Aritmia
merupakan manifestasi EKG tambahan pada iskemik atau infark miokard. Sinus
takikardi, diakibatkan oleh nyeri, cemas atau gagal jantung dan sinus
bradikardi paling sering terjadi aritma supraventikular. Sinus bradikardi
biasnya terlihat pada keadaan keadaan iskemik inferior sebagai akibat dari
tingginya konsentrasi vagal everen pada dinding inferioposterior dan sinus
nodus. Kurang sering aritmia supraventrikular termasuk didalamnya atrial
takikardi, dan atrial fibrilasi. (lihat chapter 31). Hal dasar yang menyebabkan
aritmia adalah iskemik atrial dan peningkatan tekanan atrium kiri mengakibatkan
kegagalan pompa jantung, perikarditis atau kelebihan katekolamin. Kontraksi
ventrikel tidak pada waktunya juga sering terjadi. Meskipun kurang mendapat
perhatian, hal ini dapat menjadi tanda dari aritmia venttrikel yang lebih
serius seperti takikardi ventrikel polimorfik (VT) atau fibrilasi ventrikel
(VF) (lihat chapter 31).
Terapi aritmia atrium bergantung
pada hemodinamik poasien dan derajad disfungsi sistolik. Jika seorang pasien
dengan fibrilasi atrium atau denyutan pada iskemik yang aktif dan atau
hemodinamik yang tidak stabil, diperlukan kardioversi elektrik yang harus
segera dilakukan. Jika keadaan stabil, pasien dapat diterapi pertama dengan
agen blok nodus atrioventrikular untuk respon ventrikular yang lambat, seperti
beta bloker atau blok chanel calcium intravena, diikuti dengan pemberian
kardioversi, salah satunya zat kimia atau elektrik.
Terapi
distritmia ventrikular juga bergantung dari kestabilan pasien (lihat chapter
31) pasien dengan VT atau dengan VF yang tidak stabil seharusnya juga
dikardioversi elektrik dengan segera. Pasien yang menderita VT yang tidak
disertai iskemia aktif atau hemadinamik tidak stabildapat diterapi awal dengan
lidokain atau prokainamid intravena. Amiodarone parenteral adalah agen
antiaritmia alternatif untik pasien dengan VT yang rekuren atau sukar
disembuhkan denga terapi lain. Jika dalam jangka panjang terapi antiaritmia
menjadi penting, diguynakan obat tipe IA (seperti, prokainamid, quinidin) atau
tipe III (seperti, amiodarone, sotalol) atau kardioverter-defibrillator mungkin
dapat dilakukan. Konsultasi kardiologi dan studi elektrophysiologik harus
menjadi pedoman terapi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar