A. Perubahan
Fisiologik Seksual Akibat Proses Menua
Pada wanita
lansia terjadi produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium menurun saat
menopause. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi meliputi penipisan
dinding vagina dengan pengecilan ukuran dan hilangnya elastisitas, penurunan
sekresi vagina, mengakibatkan kekeringan, gatal dan menurunnya keasaman vagina
; involusio (atropi) uterus dan ovarium dan penurunan tonus muskulus pubo
koksigeus, mengakibatkan lemasnya vagina dan perineum. Perubahan tersebut
berakibat perdarahan pervagina dan nyeri saat bersenggema. Pada pria lansia,
penis dan testis menurun ukurannya dan keadaan androgen berkurang. Dan untuk
respon seksual pada pria dan wanita juga terjadi penurunan.
Jadi pada
dasarnya perubahan fisiologik yang terjadi pada aktivitas seksualitas pada
lanjut usia berlangsung secara bertahap dan menunjukan status dasar dari
aspek vaskuler, hormonal dan neurologiknya. (Alexander and Allison, 1989).
Untuk suatu pasangan suami istri, bila semasa usia dewasa dan pertengahan
aktivitas seksual mereka normal akan kecil sekali kemungikanan mereka akan
mendapatkan masalah dalam hubungan seksualnya.
Pengaruh
Umum Penuaan Fungsi Seksual Pria. Secara umum , pengaruh penuaan fungsi seksual
pada pria meliputi hal-hal berikut :
§ Terjadinya
penurunan sirkulasi testosteron, tapi jarang mengakibatkan gangguan fungsi
seksual pada lansia yang sehat.
§ Ereksi penis
memerlukan waktu lebih lama dan mungkin tidak sekeras sebelumnya. Perangsangan
langsung pada penis seringkali diperlukan.
§ Ukuran
testis tidak bertambah, elevasinya lambat dan cenderung turun.
§ Kelenjar
penis tampak menurun.
§ Kontrol
ejekulasi meningkat. Ejekulasi mungkin terjadi setiap tiga episode seksual.
Penurunan fungsi ejekulasi sulit untuk disembuhkan.
§ Dorongan seksual jarang terjadi pada pria di
atas 50 tahun.
§ Tingkat
orgasme menurun atau hilang.
§ Kekuatan
ejakulasi menurun sehingga orgasme kurang semangat.
§ Ejakulasi
selama orgasme terdiri dari satu atau dua kontraksi pengeluaran, sedangkan pada
orang yang lebih muda dapat terjadi empat kontraksi besar dan diikuti kontraksi
kecil sampai beberapa detik.
§ Penurunan
tonus otot menyebabkan spasme pada orgsn genital eksterna yang tidak biasa.
Frekwensi kontraksi sfingter ani selama orgasme menurun.
§ Setelah
ejakulasi, penurunan ereksi dan testis lebih cepat terjadi.
§ Kemampuan
ejakulasi setelah ereksi semakin panjang, pada umumnya dua belas sampai empat
puluh delapan jam setelah ejakulasi. Ini berbeda pada orang muda yang hanya
membutuhkan waktu beberapa menit saja.
§ Pada
klimaksnya, hubungan seksual masih memberikan kepuasan yang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar