Minggu, 29 Desember 2013

PERUBAHAN FISIOLOGI SEKSUAL LANSIA

A.       Perubahan Fisiologik Seksual Akibat Proses Menua
Pada wanita lansia terjadi produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium menurun saat menopause. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi meliputi penipisan dinding vagina dengan pengecilan ukuran dan hilangnya elastisitas, penurunan sekresi vagina, mengakibatkan kekeringan, gatal dan menurunnya keasaman vagina ; involusio (atropi) uterus dan ovarium dan penurunan tonus muskulus pubo koksigeus, mengakibatkan lemasnya vagina dan perineum. Perubahan tersebut berakibat perdarahan pervagina dan nyeri saat bersenggema. Pada pria lansia, penis dan testis menurun ukurannya dan keadaan androgen berkurang. Dan untuk respon seksual pada pria dan wanita juga terjadi penurunan.
Jadi pada dasarnya perubahan fisiologik yang terjadi pada aktivitas seksualitas pada lanjut usia berlangsung secara bertahap dan menunjukan status dasar dari aspek vaskuler, hormonal dan neurologiknya. (Alexander and Allison, 1989). Untuk suatu pasangan suami istri, bila semasa usia dewasa dan pertengahan aktivitas seksual mereka normal akan kecil sekali kemungikanan mereka akan mendapatkan masalah dalam hubungan seksualnya.
Pengaruh Umum Penuaan Fungsi Seksual Pria. Secara umum , pengaruh penuaan fungsi seksual pada pria meliputi hal-hal berikut :
§  Terjadinya penurunan sirkulasi testosteron, tapi jarang mengakibatkan gangguan fungsi seksual pada lansia yang sehat.
§  Ereksi penis memerlukan waktu lebih lama dan mungkin tidak sekeras sebelumnya. Perangsangan langsung pada penis seringkali diperlukan.
§  Ukuran testis tidak bertambah, elevasinya lambat dan cenderung turun.
§  Kelenjar penis tampak menurun.
§  Kontrol ejekulasi meningkat. Ejekulasi mungkin terjadi setiap tiga episode seksual. Penurunan fungsi ejekulasi sulit untuk disembuhkan.
§   Dorongan seksual jarang terjadi pada pria di atas 50 tahun.
§  Tingkat orgasme menurun atau hilang.
§  Kekuatan ejakulasi menurun sehingga orgasme kurang semangat.
§  Ejakulasi selama orgasme terdiri dari satu atau dua kontraksi pengeluaran, sedangkan pada orang yang lebih muda dapat terjadi empat kontraksi besar dan diikuti kontraksi kecil sampai beberapa detik.
§  Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada orgsn genital eksterna yang tidak biasa. Frekwensi kontraksi sfingter ani selama orgasme menurun.
§  Setelah ejakulasi, penurunan ereksi dan testis lebih cepat terjadi.
§  Kemampuan ejakulasi setelah ereksi semakin panjang, pada umumnya dua belas sampai empat puluh delapan jam setelah ejakulasi. Ini berbeda pada orang muda yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.

§  Pada klimaksnya, hubungan seksual masih memberikan kepuasan yang kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar