Kecemasan berasal
dari bahasa latin “angere” yang berarti “untuk menghadapi (to strange) atau
“untuk distress”. Hal ini berkaitan dengan kata “anger” yang berarti
‘kesedihan’ atau ‘masalah’. Kecemasan juga berkaitan dengan kata “to anguish’
yang menggambarkan adanya ‘nyeri akut, penderitaan dan distress’. May mendefinisikan sebagai
“keprihatinan yang terus-menerus yang tidak jelas secara alami dan berhubungan
dengan perasaan ketidakpastian dan keputusasaan” (diffuse apprehension that is
vague in nature and associated with feelings of uncertainly and helplessness) (Stuart, Gail W;Laraia,
Michele T, 1998). Kecemasan merupakan
perasaan yang terus-menerus akan kesedihan dan ketidakpastian (Ellis dan
Nowlis;1994 dalam Chitty;1997)
Kecemasan
merupakan pengalaman individual yang bersifat emosional dan subyektif yang
tidak dapat diobservasi secara langsung. Kecemasan adalah emosi tanpa obyek
yang jelas. Biasanya kecemasan timbul tanpa diketahui dan akibat adanya
pengalaman baru.
Karakteristik kecemasan berbeda dengan rasa takut,
Ketakutan memiliki obyek yang jelas dimana seseorang dapat mengidentifikasikan
dan menggambarkan obyek ketakutan. Ketakutan melibatkan penilaian intelektual
terhadap stimulus yang mengancam sedangkan kecemasan merupakan penilaian
emosional terhadap penilaian itu. Ketakutan diakibatkan oleh paparan fisik
maupun psikologis terhadap situasi yang mengancam. Ketakutan menyebabkan
kecemasan. Dua pengalaman emosi ini dibedakan dalam ucapan yaitu kita
mengatakan memiliki rasa takut tetapi menjadi cemas. Inti permasalahan dalam
suatu bentuk kecemasan adalah pada penjagaan diri. Kecemasan terjadi sebagai
akibat adanya ancaman terhadap keberadaan diri (selfhood), self-esteem (harga
diri), atau pada identitas diri, Kecemasan dapat terjadi pada orang yang takut
mendapatkan hukuman, celaan, penolakan cinta, gangguan hubungan, isolasi, atau
kehilangan fungsi tubuh. (Stuard, Gail W, Laraia, 1998)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar