Gangguan kognitif
pada pasien akan
mempengaruhi pada kemampuan
berpikir dan rasional sesorang. Repon kognitif yang ditimbulkan berbeda
dan tergantung pada bagian yang
mengalami gangguan. Perubahan dalam perilaku juga akan terjadi. Pada kasus demensia akan mengalami respon kognitif
yang maladaptip.
Untuk
mengetahui lebih lanjut masalah yang terjadi pada pasien perlu dkaji lebih lanjut tentang Gangguan kognitif pada
pasien.
Pemberian asuhan keperawatan yang
maksimal dapat membantu pasien untuk
menghadapi masalahnya dan meminimalkan resiko yang akan terjadi.
GANGGUAN KOGNITIF
I. Defenisi :
Kognitif adalah
: Kemampuan berpikir
dan memberikan rasional,
termasuk proses mengingat,
menilai, orientasi, persepsi dan memperhatikan ( Stuart and Sundeen, 1987. Hal.612).
Gangguan
kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak, karena kemampuan pasien untuk berpikir akan dipengaruhi oleh keadaan otak .
Demensia : Demensia
merupakan suatu sindroma yang menunjukkan adanya kemunduran intelegensi. Gejala
demensia meliputi melemahnya daya ingat dan penilaian, disorientasi waktu dan
tempat, serta hilangnya fungsi-fungsi intelek lainnya yang terjadi tanpa
gangguan tingkat kesadaran. Sindroma ini dapat terjadi secara cepat atau
berangsur pada semua tahapan umur manusia.
Demensia pada usia muda disebut oligofrenia.Demensia dapat dibedakan antara yang dapat dipulihkan
dan tidak. Yang tidak dapat pulih biasanya berhubungan dengan otak, antara lain
demensia senilis (suatu bentuk kepikunan seperti orang lanjut usia) dan
penyakit Alzheimer.
Sementara yang dapat ditangani adalah demensia karena keracunan obat, radang
selaput otak, depresi berat, tumor, atau beberapa penyakit ginjal, hati,
jantung, dan paru-paru.
Penyempitan pembuluh darah otak, yang menyebabkan berkurangnya aliran darah ke
otak, merupakan salah satu penyebab demensia pada orang lanjut usia. Sindroma
ini disebut demensia aterosklerosis. Kerusakan otak pada demensia jenis ini
berjalan secara bertahap. Kehilangan ingatan biasanya merupakan tanda-tanda
awal, diikuti dengan keadaan tidak sadar yang berturut-turut dan kepribadian
yang berubah.Jenis lainnya adalah demensia prekoks, yang sebenarnya merupakan
nama lain untuk skizofrenia, salah satu bentuk kegilaan yang diderita orang
dewasa awal. Istilah ini sebetulnya kurang tepat karena tidak semua penderita
skizofrenia mengalami demensia.Pada mulanya terdapat banyak kekeliruan dalam
penggunaan istilah bagi demensia pada orang-orang usia lanjut dan demensia pada
orang yang relatif muda. Pada tahun 1860, istilah demence precose atau
demensia prematur diperkenalkan untuk menggambarkan kerusakan intelegensi yang
sangat parah pada orang yang relatif muda atau dewasa. Istilah ini kemudian
diganti menjadi demensia prekoks. Baru pada tahun 1911, seorang ilmuwan bernama
E. Blueler memperkenalkan istilah skizofrenia untuk kelompok tersebut. arp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar