Respon Segmental.
Respon ini terjadi pada tingkat medulla spinalis, dimana rangsang nyeri
perifer yang dihantarkan oleh serabut saraf A-delta dan C, akan mengaktifkan kornu posterior dan juga
kornu anterior serta lateralis medulla spinalis.
Aktifasi tingkat medulla spinalis ini
dapat menyebabkan spasme otot, spasme pembuluh darah dan menekan aktifitas
saluran cerna. Spasme otot yang terjadi akan menjadi sumber stimuli baru,
sehingga rasa nyeri dirasakan lebih hebat, demikian pula dengan adanya spasme
pembuluh darah akan menyebabkan iskemia dan hipoksia jaringan yang
mengakibatkan asidosis jaringan serta akan menurunkan nilai ambang nyeri,
sehingga rasa nyeri yang timbul menjadi semakin hebat. Selain itu asupan
rangsang nyeri dari kulit dapat mengaktifasi medulla spinal sehingga timbul
reflek kutaneo-visceral yang akan menyebabkan menurunnya peristaltik usus
dengan segala resikonya.
3. Respon
Suprasegmental
Respon suprasegmental ini terjadi sebagai akibat stimulasi pusat saraf
otonom di Hypothalamus, yang manifestasinya adalah meningkatnya aktifitas saraf
simpatis. Dan didalam klinis manifestasinya berupa vasokontriksi, meningkatnya
denyut nadi, curah jantung , meningkatnya tekanan darah dan terjadi pelepasan
hormon steroid dari glandula suprarenalis.
4. Respon
Kortikal
Respon ini juga terjadi pada tingkat susunan saraf pusat tepatnya pada
Kortex Cerebri yang berupa respon psikodinamik. Yang dapat menghasilkan rasa
cemas, takut dan gelisah yang selanjutnya dapat mengundang umpan balik berupa
menurunnya nilai ambang nyeri, sehingga nyeri akan dirasakan lebih hebat.
Respon kortikal ini sangat dipengauhi
oleh latar belakang pendidikan, motivasi dan budaya seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar