Sabtu, 28 Desember 2013

MANIFESTASI KLINIK ANGINA DAN NYERI DADA

PENYAJIAN KLINIK ANGINA DAN NYERI DADA

 

Gejala

            Gejala khas angina dapat dikelompokkan dari rasa tidak enak  yang sedikit sampai nyeri hebat. Seringkali rasa tidak enak ini dirasakan sebagai tekanan, rasa berat atau sukar menelan. Jika  disertai “nyeri”, seringkali dirasakan seperti rasa remuk, rasa diremas atau terbakar. Secara klasik, angina berlokasi di substernal dan menjalar ke lengan kiri, leher atau rahang bawah. Rasa tidak enak superficial mungkin disebabkan oleh iskemik miokard. Lagipula, rasa tidak enak di dada akibat iskemik miokard ini tidak dimulai tiba-tiba dengan intensitas maksimal tetapi terjadi dengan intensitas yang maikn lama makin kuat.
            Ada tiga (3) perbedaan sindrom angina yang dikenal; Angina Provokabel, umumnya akibat perubahan sementara pada balans suplai dan kebutuhan miokard dalam keadaan stabil, yang membatasi aliran darah miokard plak aterosklerotik. Angina secara anatomi berbeda dari angina provokasi. Ini akibat dari rupturnya plak stabil sebelumnya dengan superimpose trumbus. Proporsi yang signifikan pada pasien dengan angina yang tidak stabil dapat berkembang menjadi infark miokard akut, hal ini menggambarkan oklusi yang komplit pada arteri koronaria. Varian atau prinzmetal’s angina, ini berhubungan dengan vasospasme arteri koronaria, yang tidak disebabkan provokabel akibat ruptur plak dan umumnya terjadi pada saat istirahat.
            Deferensial diagnosis dari nyeri dada pada pasien di ICU luas dan termasuk penyebab dari sejumlah penyakit kardiovaskuler (tabel 34-1). Nyeri esofageal memberikan beberapa gejala dengan angina klasik, yang khas terjadi pada retrosternal dan berkurang dengan pemberian nitrogliserin. Bila nyeri, diperberat dengan, seperti reflaks gastreosofageal atau dengan gerakan seperti penyakit musculaskletal, ini kecil kemungkinan akibat iskemik miokard. Gambaran nyeri dada ini sangatlah membantu dalam membedakan penyakit kardiopulmonar yang lain. Misalnya, nyeri dada pada perikarditis, bersifat menusuk dan pleuritik, diperingan dengan membungkuk. Nyeri dada pada diseksi aorta dalam intensitasnya , segera mencapai intensitas yang maksimal dengan cepat dan menjalar ke punggung atau panggul. Nyeri dada pada emboli paru, biasanya lebih sering seperti rasa tertusuk dan disertai dengan disprev, hipoksemia atau hemoptisis, dengan tidak ditemukannya tanda lain pada gagal jantung kiri.
            Meskipun rasa tidak enak pada dada, seringkali dikeluhkan oleh pasien dengan iskemik jantung, beberapa gejala tertentu yang berhubungan sering membantu diagnosis. Pasien seringkali mengalami disprev akibat penigkatan edema interstitial paru dan diaforesis akibat instabilitas otonom. Mual dan muntah karena dilatasi lambung terjadi sebagai akibat stimulasi reseptur sensoris jantung, sinkop dapat menyertai iskemik atau infark, secara khas salah satunya diperantari oleh vasovagal atau diakibatkan oleh takiaritma atau bradiaritmia.

Temuan Fisis


            Tanda fisis iskemik miokard seringkali memberikan gejala yang tidak spesifik pada pasien dengan penyakit yang kritis. Agitasi, takipneu, dan ketidakstabilan hemodinamik, dapat saja tidak dikenali sebagai manifestasi iskemik jika indeks kecurigaan dan pemeriksaan rendah terjadi dan disertai dengan pulsasi berkas serabut jantung, maka harus dianggap kardiak output jantung menurun. Kemungkinan, bradikardi dapat juga terlihat, bisa disebabkan oleh aktifitas tonus vagal yang berlebihan atau iskemik nodus sinoatrial atau atrioventrikular, hal ini berhubungan dengan perfusi perifer yang jelek, menandakan iskemik atau infark ventrikel kanan. Hipertensi dapat menyertai iskemik yang menyebabkan pelepasan katekolamin yang berlebihan, sedangkan hipotensi relatif dapat juga terjadi berdasarkan kegagalan kardiak output. Iskemik miokard dapat juga menyebabkan gejala perifer berupa kulit kelabu akibat vasokonstriksi perifer atau sianosif, pengisian kapiler yang lambat dan gambaran seperti livedo retikulans akibat kurangnya output jantung. Tekanan vena jugularis dapat meningkat jika terjadi kegagalan pompa ventrikel kanan. Bila iskemik disertai kegagalan jantung ventrikel kiri, maka pada auskultasi paru dapat terdengar suara, akibat pembukaan alveoli yang berisi cairan atau wheezing, disebabkan oleh refleks bronkhokonstriksi. Pada pemeriksaan jantung dapat terdengar bunyi S3 atau S4 gallop dari disfungsi sistolik atau diastolik akut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar