Minggu, 29 Desember 2013

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DIMENSIA

                  Intervensi Keperawatan bertujuan untuk membantu lansia dalam memelihara fungsi kognitif secara optimal,meningkatkan keselamatan fisik, menurunkan ansietas dan agitasi, memperbaiki komunikasi dan meningkatkan kemandirian dalam aktivitas asuhan – diri, memberikan kebutuhan sosialisasi dan keintiman pasien, menjaga pemenuhan gizi yang memadai, mengatasi gangguan pola tidur,dan mendukung serta mendidik pemberi perawatan dalam keluarga.
             A. Asuhan Keperawatan Klien Dimensia
            a. Pengkajian
              Pengkajian kasus dimensia pada lansia dapat digunakan beberapa instrumen :
1. Skala rentang dimensia
2. Skala Dimensi fungsi
                           instrumen ini bukan hanya untuk mengidentifikasi dimensia namun dapat pula digunakan untuk mengkuantifikasikan berdasarkan derajat keparahannya. ( lampiran . 1  dan 2 )
 b. Diagnosa Keperawatan
1.   Sindrom stress relokasi b/d perubahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
2.   Perubahan proses pikir b/d degenerasi/neuron ireversibel
3.   Perubahan sensori-persepsi b/d perubahan resepsi, transmisi dan/atau integritas sensori
4.   Perubahan pola tidur b/d perubahan pada sensori
5.   Kurang perawatan diri b/d penurunan kognitif/keterbatasan fisik.
6.   Perubahan pola eliminasi b/d ketidak mampuan menentukan letak kamar mandi/ mengenali kebutuhan
7.   Koping keluarga tak efektif b/d tingkah laku pasien yang tidak menentu.
c. Intervensi Keperawatan
1.   Sindrom stress relokasi b/d perubahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
·         Tempatkan pada ruangan pribadi jika mungkin dan bergabung dengan orang terdekat dalam aktivitas perawatan, waktu makan dst.R : perawatan dirumah sakit mengubah aktivitas rutin pasien dapat menimbulkan peningkatan masalah tingkah laku bahkan pda orang dengan gangguan kognitif sekali pun.
·         Tentukan jadwal aktivitas pasien yang wajar dan masukkan dalam kegiatan rutin rumah sakit sebisa mungkin.R : konsistensi memberikan jaminan dan mungkin mengurangi kebingungan dan meningkatkan rasa kebersamaan.
·         Berikan penjelasan, informasi yang menyenangkan mengenai kegiatan/peristiwa.R : menurunkan “rasa terkejut”
·         Pertahankan dalam keadaan tenang.R : Menenangkan situasi dan memberi pasien waktu untuk memperoleh kendali terhadap perilaku dan emosinya.
·         Beri dorongan dengan penggunaan sentuhan jika pasien tidak mengalami paranoid atau sedang mengalami agitasi sesaat.R : Memberikamn keyakinan, menurunkan stress, meningkatkan kualitas hidup.
2. Perubahan proses pikir b/d degenerasi/neuron ireversibel
§  Lakukan pendekatan dengan cara perlahan dan tenang.
R : Pendekatan yang terburu-buru dapat mengancam pasien bingung yang mengalami kesalahan persepsi atau perasaan terancam oleh imajinasi orang dan/atau situasi tertentu.
§  Tatap wajah ketika bercakap-cakap dengan pasien
R : Menimbulkan perhatian, terutama pada orang-orang dengan gangguabn perceptual.
§  Panggil pasien dengan namanya.
R : Nama merupakan bentuk identitas diri dan menimbulkan pengenalan terhadap realita dan individu
§  Gunakan suara yang agak rendah dan berbicara dengan perlahan pada pasien.
R : Meningkatkan kemungkinan pemahaman. Ucapan yang tingi dan suara yang keras menimbulkan stress/marah yang kemungkinan dapat mencetuskan memori konfrontasi sebelumnya dan menjadi provokasi respons marah.
3. Perubahan sensori-persepsi b/d perubahan resepsi, transmisi dan/atau integritas sensori.
§  Anjurkan untuk menggunakan kacamata, alat bantu pendengaran sesuai keperluan.
R : Dapat meningkatkan masukan sensori, membatasi/menurunkan kesalahan interpretasi stimulasi.
§  Berikan lingkungan yang tenang dan tidak kacau jika diperlukan seperti musik yang lembut, gambar/dinding cat sederhana.
R : Membantu untuk menghindari masukan sensori penglihatan/pendengaran yang berlebihan dengan mengutamakan kualitas yang tenang, konsisten.
§  Tingkatkan keseimbangan fungsi fisiologis dengan menggunakan bola lantai, tangan menari dengan disertai musik
R : Menjaga mobilitas (yang dapat menurunkan risiko terjadinya atrofi atau osteoporosis pada tulang)dan memberikan kesempatan yang berguna untuk interksi dengan orang lain.
§  Berikan sentuhan dalam cara perhatian
R : Dapat meningkatkan persepsi terhadap diri sendiri.
4. Perubahan pola tidur b/d perubahan pada sensori
§  Hindari penggunaan “pengikatan” secara terus menerus
R : Resiko gangguan sensori, meningkatkan agitasi dan menghambat waktu istirahat.
§  Evaluasi tingkat stress/orientasi sesuai perkembangan hari demi hari.
R : Peningkatan kebingungan, disorientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas.
§  Berikan makanan kecil sore harui, susu hangat, mandi dan masase punggung.
R : Meningkatkan relaksasi dengan perasaan mengantuk.
§  Berikan kesempatan untuk beristirahat/tidur sejenak,anjurkan latihan saat siang hari, turunkan aktivitas mental/fisik pada sore hari.
R : Karena aktivitas fisik dan mentalyang lama mengakibatkan kelelahan yang dapat meningkatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanps stimulasi berl;ebihan yang meningkatkan waktu tidur.
5. Kurang perawatan diri b/d penurunan kognitif/keterbatasan fisik.
§  Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/perawatan diri, seperti keterbatasan gerak fisik, apatis/depresi; penurunan kognitif atau temperatur ruangan.
R : Memahami penyebab yang mempengaruhi pilihan intervensi/strategi
§  Perhatikan adanya tanda-tanda non-verbal yang fisiologis.
R : Kehilangan sensori dan penurunan fungsi bahasa mungkin menyebabkan pasien mengungkapkan kebutuhan perawatan diri dengan cara nonverbal, seperti terengah-engah.
§  Beri banyak waktu untuk melakukan tugas.
R : Pekerjaan yang tadinya mudah (mis. Berpakaian, mandi) sekarang menjadi terhambat karena adanya penurunan keterampilan motorik dan perubahan kognitif dan perubahan fisik.
§  Bantu untuk mengenakan pakaian yang rapi/berikan pakaian yang rapi dan indah.
R : Meningkatkan kepercayaan, dapat menurunkan perasaan kehilangan dan meningkatkan kepercayaan untuk hidup
§  Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai kebutuhan dengan perawatan rambut/kuku/kulit bersihkan kacamata dan gosok gigi.
R : Sesuai dengan perkembangan penyakit, kebutuhan akan kebersihan dasar mungkin dilupakan.
6. Perubahan pola eliminasi b/d ketidak mampuan menentukan letak kamar mandi/ mengenali kebutuhan
§  Kaji pola sebelumnya dan bandingkan dengan pola yang sekarang.
R : Memberikan informasi mengenai perubahan yang mungkin memerlukan pengkajian/intervensi
§  Letakkan tempat tidur dekat dengan kamar mandi jika memungkinkan. Buat tanda tertentu/pintu berkode khusus. Berikan cahaya yang cukup terutama malam hari.
R : Meningkatkan orientasi/penemuan kamar mandi. Inkontinensia mungkin disertai ketidakmampuan untuk menemukan tempat berkemih/defekasi.
§  Buat program latihan defekasi/kandung kemih. Tingkatkan parttisipasi pasien sesuai tingkat kemampuannya.
R : Menstimulasi kesadaran pasien, meningkatkan pengaturan fungsi tubuh dan membantu menghindari kecelakaan.
§  Hindari perasaan yang diburu-buru .
R : Hal yang terburu-buru tersebut dapat diterima sebagai suatu instruksi       yang menimbulkan keadaan marah dan tidak kooperatif dengan aktifitas.
7. Koping keluarga tak efektif b/d tingkah laku pasien yang tidak menentu.
§  Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan pasien di rumah.
R : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
§  Buat prioritas.
R : Membantu untuk membuat satu pesan tertentu dan memfasilitasi pemecahan masalah yang ada.
§  Diskusikan kemungkinan adanya isolasi. Berikan penguatan kebutuhan terhadap system dukungan.
R : Kepercayaan bahwa individu dapat menemukan semua kebutuhan pasien meningkatkan risiko penyakit fisik/mental.
§  Berikan impan balik  yang posistif terhadap setiap usaha yang dilakukannya.

R : Memberikan keyakinan pada individu bahwa mereka sedang melakukannya dengan cara yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar