Rabu, 18 Desember 2013

PEMERISAAN FISIK LENKAP PADA ANAK



PEMERIKSAAN FISIK PADA ANAK

Persiapan alat  :
v  Meteran                                                        ¨   Spekulum hidung
v  Pen light                                                       ¨   Kapas lidi
v  Mistar                                                           ¨   Air gula, air garam dan kina
v  Pilinan kapas                                                ¨   Sarung tangan
v  Kapas                                                           ¨   Garputala
v  Bau-bauan seperti coklat dan mentega
Persiapan Pasien   :
v  Membina hubungan saling percaya dengan anak dan keluarga
v  Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

Pemeriksaan Fisik 
1.     K e p a l a
o   Kepala simetris kiri dan kanan
o   Bentuk kepala  : makrosefali  atau mikrosefali
o   Tulang tengkorak  :
·         Anencefali  :   tidak ada tulang tengkorak
·         Encefalokel : tidak menutupnya fontanel occipital
·         Fontanel anterior menutup  : 18 bulan
·         Fontanel  posterior  menutup  :  2 bulan
·         Normal : mesocephal
o   Caput succedeneum  :  berisi serosa, muncul 24 jam I dan hilang dalam 2 hari  serta ukurannya lebih besar dari  cephalhematoma
o   Cephalhematoma  :  berisi darah, muncul  24 – 48 jam dan hilang 2-3 minggu
o   Distribusi rambut dan warna :
·         Jika rambut berwarna kuning dan gampang tercabut merupakan indikasi adanya gangguan nutrisi.
o   Ukuran lingkar kepala  :  33 – 35 cm atau < 49 cm dan diukur dari atas alis kebagian occipital yang paling runcing.
2.    M u k a
o   Lakukan observasi pada saat klien diam, tertawa, meringis, bersiul dan menutup mata
o   Pasien diminta mengerutkan dahi, kemudian menutup mata kuat-kuat sementara jari-jari  pemeriksa menahan kedua kelopak mata tetap terbuka.
o   Pasien diminta menggembungkan pipi seperti meniup balon sambil pemeriksa menahan kedua kelopak mata untuk menentukan apakah udara dapat lolos lewat salah satu sudut  mulut.
Normal bila  muka  simetris dalam semua gerakan
o   Test sensibilitas kulit wajah   :   dengan cara menyentuhkan air hangat dan air dingin pada pipi, dan menyebutkan apa yang dirasakan
3.    M a t a
o   Simetris kiri dan kanan
o   Alis tumbuh pada umur 2 – 3 bulan
o   Bulu mata sudah ada
o   Kelopak mata   :
·         Edema
·         Ptosis : celah kelopak mata menyempit karena kelopak mata  atas jatuh
·         Enoftalmus  :  Celah kelopak mata menyempit karena kelopak atas turun dan kelopak bawah naik
·         Exoptalmus  :  Pelebaran celah kelopak karena kelopak mata atas dan bawah tertarik kebelakang
o   Pergerakan bola  mata keenam arah utama  yaitu lateral, medial, lateral atas, medial atas, medial bawah, keatas dan  kebawah..
o   Refleks kornea (N V)
·         Tutup  mata yang satu dengan penutup
·         Minta klien untuk melirik kearah laterosuperior (mata yang tidak tidak diperiksa)
·         Sentuhkan pilinan kapas pada kornea
·         Respon refleks berupa  kedipan kedua mata secara cepat
o   Refleks cahaya ada pada umur 2 bulan
·         Pen light dinyalakan dan mulai dari samping
·         Cahaya diarahkan pada salah satu pupil maka akan ada reaksi miosis
·         Pupil isokor kiri dan kanan
o   Sklera  :  hiperbilirubinemia,  konjungtiva  : anemis
o   Ketajaman penglihatan dengan menggunakan snellen chard  (N II)
o   Pemeriksaan lapang pandang (N II)  :  test konfrontasi
·         Sebagai  obyek mempergunakan jari
·         Pemneriksa dan klien duduk berhadapan, mata yang akan diperiksa berhadapan  dengan mata pemeriksa , biasanya yang berlawanan, mata kiri dengan mata kanan  pada garis dan ketinggian yang sama.
·         Jarak antara keduanya  berkisar  60-100 cm. Mata yang lain ditutup. Obyek digerakkan oleh pemeriksa mulai disamping telinga klien, apabila sudah tidak terlihat oleh pemeriksa maka secara normal obyek tersebut dapat dilihat oleh klien
o   Lipatan epikantus
·         Taruh mistar pada medial telinga dan mistar yang satu taruh  kearah puncak pinna. Sudut yang terbentuk  < 10 o   dan puncak pinna sejajar dengan epikantus. Jika sudut yang terbentuk  > 10 o   dan epikantus lebih tinggi dari puncak pinna, diduga down syndrome.
o   Glabella  Refleks  :  mengetuk dahi diantara  kedua mata, hasil positif bila    tiap ketukan  mengakibatkan kedua mata klien berkedip.
o   Doll eye refleks   :   bayi dipalingkan dan mata akan ikut tapi hanya terfiksasi  pada satu fokus.
4.   H i d u n g
o   Posisi hidung apakah simetris kiri  dan kanan
o   Perhatikan jembatan hidung, jika tidak ada diduga Down Syndrome
o   Cuping hidung masih keras
o   Pasase udara  :  gunakan kapas dan letakkan didepan  lubang hidung , apabila bulu kapas bergerak berarti bayi bernafas dengan normal
o   Gunakan spekulum untuk melihat pembuluh darah mukosa, sekret, polip atau deviasi septum
o   Fungsi penciuman   :
·         Tutup mata pasien
·         Tutup salah satu lubang hidung
·         Berikan bau-bauan dan pasien diminta untuk menyebutkan bau apa
·         Tiap hidung diuji  terpisah  (sebaiknya gunakan bau-bauan yang  berbeda dan dikenali oleh anak)
5.   B i b i r
o   Bibir kering atau pecah-pecah
o   Periksa labioschizis
o   Taruh jari diatas lidah pasien, hasil positif bila pasien menghisap  (sucking refleks)
o   Tekan pangkal lidah, hasil positif bila ada refleks muntah (gag refleks)
o   Perhatikan ovula apakah simetris dan ovula akan naik bila anak menangis
o   Periksa gigi dan gusi   :  perdarahan atau pembengkakan
o   Rooting refleks   :   bayi akan mencari  benda yang diletakkan disekita mulutnya dan kemudian akan mengisapnya
o   Test rasa kecap (N VII)
·         Tetesi bagian 2/3 anterior lidah dengan rasa manis, asin dan pahit, kemudian menentukan zat apa yang dirasakan dan 1/3 bagian belakang lidah untuk pemeriksaan N IX
o   Nervus Vagus
Menyuruh pasien untuk berkata “aaah”, pada keadaan normal menyebabkan ovula terangkat dan tetap berada dimedian
o   Nervus Hipoglossus
Menyuruh klien untuk menjulurkan lidah lurus-lurus kemudian menarik dan menjulurkan dengan cepat.
Klien kemudian disuruh menggerakkan lidahnya kekiri dan kekanan dengan cepat kemudian menekankan pada pipi  kiri dan kanan. Sementara itu pemeriksa melakukan palpasi pada kedua pipi untuk merasakan kekuatan lidah tadi.
6.    T e l i n g a
o   Simetris kiri dan kanan
o   Daun telinga dilipat dan lama baru kembali keposisi semula menunjukkan tulang rawan masih lunak
o   Canalis auditorius ditarik kebawah kemudian kebelakang, untuk melihat serumen atau cairan amnion
o   Test sensorik  :  mendengarkan suara garputala yang digetarkan atau suara bisikan
o   Starter Refleks  :  tepuk tangan dekat telinga maka mata akan berkedip
7.   L e h e r
o   Lipatan leher  2-3  kali lebih pendek dari orang dewasa
o   Periksa arteri karotis
o   Vena jugularis
·   Posisi klien semifowler 45o  dan dimiringkan
·   Tekan daerah nodus kroikedeus maka akan tampak adanya vena
·   Taruh mistar pada awal dan akhir pembesaran vena tersebut, kemudian tarik garis imajiner  untuk menentukan panjangnya
·   Nilai normalnya 10-12  cm
o   Raba tiroid  :  daerah tiroid ditekan dan klien disuruh menelan, apakah ada pembesaran
o   Tonik Neck Refleks   :  kedua tangan ditarik dan kepala refleks mengimbangi
o   Neck Righting Refleks   : posisi telentang, kemudian tangan ditarik kebelakang, pertama badan akan ikut tertarik  diikuti dengan kepala
o   Kaku Kuduk    : klien tanpa bantal, lakukan fleksi leher  (mendekatkan  dagu kesternum), mengalami tahanan karena nyeri yang timbul.
o   Brudzinski I   :   bila pada saat fleksi  leher terjadi  juga fleksi pada kedua lutut

8.   D a d a
o   Bentuk barrel anterior-posterior dan transversal hampir sama 1 : 1  dan dewasa  1 :  2.
o   Pada infant, normalnya barrel chest
o   Taktil fremitus ; dilakukan dengan cara menempelkan tangan pada daerah punggung dan menyuruh klien menyebut “enam-enam” sedangkan pada vokal fremitus dengan cara yang sama tapi menggunakan stetoskop
o   Suara tracheal   :  pada daerah trachea, proses pasase udara, intensitas tinggi, ICS 2.
o   Suara bronchial  :  pada percabangan bronchus, pada saat udara masuk, intensitas keras, pada ICS 4-5
o   Suara bronchovesikuler   :  pada bronchus sebelum alveolus, intensitas sedang, ICS 5
o   Suara vesikuler  :  pada seluruh bagian lateral paru, intensitas rendah
o   Wheezing terdengar pada saat inspirasi dan rales pada saat ekspirasi
o   Apeks pada ICS 4-5 mid klavikula , S1  dan S2 dan pada katup S1  dan S2
o   Pada bayi, S3, S4  dan bising aorta masih fisiologis
9.   P u n g g u n g
o   Pemeriksaan N.XI
o   Spina bifida okulta  :  ada lekukan pada lumbosakral, tanpa herniasi dan distribusi  lanugo lebih banyak
o   Spina bifida sistika  : dengan herniasi, meningokel (berisi meningen dan CSF) dan mielomeningokel  (meningen + CSF + saraf spinal)
o   Rib hum dan flank  :  dalam posisi bungkuk,  jika  tulang belakang rata/simetris (skoliosis postural)  sedangkan jika asimetris/bahu tinggi sebelah dan vertebra bengkok (skoliosis struktural) skoliometer  > 40o
10.   T a n g a n
o   Jumlah jari-jari polidaktil  ( > dari 5 ), sindaktil (jari-jari bersatu)
o   Anak  :   kuku dikebawahkan dan tidak patah ; kalau patah diduga kelainan nutrisi
o   Ujung jari halus
o   Kuku clubbing finger < 180 o, diduga kelainan sistem pernafasan
o   Grasping refleks : meletakkan jari pada tanagn bayi  maka refleks menggenggam
o   Palmar refleks  :  tekan pada telapak tangan, akan menggenggam atau simpan bola maka akan menggenggam
o   Monitor vital sign
o   ROM


11.  A b d o m e n
o   Tali pusat  ,   2 arteri, 1 vena
o   Observasi adanya pembengkakan atau perdarahan
o   Terdengar bising usus
o   Peristaltik usus
o   Hati teraba 1-2 cm dibawah costa
o   Ada distensi atau tidak  : diduga atresia ani atau hirschprung
12. P e l v I s
o   CDH  : test gluteal, lipatan paha simetris/tidak
o   Ortholani test  : lutut ditekuk sama tinggi atau tidak
o   Barlow test  :  tekuk kedua lutut dan regangkan kesamping, ada bunyi klik
o   Trendelenberg test  :  berdiri angkat satu kaki, lihat posisi pelvis simetris/tidak
o   Waddling gait  :  jalan seperti bebek
o   Thomas test :  lutut kanan ditekuk dan dirapatkan kedada, sakit dan lutut kiri akan terangkat
13. L u t u t 
o   Ballotement  patella : tekanan mendorong kuat akan menimbulkan bunyi klik jika ada cairan diantaranya.
o   Mengurut  kantong supra patella kebawah akan timbul tonjolan pada kedua sisi tibia jika ada cairan, diduga arthritis
o   Refleks patella
14. K a k i
o   Lipatan kaki, apakah 1/3, 2/3  bagian atau seluruh  telapak kaki
o   Talipes  :  kaki bengkok kedalam (kongenital)
o   Clubfoot  :  otot-otot kaki tidak sama panjang, kaki jatuh kedepan
o   Babinski
o   Stepping refleks  :  berusaha menginjak dan berdiri
o   Grasp refleks  :  kaki jari  menggenggam
o   Moro refleks  :  kaget dan semua persendian fleksi, jika tetap  flaccid kemungkinan ada cerebral palsy

Kebutuhan Cairan
Komposisi cairan  :
v  Dewasa  :  50 – 60 %
v  Anak-anak  :  60 – 65 %
v  Bayi  :  65 – 80 %
v  Cairan :  CIS 40%  dan CES 20%, terdiri dari interstitiel  15 % dan vaskuler 5   %

Output 
Insensibel Water Loss (IWL)   :  nafas, keringat, metabolisme
v  Dewasa  :   8-10 cc/kg BB/hari
v  Bayi   :  30 – 50- cc/kg BB/hari
Sensibel Water Loss (SWL)  :
v  Urine       ®    - Bayi      :  2-3 cc/kg BB/hari
- Anak  > 3 tahun, prasekolah  : 1-2 cc/kg BB/jam
                              - Dewasa : 0,5 – 1 cc/kg BB/hari
v  Feses  :  100-200 cc/kgBB/1 kali BAB
v  Muntah  :  100 cc
      Bila ada kenaikan suhu  :  A  ( IWL + SWL )  +  200 cc  (suhu sekarang - 36,80 C)
 Input   
 Maintenance  cairan  : 
v  Sampai dengan 10 kg   =   100 cc/kgBB/hari
v  10 – 20  kg   =   1000 cc + 50 cc/kgBB/hari
v  > 20 kg  =  1500 cc + 20 cc/kgBB/hari

Example   :
Indra ,  12 tahun, 35 kg, 38,5oC
Output   Þ      IWL  =   (30-18) X 35 
                                  =   630
                        SWL  =   Urine :  1 X 35 X 24   Þ   840
                                        Feses : 100    Þ    Jadi  IWL dan SWL = 1570
  Untuk kenaikan suhu  : 1570 + 200 ( 38,5 – 36,8 ) = 1910

 Dehidrasi
Ø  Isotonis   :  pengeluaran air dan elektrolit seimbang, Na dalam keadaan normal
Ø  Hipotonis   :  Pengeluaran elektrolit yang tidak diseertai dengan air (overhidrasi)
Ø  Hipertonis   :   pengeluaran air yang tidak disertai dengan elektrolit
Rehidrasi
Ø  Dengan cara Golg Berger I
·   Bila ada tanda haus dan tidak ada tanda klinis lain  Þ  kehilangan air 2% dari BB kering, oliguria
·   Defisit air 60% dari BB
Kehilangan air 2% dari BB, usus, mulut
Ø  Dengan Golg Berger II
·   Bila klien dapat ditimbang tiap hari  ®   kehilangan BB 4 kg » 4 liter  (fase akut)
Ø  Dengan Golg Berger III
·   Rumus  :  Na2  X  BW2   =   Na1  X  BW1
·   Nanormal : 142 meq  Þ  150  X  45  = 142 BW1
   BW1   =  6750/142
              =  47,5   ®    47,5  -   45
              =  2,5  »   2,5  liter



Ø  Dengan cara Daljiyono

    Score
·   Muntah
·   Suara serak
·   Apatis
·   Somnolen – coma
·   Tensi £ 90 mmHg
·   Nadi ³ 120 X/menit
·   Nafas kusmaul ³ 20 X/menit
·   Turgor kulit kurang
·   Mata dan pipi cekung
·   Jari tangan keriput
·   Sianosis
·   Umur 50 tahun keatas
·   Umur 60 tahun keatas
        1
        2
        1
        2
        2
        1
        1
        2
        1
        1
      -1
      -2


                    Rumus  :  score   X  10 % BB x  1 liter
                                       15
Ø  Dengan Bj plasma
Rumus   :   Bj plasma sekarang   -  1,025    X   BB  X  4  cc
                                0,001

Ø  Penggunaan sistem score dari  WHO
    
Bagian tubuh yang                                       diperiksa
Nilai untuk yang
1
ditemukan
2
gejala
3
Keadaan umum
Baik
Gelisah, lemah,.      mengantuk
Mengigau, koma atau syok
   Mata
Normal
Agak cekung
Sangat cekung
   Mulut
Normal
Kering
Sanagt kering,biru
   Pernafasan
20 – 30 X/menit
31  -  40 X/menit
41 – 60 XC/menit
   Turgor kulit
Baik
Menurun
Jelek
Denyut nadi
<  120 X/menit
121 – 140 X/menit
>140 X/menit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar