Senin, 30 Desember 2013

LANDASAN TEORI KECEMASAN

Kecemasan merupakan perasaan yang terus-menerus akan kesedihan dan ketidakpastian (Ellis dan Nowlis;1994 dalam Chitty;1997) cemas berbeda dengan rasa takut ,dimana cemas disebabkan oleh hal-hal yang tidak jelas (Ellis dan Nowlis;1994 dalam Chitty;1997) termasuk didalamnya klien yang akan menjalani operasi karena mereka tidak tahu konsekuensi pembedahan dan takut terhadap prosedur pembedahan itu sendiri.(Chitty, 1997)
Gejala kecemasan meliputi fisik,emosi dan kognitif. Kecemasan yang sering muncul pada pasien merupakan salah satu respon individu terhadap situasi yang mengancam atau mengganggu integritas diri.(Kozier & Erb, 1991; Long,Barbara C,1996) Berbagai dampak psikologis yang dapat muncul adalah adanya ketidaktahuan akan pengalaman pembedahan yang dapat mengakibatkan kecemasan yang terekspresi dalam berbagai bentuk seperti marah, menolak atau apatis terhadap kegiatan keperawatan. Klien yang cemas sering menggalami ketakutan atau perasaan tidak tenang (Rotrock, 1999). Berbagai bentuk ketakutan muncul seperti ketakutan akan hal yang tidak diketahui seperti terhadap pembedahan, anastesi, masa depan, keuangan dan tanggungjawab keluarga; ketakutan akan nyeri atau kematian atau ketakutan akan perubahan citra diri dan konsep diri. (Lilis & taylor, 1997)

Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik maupun psikologis yang akhirnya sering mengaktifkan syaraf otonom dimana detak jantung menjadi bertambah, tekanan darah naik, frekuensi nafas bertambah dan secara umum mengurangi tingkat energi pada klien, sehingga dapat merugikan individu itu sendiri (Rothrock, 1999). Berdasarkan konsep psikoneuroimunologi; kecemasan merupakan stressor yang dapat menurunkan sistem imunitas tubuh. Hal ini terjadi melalui serangkaian aksi yang diperantarai oleh HPA-axis (Hipotalamus, Pituitari dan Adrenal). Stress akan merangsang hipotalamus untuk meningkatkan produksi CRF (Corticotropin Releasing Factor). CRF ini selanjutnya akan merangsang kelenjar pituitari anterior untuk meningkatkan produksi ACTH (Adreno Cortico Tropin Hormon.(Guiton & Hall, 1996). Hormon ini yang akan merangsang kortek adrenal untuk meningkatkan sekresi kortisol. Kortisol inilah yang selanjutnya akan menekan sistem imun tubuh (Ader, 1996)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar