Sabtu, 28 Desember 2013

NYERI DADA

NYERI DADA


            Penilaian nyeri dada dan pengenalan iskemik miokard pada pasien di ICU (Intensive Care Unit) merupakan keterampilan yang mendasar dari para intensivist. Peningkatan aliran darah miokard sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan metobolik miokard, yang dicetuskan oleh penyakit kritis bergantung pada patensi arteri keronaria. Beberapa stenosis tertentu ( ³ 75% lumen) pada vasa epicardial dapat membatasi penambahan aliran darah miokard ini mengganggu keseimbangan suplay / kebutuhan normal dan mencetuskan terjadinya iskemia. Di ICU, deman, nyeri dan katekolamin endogen atau eksogen dapat menyebabkan terjadinya takikardi, kontraktilitas miokard meningkat dan menyebabkan peningkatan tekanan dinding sistol. Semuanya ini meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. Selanjutnya, peningkatan kapasitas daya muat oksigen dapat berkurang, sebagai konsekuensi dari hipoksemia atau anemia, keduanya dapat mengurangi suplai oksigen miokard.
            Pada pasien post operatif, suplai oksigen dapat juga berkurang akibat hilangnya darah intraoperatif, hipotensi yang berhubungan dengan zat anastetik dan apioid. Seperti pada penyakit yang berat, pemulihan dari trauma atau intervensi operasi mayor menyebabkan kebutuhan ekstra miokard dengan meningkatkan konsumsi oksigen tubuih total per menit (lihat chapter 84). Akhirnya, balance suplai / kebutuhan oksigen dapat juga diimbangi oleh intervensi farmakologik. Sebagai contoh, vasa-konstriktor pitressin (digunakan untuk terapi perdarahan varises gastrointestinal, lihat chapter 61) dapat menyebabkan spasme koronaria dan harus diberikan bersamaan dengan nitrogliserin untuk menghindari iskemik miokard.
            Gejala iskemik atau infark miokard dapat menjadi sulit dibedakan dalam menentukan, pada pasien yang sangat kritis karena adanya komorbit penyakit dan obat sedativ. Bahkan pada saat mampu berkomunikasi, hampir 20% dengan iskemik atau infark miokard akut tidak disertai dengan adanya rasa tidak enak pada dada. Pada kasus ini, iskemik bersifat “silent”, hanya sebagai manifestasi tidak adanya gejala objektif pada keadaan pasien yang sadar. Oleh karena itu, pengenalan iskemik di ICU memerlukan monitor ketat hemodinamik yang teliti, ditujukan pada pemeriksaan fisis dan dari perubahan EKG (elektrokardiografi) dari keadaan normalnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar