PENYAJIAN KLINIK ANGINA DAN NYERI DADA
Gejala
Gejala khas angina dapat
dikelompokkan dari rasa tidak enak yang
sedikit sampai nyeri hebat. Seringkali rasa tidak enak ini dirasakan sebagai
tekanan, rasa berat atau sukar menelan. Jika
disertai “nyeri”, seringkali dirasakan seperti rasa remuk, rasa diremas
atau terbakar. Secara klasik, angina berlokasi di substernal dan menjalar ke
lengan kiri, leher atau rahang bawah. Rasa tidak enak superficial mungkin
disebabkan oleh iskemik miokard. Lagipula, rasa tidak enak di dada akibat
iskemik miokard ini tidak dimulai tiba-tiba dengan intensitas maksimal tetapi
terjadi dengan intensitas yang maikn lama makin kuat.
Ada tiga (3) perbedaan sindrom
angina yang dikenal; Angina Provokabel, umumnya akibat perubahan sementara pada
balans suplai dan kebutuhan miokard dalam keadaan stabil, yang membatasi aliran
darah miokard plak aterosklerotik. Angina secara anatomi berbeda dari angina
provokasi. Ini akibat dari rupturnya plak stabil sebelumnya dengan superimpose trumbus.
Proporsi yang signifikan pada pasien dengan angina yang tidak stabil dapat
berkembang menjadi infark miokard akut, hal ini menggambarkan oklusi yang
komplit pada arteri koronaria. Varian atau prinzmetal’s angina, ini berhubungan
dengan vasospasme arteri koronaria, yang tidak disebabkan provokabel akibat
ruptur plak dan umumnya terjadi pada saat istirahat.
Deferensial diagnosis dari nyeri
dada pada pasien di ICU luas dan termasuk penyebab dari sejumlah penyakit
kardiovaskuler (tabel 34-1). Nyeri esofageal memberikan beberapa gejala dengan
angina klasik, yang khas terjadi pada retrosternal dan berkurang dengan
pemberian nitrogliserin. Bila nyeri, diperberat dengan, seperti reflaks
gastreosofageal atau dengan gerakan seperti penyakit musculaskletal, ini kecil
kemungkinan akibat iskemik miokard. Gambaran nyeri dada ini sangatlah membantu
dalam membedakan penyakit kardiopulmonar yang lain. Misalnya, nyeri dada pada
perikarditis, bersifat menusuk dan pleuritik, diperingan dengan membungkuk.
Nyeri dada pada diseksi aorta dalam intensitasnya , segera mencapai intensitas
yang maksimal dengan cepat dan menjalar ke punggung atau panggul. Nyeri dada
pada emboli paru, biasanya lebih sering seperti rasa tertusuk dan disertai
dengan disprev, hipoksemia atau hemoptisis, dengan tidak ditemukannya tanda
lain pada gagal jantung kiri.
Meskipun rasa tidak enak pada dada,
seringkali dikeluhkan oleh pasien dengan iskemik jantung, beberapa gejala
tertentu yang berhubungan sering membantu diagnosis. Pasien seringkali mengalami
disprev akibat penigkatan edema interstitial paru dan diaforesis akibat
instabilitas otonom. Mual dan muntah karena dilatasi lambung terjadi sebagai
akibat stimulasi reseptur sensoris jantung, sinkop dapat menyertai iskemik atau
infark, secara khas salah satunya diperantari oleh vasovagal atau diakibatkan
oleh takiaritma atau bradiaritmia.
Temuan
Fisis
Tanda fisis iskemik miokard
seringkali memberikan gejala yang tidak spesifik pada pasien dengan penyakit
yang kritis. Agitasi, takipneu, dan ketidakstabilan hemodinamik, dapat saja
tidak dikenali sebagai manifestasi iskemik jika indeks kecurigaan dan
pemeriksaan rendah terjadi dan disertai dengan pulsasi berkas serabut jantung,
maka harus dianggap kardiak output jantung menurun. Kemungkinan, bradikardi dapat
juga terlihat, bisa disebabkan oleh aktifitas tonus vagal yang berlebihan atau
iskemik nodus sinoatrial atau atrioventrikular, hal ini berhubungan dengan
perfusi perifer yang jelek, menandakan iskemik atau infark ventrikel kanan.
Hipertensi dapat menyertai iskemik yang menyebabkan pelepasan katekolamin yang
berlebihan, sedangkan hipotensi relatif dapat juga terjadi berdasarkan
kegagalan kardiak output. Iskemik miokard dapat juga menyebabkan gejala perifer
berupa kulit kelabu akibat vasokonstriksi perifer atau sianosif, pengisian
kapiler yang lambat dan gambaran seperti livedo retikulans akibat kurangnya
output jantung. Tekanan vena jugularis dapat meningkat jika terjadi kegagalan
pompa ventrikel kanan. Bila iskemik disertai kegagalan jantung ventrikel kiri,
maka pada auskultasi paru dapat terdengar suara, akibat pembukaan alveoli yang
berisi cairan atau wheezing, disebabkan oleh refleks bronkhokonstriksi. Pada
pemeriksaan jantung dapat terdengar bunyi S3 atau S4
gallop dari disfungsi sistolik atau diastolik akut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar