Indikasi
blok simpatis
Penyakit vaskular perifer
Blokade simpatis dapat digunakan untuk kondisi-kondisi berikut;
1.
Gangguan
vaskuler akut: vasospasme
pasca-trauma; oklusi akut pada arteri atau vena; cedera karena suhu dingin, injeksi obat
intra-arterial yang salah, contohnya thiopentone atau penyalahgunaan obat yang terkontaminasi.
2.
Kondisi Vasospastik kronis : sindrom Raynaud; acrocyanosis;
livedo retikulkaris, gejala sisa akibat
cedera atau penyakit pada
medulla spinalis (seperti polio).
3.
Penyakit
sumbatan arteri kronis :
Tromboangitis obliterans (penyakit Buerger); dan aterosklerosis.
4.
Untuk
penggunaan perioperatif : Bedah
mikrovaskuler, operasi untuk membuat fistula arteriovena untuk tujuan dialisis.
Namun, tidak ada uji
kontrol mengenai simpatektomi (dengan bahan) kimia pada penyakit pembuluh darah perifer dan banyak
diantara bukti-bukti hanya merupakan
pendapat (anekdot) (Gordon 1994). Sulit untuk memprediksikan hasil blok pada pasien aterosklerosis. Blok
simpatis neurolitik lumbal disinyalir dapat meredakan nyeri dan mempercepat
penyembuhan ulkus kulit pada 65-75%
pasien aterosklerosis meski prosedurnya
kurang menguntungkan untuk
dilakukan. Hal ini disebabkan
karena simpatektomi dapat meningkatkan aliran darah ke kulit, namun
tidak memperbaiki aliran nutrisi ke otot. Namun, Gleim dkk (1995) tidak
sependapat dengan pandangan ini dan mereka melaporkan hilangnya rasa nyeri
dalam waktu singkat dan bertahan lama secara signifikan pada saat pasien
berjalan jauh setelah dilakukan blok simpatis lumbal dengan neurolitik. Efek
ini dapat berlangsung sampai 6-9 bulan
dan selama kurun waktu ini dapat terbentuk sirkulasi kolateral pada pasien.
Hasil ini sebanding dengan
simpatektomi melalui pembedahan, namun
dengan morbiditas dan mortalitas
yang lebih rendah. Pada prosedur amputasi, blok simpatis preoperatif dapat membantu menentukan batas-batas
viabilitas jaringan, dan
juga mempercepat penyembuhan ujung luka amputasi namun hanya sedikit bukti yang mendukung pendapat
umum selama ini bahwa bahwa blok epidural preoperatif dapat menghilangkan nyeri
pada ujung luka amputasi atau nyeri phantom setelah amputasi. (Nikolasjen &
Jensen 2001). Nyeri luka amputasi atau nyeri phantom ini terkadang dibantu oleh
blokade simpatis; namun pengobatannya secara umum sulit dan tidak memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar