Kecemasan merupakan
perasaan yang terus-menerus akan kesedihan dan ketidakpastian (Ellis dan Nowlis;1994
dalam Chitty;1997) cemas berbeda dengan rasa takut ,dimana cemas disebabkan
oleh hal-hal yang tidak jelas (Ellis dan Nowlis;1994 dalam Chitty;1997)
termasuk didalamnya klien yang akan menjalani operasi karena mereka tidak tahu
konsekuensi pembedahan dan takut terhadap prosedur pembedahan itu
sendiri.(Chitty, 1997)
Gejala kecemasan
meliputi fisik,emosi dan kognitif. Kecemasan yang sering muncul pada pasien
merupakan salah satu respon individu terhadap situasi yang mengancam atau
mengganggu integritas diri.(Kozier & Erb, 1991; Long,Barbara C,1996)
Berbagai dampak psikologis yang dapat muncul adalah adanya ketidaktahuan akan
pengalaman pembedahan yang dapat mengakibatkan kecemasan yang terekspresi dalam
berbagai bentuk seperti marah, menolak atau apatis terhadap kegiatan
keperawatan. Klien yang cemas sering menggalami ketakutan atau perasaan tidak
tenang (Rotrock, 1999). Berbagai bentuk ketakutan muncul seperti ketakutan akan
hal yang tidak diketahui seperti terhadap pembedahan, anastesi, masa depan, keuangan
dan tanggungjawab keluarga; ketakutan akan nyeri atau kematian atau ketakutan
akan perubahan citra diri dan konsep diri. (Lilis & taylor, 1997)
Kecemasan dapat
menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya
sering mengaktifkan syaraf otonom dimana detak jantung menjadi bertambah,
tekanan darah naik, frekuensi nafas bertambah dan secara umum mengurangi
tingkat energi pada klien, sehingga dapat merugikan individu itu sendiri
(Rothrock, 1999). Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi; kecemasan merupakan
stressor yang dapat menurunkan sistem imunitas tubuh. Hal ini terjadi melalui
serangkaian aksi yang diperantarai oleh HPA-axis (Hipotalamus, Pituitari dan
Adrenal). Stress akan merangsang hipotalamus untuk meningkatkan produksi CRF (Corticotropin Releasing Factor). CRF ini
selanjutnya akan merangsang kelenjar pituitari anterior untuk meningkatkan
produksi ACTH (Adreno Cortico Tropin
Hormon.(Guiton & Hall, 1996). Hormon ini yang akan merangsang kortek
adrenal untuk meningkatkan sekresi kortisol. Kortisol inilah yang selanjutnya
akan menekan sistem imun tubuh (Ader, 1996)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar