A.
Intervensi
Keperawatan
1. Dx 1 :
Nyeri
dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung
kemih dan struktur traktus urinarius lain.
Kriteria
evaluasi:
Tidak
nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul
Intervensi:
a. Pantau haluaran
urine terhadap perubahan warna, baud an pola berkemih, masukan dan haluaran
setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
Rasional:
untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan
b. Catat
lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.
Rasional:
membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri
c. Berikan
tindakan nyaman, seprti pijatan punggung, lingkungan istirahat;
Rasional:
meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
d. Bantu atau
dorong penggunaan nafas berfokus
Relaksasi:
membantu mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot.
e. Berikan
perawatan perineal
Rasional:
untuk mencegah kontaminasi uretra
f.
Jika dipaang kateter indwelling, berikan
perawatan kateter 2 nkali per hari.
Rasional:
Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke
saluran perkemihan.
g. Kolaborasi:
-
Konsul dokter bila: sebelumnya kuning
gading-urine kuning, jingga gelap, berkabut atau keruh. Pla berkemih berubah,
sring berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah
berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit
Rasional:
Temuan- temuan ini dapat memeberi tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu
pemeriksaan luas
-
Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan
evaluasi keberhasilannya
Rasional:
analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri
h. Berikan
antibiotic. Buat berbagai variasi sediaan minum, termasuk air segar . Pemberian
air sampai 2400 ml/hari
Rasional:
akibta dari haluaran urin memudahkan berkemih sering dan membentu membilas
saluran berkemih
2. Dx 2:
Perubahan
pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun
struktur traktus urinarius lain.
Kriteria
Evaluasi:
Pola
eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi,
oliguri, disuria)
Intervensi:
a. Awasi
pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin
Rasional:
memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi
b. Tentukan
pola berkemih pasien
c. Dorong
meningkatkan pemasukan cairan
Rasional:
peningkatan hidrasi membilas bakteri.
d. Kaji keluhan
kandung kemih penuh
Rasional:
retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi jaringan(kandung kemih/ginjal)
e. Observasi
perubahan status mental:, perilaku atau tingkat kesadaran
Rasional:
akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik
pada susunan saraf pusat
f.
Kecuali dikontraindikasikan: ubah posisi
pasien setiap dua jam
Rasional:
untuk mencegah statis urin
g. Kolaborasi:
-
Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit,
BUN, kreatinin
Rasional:
pengawasan terhadap disfungsi ginjal
-
Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin:
tingkatkan masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk meningkatkan aam
urin.
Rasional:
aam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapt
berpengaruh dalm pengobatan infeksi saluran kemih.
3. Dx 3:
Kurangnya
pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya sumber informasi.
Kriteria
Evaluasi: menyatakna mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana
pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi:
a. Kaji ulang
prose pemyakit dan harapan yang akan datanng
Rasional:
memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan
informasi.
b. Berikan
informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran, jelaskna
pemberian antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran singkat,
persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.
Rasional:
pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan m,embantu
mengembankan kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.
c. Pastikan pasien atau orang terdekat telah
menulis perjanjian untuk perawatan lanjut dan instruksi tertulis untuk perawatn
sesudah pemeriksaan
Rasional:
instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan
d. Instruksikan
pasien untuk menggunakan obat yang diberikan,
inum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari khususnya sari buah berri.
Rasional:
Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda.
Cairan menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu
mempertahankan keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri
e. Berikan
kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang
rencana pengobatan.
Rasional:
Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu
mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,
Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan
Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien.
Alih Bahasa: I Made Kariasa, Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.
Enggram,
Barbara. (1998). Rencana Asuhan
Keperawatan
Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta:
EGC.
Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).
Jakarta: FKUI
Price,
Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi:
konsep klinis proses-proses penyakit: pathophysiologi clinical concept of
disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah. Edisi: 4. Jakarta: EGC
Smeltzer,
Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan
Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8.
Jakarta: EGC.
Tessy Agus,
Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar