I.
Diagnosa Keperawatan
1.
Resiko tinggi emboli darah berhubungan dengan
efek pemasangan kateter vena central
II.
Tujuan Keperawatan
a.
Perawatan akan menangani atau mengurangi
komplikasi dari emboli darah
III.
Rencana Keperawatan
1. Konsultasikan dengan dokter untuk pemberian obat heparin dosis rendah
bagi klien yang beresiko tinggi sampai ia ambulasi.(terapi heparin dosis rendah
akan mengakibatkan viskositas darah dan daya ikat trombosis menurun dan
memungkinkan resiko terjadinya embolisme)
2.
Pantau tanda-tanda dan gejala embolisme
pulmonal
·
Nyeri dada akut dan jelas
·
Dispnea, kelelahan, sianosis
·
Penurunan saturasi oksigen
·
Takikardia
·
Distensi vena jugularis
·
Hipotensi
·
Dilatasi venrikel kanan akut tanpa penyakit
parenkim(pada ronsen dada)
·
Kekacauan mental
·
Disritmia jantung
(oklusi
arteri pulmonal mengganggu aliran darah ke paru-paru bagian distal
mengakibatkan hipoksia)
3.
Jika manifestasi ini terjadi, lakukan
protokol pada syok :
·
Pertahankan kateter IV (untuk pemberian
cairan dan obat-obatan)
·
Berikan pengobatan pemberian cairan sesuai
dengan protokol
·
Pasang kateter indwelling (foley) (untuk
memantau volume sirkulasi melalui haluaran urine)
·
Lakukan pemantauan EKG dan pemantauan invasif
hemodinamik (untuk mendeteksi disritmia dan pedoman pengobatan)
·
Berikan vasopressor untuk meningkatkan
ketahanan perifer dan meningkatkan tekanan darah
·
Berikan natrium bikarbonat sesuai indikasi
(untuk mengoreksi asidosis metabolik)
·
Berikan obat-obat digitalis, diuretik IV dan
agen aritmia sesuai indikasi
·
Berikan morfin dosis rendah secara IV
(menurunkan ansietas dan menurunkan kebutuhan metabolisme )
·
Siapkan klien untuk prosedur angiografi dan/
atau skaning perfusi paru-paru ( untuk memastikan diagnosis dan mendeteksi
luasnya atelektasis)
(Karena
kematian akibat embolisme pulmonal masif terjadi dalam 2 jam pertama setelah
awitan, intervensi segera adalah sangat penting)
4.
Berikan terapi oksigen melalui kateter nasal
dan pantau saturasi oksigen. (dengan tindakan ini akan meningkatan sirkulasi
oksigen secara cepat)
5.
Pantau nilai elektrolit, GDA, BUN, DL
(pemeriksaan laboratorium ini membantu menentukan status perfusi dan volume)
6.
Lakukan pengobatan trombolisis, mis :
urokinase, streptokinase sesuai dengan program dokter (trombolisis dapat
menyebabkan lisisnya emboli dan meningkatkan perfusi kapiler pulmonal)
7.
Setelah pemberian infus trombolisis, lakukan
pemberian pengobatan dengan heparin. (IV secara terus menerus atau
intermitten). (Heparin dapat menghambat atau memperlambat proses terbentuknya
trombus dan membantu mencegah pembentukan dan berulangnya pembekuan.
IV.
IMPLEMENTASI
Disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah disusun.
V.
EVALUASI
2.
Tidak ditemukan tanda-tanda emboli darah
DAFTER PUSTAKA
Anna Owen, 1997. Pemantauan
Perawatan Kritis. EGC. Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall, 2000. Diagnosa
Keperawatan .EGC. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar