PEMERIKSAAN FISIK
PADA ANAK
Persiapan alat :
v Meteran ¨ Spekulum hidung
v Pen light ¨ Kapas lidi
v Mistar ¨ Air gula, air garam dan kina
v Pilinan kapas ¨ Sarung tangan
v Kapas ¨ Garputala
v Bau-bauan seperti coklat dan mentega
Persiapan Pasien :
v Membina hubungan saling percaya dengan anak dan keluarga
v Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
Pemeriksaan
Fisik
1. K e p a l a
o
Kepala simetris kiri dan kanan
o
Bentuk kepala : makrosefali
atau mikrosefali
o
Tulang tengkorak :
·
Anencefali :
tidak ada tulang tengkorak
·
Encefalokel : tidak menutupnya
fontanel occipital
·
Fontanel anterior menutup : 18 bulan
·
Fontanel posterior
menutup : 2 bulan
·
Normal : mesocephal
o
Caput succedeneum :
berisi serosa, muncul 24 jam I dan hilang dalam 2 hari serta ukurannya lebih besar dari cephalhematoma
o
Cephalhematoma :
berisi darah, muncul 24 – 48 jam
dan hilang 2-3 minggu
o
Distribusi rambut dan warna :
·
Jika rambut berwarna kuning dan
gampang tercabut merupakan indikasi adanya gangguan nutrisi.
o
Ukuran lingkar kepala : 33 –
35 cm atau < 49 cm dan diukur dari atas alis
kebagian occipital yang paling runcing.
2. M u k a
o
Lakukan observasi pada saat
klien diam, tertawa, meringis, bersiul dan menutup mata
o
Pasien diminta mengerutkan
dahi, kemudian menutup mata kuat-kuat sementara jari-jari pemeriksa menahan kedua kelopak mata tetap
terbuka.
o
Pasien diminta menggembungkan
pipi seperti meniup balon sambil pemeriksa menahan kedua kelopak mata untuk
menentukan apakah udara dapat lolos lewat salah satu sudut mulut.
Normal bila muka
simetris dalam semua gerakan
o
Test sensibilitas kulit
wajah : dengan cara menyentuhkan air hangat dan air
dingin pada pipi, dan menyebutkan apa yang dirasakan
3. M a t a
o
Simetris kiri dan kanan
o
Alis tumbuh pada umur 2 – 3
bulan
o
Bulu mata sudah ada
o
Kelopak mata :
·
Edema
·
Ptosis : celah kelopak mata
menyempit karena kelopak mata atas jatuh
·
Enoftalmus :
Celah kelopak mata menyempit karena kelopak atas turun dan kelopak bawah
naik
·
Exoptalmus :
Pelebaran celah kelopak karena kelopak mata atas dan bawah tertarik
kebelakang
o
Pergerakan bola mata keenam arah utama yaitu lateral, medial, lateral atas, medial
atas, medial bawah, keatas dan kebawah..
o
Refleks kornea (N V)
·
Tutup mata yang satu dengan penutup
·
Minta klien untuk melirik
kearah laterosuperior (mata yang tidak tidak diperiksa)
·
Sentuhkan pilinan kapas pada
kornea
·
Respon refleks berupa kedipan kedua mata secara cepat
o
Refleks cahaya ada pada umur 2
bulan
·
Pen light dinyalakan dan mulai
dari samping
·
Cahaya diarahkan pada salah
satu pupil maka akan ada reaksi miosis
·
Pupil isokor kiri dan kanan
o Sklera : hiperbilirubinemia, konjungtiva
: anemis
o
Ketajaman penglihatan dengan
menggunakan snellen chard (N II)
o
Pemeriksaan lapang pandang (N
II) :
test konfrontasi
·
Sebagai obyek mempergunakan jari
·
Pemneriksa dan klien duduk
berhadapan, mata yang akan diperiksa berhadapan
dengan mata pemeriksa , biasanya yang berlawanan, mata kiri dengan mata
kanan pada garis dan ketinggian yang sama.
·
Jarak antara keduanya berkisar
60-100 cm. Mata yang lain ditutup. Obyek digerakkan oleh pemeriksa mulai
disamping telinga klien, apabila sudah tidak terlihat oleh pemeriksa maka
secara normal obyek tersebut dapat dilihat oleh klien
o
Lipatan epikantus
·
Taruh mistar pada medial
telinga dan mistar yang satu taruh
kearah puncak pinna. Sudut yang terbentuk < 10 o dan puncak pinna sejajar dengan epikantus.
Jika sudut yang terbentuk > 10 o dan
epikantus lebih tinggi dari puncak pinna, diduga down syndrome.
o Glabella Refleks : mengetuk dahi diantara kedua mata, hasil positif bila tiap ketukan mengakibatkan kedua mata klien berkedip.
o Doll eye refleks : bayi dipalingkan dan mata akan ikut tapi
hanya terfiksasi pada satu fokus.
4. H i d u n g
o
Posisi hidung apakah simetris
kiri dan kanan
o
Perhatikan jembatan hidung, jika
tidak ada diduga Down Syndrome
o
Cuping hidung masih keras
o
Pasase udara :
gunakan kapas dan letakkan didepan
lubang hidung , apabila bulu kapas bergerak berarti bayi bernafas dengan
normal
o
Gunakan spekulum untuk melihat
pembuluh darah mukosa, sekret, polip atau deviasi septum
o
Fungsi penciuman :
·
Tutup mata pasien
·
Tutup salah satu lubang hidung
·
Berikan bau-bauan dan pasien
diminta untuk menyebutkan bau apa
·
Tiap hidung diuji terpisah
(sebaiknya gunakan bau-bauan yang
berbeda dan dikenali oleh anak)
5. B i b i r
o
Bibir kering atau pecah-pecah
o
Periksa labioschizis
o
Taruh jari diatas lidah pasien,
hasil positif bila pasien menghisap (sucking
refleks)
o
Tekan pangkal lidah, hasil
positif bila ada refleks muntah (gag refleks)
o
Perhatikan ovula apakah simetris
dan ovula akan naik bila anak menangis
o
Periksa gigi dan gusi :
perdarahan atau pembengkakan
o Rooting refleks : bayi akan mencari benda yang diletakkan disekita mulutnya dan
kemudian akan mengisapnya
o Test rasa kecap (N VII)
·
Tetesi bagian 2/3 anterior
lidah dengan rasa manis, asin dan pahit, kemudian menentukan zat apa yang
dirasakan dan 1/3 bagian belakang lidah untuk pemeriksaan N IX
o Nervus Vagus
Menyuruh
pasien untuk berkata “aaah”, pada keadaan normal menyebabkan ovula terangkat
dan tetap berada dimedian
o Nervus Hipoglossus
Menyuruh
klien untuk menjulurkan lidah lurus-lurus kemudian menarik dan menjulurkan
dengan cepat.
Klien
kemudian disuruh menggerakkan lidahnya kekiri dan kekanan dengan cepat kemudian
menekankan pada pipi kiri dan kanan. Sementara
itu pemeriksa melakukan palpasi pada kedua pipi untuk merasakan kekuatan lidah
tadi.
6.
T
e l i n g a
o
Simetris kiri dan kanan
o
Daun telinga dilipat dan lama
baru kembali keposisi semula menunjukkan tulang rawan masih lunak
o
Canalis auditorius ditarik kebawah
kemudian kebelakang, untuk melihat serumen atau cairan amnion
o
Test sensorik :
mendengarkan suara garputala yang digetarkan atau suara bisikan
o
Starter Refleks : tepuk tangan dekat telinga maka mata akan
berkedip
7. L e h e r
o
Lipatan leher 2-3 kali
lebih pendek dari orang dewasa
o
Periksa arteri karotis
o
Vena jugularis
·
Posisi klien semifowler 45o
dan dimiringkan
·
Tekan daerah nodus kroikedeus
maka akan tampak adanya vena
·
Taruh mistar pada awal dan
akhir pembesaran vena tersebut, kemudian tarik garis imajiner untuk menentukan panjangnya
·
Nilai normalnya 10-12 cm
o
Raba tiroid :
daerah tiroid ditekan dan klien disuruh menelan, apakah ada pembesaran
o
Tonik Neck Refleks : kedua tangan ditarik dan kepala refleks
mengimbangi
o
Neck Righting
Refleks : posisi telentang, kemudian tangan ditarik kebelakang, pertama badan
akan ikut tertarik diikuti dengan kepala
o
Kaku Kuduk : klien
tanpa bantal, lakukan fleksi leher
(mendekatkan dagu kesternum),
mengalami tahanan karena nyeri yang timbul.
o
Brudzinski I : bila pada saat fleksi leher terjadi
juga fleksi pada kedua lutut
8. D a d a
o
Bentuk barrel
anterior-posterior dan transversal hampir sama 1 : 1 dan dewasa
1 : 2.
o
Pada infant, normalnya barrel
chest
o
Taktil fremitus ; dilakukan
dengan cara menempelkan tangan pada daerah punggung dan menyuruh klien menyebut
“enam-enam” sedangkan pada vokal fremitus dengan cara yang sama tapi
menggunakan stetoskop
o
Suara tracheal :
pada daerah trachea, proses pasase udara, intensitas tinggi, ICS 2.
o
Suara bronchial : pada
percabangan bronchus, pada saat udara masuk, intensitas keras, pada ICS 4-5
o
Suara bronchovesikuler :
pada bronchus sebelum alveolus, intensitas sedang, ICS 5
o
Suara vesikuler : pada
seluruh bagian lateral paru, intensitas rendah
o
Wheezing terdengar pada saat
inspirasi dan rales pada saat ekspirasi
o
Apeks pada ICS 4-5 mid
klavikula , S1 dan S2
dan pada katup S1 dan S2
o
Pada bayi, S3, S4 dan bising aorta masih fisiologis
9. P u n g g u n g
o
Pemeriksaan N.XI
o
Spina bifida okulta : ada
lekukan pada lumbosakral, tanpa herniasi dan distribusi lanugo lebih banyak
o
Spina bifida sistika : dengan herniasi, meningokel (berisi
meningen dan CSF) dan mielomeningokel
(meningen + CSF + saraf spinal)
o
Rib hum dan flank :
dalam posisi bungkuk, jika tulang belakang rata/simetris (skoliosis
postural) sedangkan jika asimetris/bahu
tinggi sebelah dan vertebra bengkok (skoliosis struktural) skoliometer > 40o
10.
T
a n g a n
o
Jumlah jari-jari
polidaktil ( > dari 5 ), sindaktil (jari-jari bersatu)
o
Anak :
kuku dikebawahkan dan tidak patah ; kalau patah diduga kelainan nutrisi
o
Ujung jari halus
o
Kuku clubbing finger < 180 o, diduga kelainan sistem pernafasan
o
Grasping refleks : meletakkan
jari pada tanagn bayi maka refleks
menggenggam
o
Palmar refleks :
tekan pada telapak tangan, akan menggenggam atau simpan bola maka akan
menggenggam
o
Monitor vital sign
o
ROM
11. A b d o m e n
o
Tali pusat , 2
arteri, 1 vena
o
Observasi adanya pembengkakan
atau perdarahan
o
Terdengar bising usus
o
Peristaltik usus
o
Hati teraba 1-2 cm dibawah
costa
o
Ada distensi atau tidak : diduga atresia ani atau hirschprung
12. P e l v I s
o
CDH : test gluteal, lipatan paha simetris/tidak
o
Ortholani test : lutut ditekuk sama tinggi atau tidak
o
Barlow test :
tekuk kedua lutut dan regangkan kesamping, ada bunyi klik
o
Trendelenberg test :
berdiri angkat satu kaki, lihat posisi pelvis simetris/tidak
o
Waddling gait :
jalan seperti bebek
o
Thomas test : lutut kanan ditekuk dan dirapatkan kedada,
sakit dan lutut kiri akan terangkat
13. L u t u t
o Ballotement patella : tekanan
mendorong kuat akan menimbulkan bunyi klik jika ada cairan diantaranya.
o Mengurut kantong supra
patella kebawah akan timbul tonjolan pada kedua sisi tibia jika ada cairan,
diduga arthritis
o Refleks patella
14. K a k i
o
Lipatan kaki, apakah 1/3,
2/3 bagian atau seluruh telapak kaki
o
Talipes : kaki
bengkok kedalam (kongenital)
o
Clubfoot :
otot-otot kaki tidak sama panjang, kaki jatuh kedepan
o
Babinski
o
Stepping refleks :
berusaha menginjak dan berdiri
o
Grasp refleks : kaki
jari menggenggam
o
Moro refleks :
kaget dan semua persendian fleksi, jika tetap flaccid kemungkinan ada cerebral palsy
Kebutuhan
Cairan
Komposisi
cairan :
v Dewasa : 50 – 60 %
v Anak-anak : 60 – 65 %
v Bayi : 65 – 80 %
v Cairan : CIS 40% dan CES 20%, terdiri dari interstitiel 15 % dan vaskuler 5 %
Output
Insensibel Water Loss (IWL)
: nafas, keringat, metabolisme
v Dewasa : 8-10 cc/kg BB/hari
v Bayi : 30 – 50- cc/kg BB/hari
Sensibel Water Loss (SWL) :
v Urine ® - Bayi : 2-3 cc/kg BB/hari
- Anak > 3
tahun, prasekolah : 1-2 cc/kg BB/jam
-
Dewasa : 0,5 – 1 cc/kg BB/hari
v Feses : 100-200 cc/kgBB/1 kali BAB
v Muntah : 100 cc
Bila ada kenaikan suhu
: A ( IWL + SWL )
+ 200 cc (suhu sekarang - 36,80 C)
Input
Maintenance cairan
:
v Sampai dengan 10 kg = 100 cc/kgBB/hari
v 10 – 20 kg =
1000 cc + 50 cc/kgBB/hari
v > 20 kg = 1500 cc + 20 cc/kgBB/hari
Example :
Indra , 12 tahun, 35 kg, 38,5oC
Output
Þ
IWL = (30-18) X 35
= 630
SWL
= Urine : 1 X 35 X 24
Þ
840
Feses : 100 Þ Jadi
IWL dan SWL = 1570
Untuk kenaikan suhu : 1570 + 200 ( 38,5 – 36,8 ) = 1910
Dehidrasi
Ø Isotonis : pengeluaran air dan elektrolit seimbang, Na
dalam keadaan normal
Ø Hipotonis : Pengeluaran elektrolit yang tidak diseertai
dengan air (overhidrasi)
Ø Hipertonis : pengeluaran air yang tidak disertai dengan
elektrolit
Rehidrasi
Ø Dengan cara Golg Berger I
·
Bila ada tanda haus dan tidak
ada tanda klinis lain Þ kehilangan air 2% dari BB
kering, oliguria
·
Defisit air 60% dari BB
Kehilangan air 2% dari
BB, usus, mulut
Ø Dengan Golg Berger II
·
Bila klien dapat ditimbang tiap
hari ® kehilangan BB 4 kg » 4 liter (fase akut)
Ø Dengan Golg Berger III
·
Rumus : Na2 X BW2
= Na1 X BW1
·
Nanormal : 142 meq Þ 150
X 45 = 142 BW1
BW1 =
6750/142
= 47,5 ® 47,5 - 45
= 2,5 » 2,5 liter
Ø Dengan cara Daljiyono
|
Score
|
· Muntah
· Suara serak
· Apatis
· Somnolen – coma
· Tensi £ 90
mmHg
· Nadi ³ 120 X/menit
· Nafas kusmaul ³ 20
X/menit
· Turgor kulit kurang
· Mata dan pipi cekung
· Jari tangan keriput
· Sianosis
· Umur 50 tahun keatas
· Umur 60 tahun keatas
|
1
2
1
2
2
1
1
2
1
1
-1
-2
|
Rumus : score X 10
% BB x 1 liter
15
Ø Dengan Bj plasma
Rumus : Bj plasma sekarang -
1,025 X BB
X 4 cc
0,001
Ø Penggunaan sistem score dari
WHO
Bagian tubuh yang diperiksa
|
Nilai untuk yang
1
|
ditemukan
2
|
gejala
3
|
Keadaan umum
|
Baik
|
Gelisah, lemah,.
mengantuk
|
Mengigau, koma atau syok
|
Mata
|
Normal
|
Agak cekung
|
Sangat cekung
|
Mulut
|
Normal
|
Kering
|
Sanagt kering,biru
|
Pernafasan
|
20 – 30 X/menit
|
31 - 40 X/menit
|
41 – 60 XC/menit
|
Turgor kulit
|
Baik
|
Menurun
|
Jelek
|
Denyut nadi
|
< 120 X/menit
|
121 – 140 X/menit
|
>140 X/menit
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar