien bisa b.a.b secara teratur sehari 1 kali
Intervensi
keperawatan :
1.
Auskultasi bising usus, catat lokasi dan
karakteristiknya.Rasional : bising usus mungkin tidak ada selama syok spinal.
2.
Observasi adanya distensi perut.
3.
Catat adanya keluhan mual dan ingin muntah,
pasang NGT. Rasional : pendarahan gantrointentinal dan lambung mungkin terjadi
akibat trauma dan stress.
4.
Berikan diet seimbang TKTP cair :
meningkatkan konsistensi feces
5.
Berikan obat pencahar sesuai pesanan.
Rasional: merangsang kerja usus
5.5
Diagnosa keperawatan : perubahan pola
eliminasi urine berhubungan dengan kelumpuhan syarat perkemihan.
Tujuan
perawatan : pola eliminasi kembali normal selama perawatan
Kriteria
hasil : produksi urine 50 cc/jam, keluhan eliminasi uirine tidak ada
Intervensi
keperawatan:
1.
Kaji pola berkemih, dan catat produksi urine
tiap jam. Rasional : mengetahui fungsi ginjal
2.
Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung
kemih.
3.
Anjurkan pasien untuk minum 2000 cc/hari.
Rasional : membantu mempertahankan fungsi ginjal.
4.
Pasang dower kateter. Rasional membantu
proses pengeluaran urine
5.6 Diagnosa keperawatan : gangguan integritas
kulit berhubungan dengan tirah baring lama
Tujuan keperawatan :
tidak terjadi gangguan integritas kulit selama perawatan
Kriteria hasil :
tidak ada dekibitus, kulit kering
Intervensi keperawatan :
1.
Inspeksi seluruh lapisan kulit. Rasional :
kulit cenderung rusak karena perubahan sirkulasi perifer.
2.
Lakukan perubahan posisi sesuai pesanan:
untuk mengurangi penekanan kulit
3.
Bersihkan dan keringkan kulit. Rasional:
meningkatkan integritas kulit
4.
Jagalah tenun tetap kering. Rasional:
mengurangi resiko kelembaban kulit
5.
Berikan terapi kinetik sesuai kebutuhan :
Rasional : meningkatkan sirkulasi sistemik dan perifer dan menurunkan tekanan
pada kulit serta mengurangi kerusakan kulit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar