Selasa, 17 Desember 2013

RENCANA INTERVENSI ENSEFALITIS PADA ANAK



RENCANA INTERVENSI

1.      Risiko perubahan perfusi serebral b/d edema serebral yang mengubah/menghentikan aliran darah arteri/vena. Hipovolemia. Masalah pertukaran pada tingkat seluler(asidosis)
§ Tujuan : mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi sensorik/motorik. Mendemonstrasikan TTV stabil. Melaporkan tak adanya/menurunkan sakit kepala.
Rencana intervensi
Rasional
Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau tanda vital sesuai indikasi setelah dilakukan pungsi lumbal


Pantau/catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan dengan keadaan normalnya, seperti GCS.



Pantau tanda vital, seperti tekanan darah. Catat serangan dari/hipertensi sistolik yang terus-menerus dan tekanan nadi yang melebar









Anjurkan keluarga untuk berbicara dengan pasien jika diperlukan




Berikan obat sesuai indikasi, seperti : steroid : deksametason, metilprednison(medrol)
Perubahan tekanan CSS mungkin merupakan potensi adanya resiko herniasi batang otak yang memerlukan tindakan medis dengan segera.

Pengkajian kecenderungan adanya perubahan tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK adalah sangat berguna dalam menentukan lokasi, penyebaran/luasnya dan perkembangan dari kerusakan serebral

Normalnya, autoregulasi mampu mempertahankan aliran darah serebral dengan konstan sebagai dampak adanya fluktuasi pada tekanan darah sistemik. Kehilangan fungsi autoregulasi mungkin mengikuti kerusakan vaskuler serebral local atau difus yang menimbulkan peningkatan TIK. Fenomena ini dapat ditunjukkan oleh peningkatan TD sistemik yang bersamaan dengan tekanan darah diastolic(tekanan darah yang melebar)

Mendengarkan suara yang menyenangkan dari orang terdekat/keluarga tampaknya menimbulkan pengaruh trelaksasi pada beberapa pasien dan mungkin akan dapat menurunkan TIK.

Dapat menurunkan permeabilitas kapiler untuk membatasi pembentukan edema serebral, dapat juga menurunkan risiko terjadinya”fenomena rebound” ketika menggunakan manitol.

2.      Hambatan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler, penurunan kekuatan/ketahanan.
§ Dapat ditandai dengan : enggan mengusahakan gerakan. Kerusakan koordinasi dan penurunan kekuatan/control otot. ROM terbatas. Ketidakmamupuan untuk gerakan bertujuan dalam lingkungan fisik.
§ Tujuan : mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal yang ditunjukkan oleh tidak terdapatnya kontraktur, footdrop. Mempertahankan/meningkatkan kekuatan dan fungsi umum. Mempertahankan integritas kulit, fungsi kandung kemih dan usus.
Rencana intervensi
Rasional
Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan (0-4)






Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan. Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit perubahan posisi antara waktu perubahan posisi tersebut.




Berikan/Bantu untuk melakukan rentang gerak


Berikan matras udara/air, terapi kinetic sesuai dengan kebutuhan.
Pasien mampu mandiri(nilai 0), atau memerlukan bantuan peralatan yang minimal(nilai 1); memerlukan bantuan sedang/dengan pengawasan/diajarkan(nilai 2); memerlukan bantuan/peralatan yang terus-menerus dan alat khusus(nilai 3); tergantung secara total pada pemberi asuhan(nilai 4).

Perubahan posisi yang teratur menyebabkan penyebaran terhadap berat badan dan meningkatkan sirkulasi pada seluruh bagian tubuh. Jika ada paralysis atau keterbatasan kognitif, pasien harus diubah posisinya secara teratur dan posisi dari daerah yang sakit hanya dalam jangka waktu yang sangat terbatas.

Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi/posisi normal ekstremitas dan menurunkan terjadinya vena yang statis.

Menyeinbangkan tekanan jaringan, meningkatkan sirkulasi, dan membantu meningkatkan arus balik vena untuk menurunkan risiko terjadinya trauma jaringan.

3.      Ansietas/ketakutan b/d krisis situasi, transmisi interpersonal dan keikutsertaan merasakan.
§ Dapat ditandai dengan : peningkatan tegangan/keputusasaan. Ketakutan/ketidakpastian hasil, berfokus pada diri sendiri. Stimulasi simpatis. Gelisah.
§ Tujuan : mengakui dan mendiskusikan rasa takut. Mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi. Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat dapat diatasi.
Rencana intervensi
Rasional
Kaji status mental dan tingkat ansietas dari pasien/keluarga. Catat adanya tanda-tanda verbal atau non verbal.



Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya.


Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang prognosa penyakit



Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur sebelum duilakukan

Berikan kesempatan pasien/keluarga untuik mengumgkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.

Libatkan pasien/keluarga dalam perawatan.


Berikan petunjuk mengenai sumber-sumbner penyokong yang ada, seperti keluarga, konselor professional dan sebagainya
Gangguan tingkat kesadaran dapat mempengaruhi ekspresi rasa takut tetapi tidak menyangkal keberadaannya. Derajat ansietas akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu.

Meningkatkan pemahaman, mengurangi resa takut karena ketidaktahuan dan dapat membantu menurunkan ansietas.

Penting untuk menciptakan kepercayaan karena diagnosa enfeksi otak mungkin menakutkan, ketulusan dan informasi yang akurat dapat memberikan keyakinan pada pasien dan juga keluarga.

Dapat meringankan ansietas terutama ketika pemeriksaan tersebut melibatkan otak.

Mengungkap ,rasa takut secara terbuka di mana rasa takut dapat ditunjukkan.


Meningkatkan perasaan control terhadap diri dan meningkatkan kemandirian.

Memberikan jaminan bahwa bantuan yang diperlukan adalah penting untuk peningkatan/menyokong mekanisme koping pasien.

1.      Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d tidak adekuatnya intake
·      Tujuan : klien akan menunjukkan pemenuhan nutrisi adekuat dengan criteria : BB dalam batas normal, nafsu makan baik/meningkat, tidak ditemukan defisiensi nutrisi
Rencana intervensi
Rasional
Kaji riwayat nutrisi, makanan yang disukai



Kaji antropometri setiap hari

Berikan intake makanan TKTP, mineral atau vitamin

Tingkatkan frekuensi makan. Berikan diet halus, rendah serat. Hindari makan pedas/terlalu asam

Berikan anti jamur/pencuci mulut, anestetik jika diperlukan


Berikan suplemen nutrisi, misalnya ensure bila diindikasikan 
Mengidentifikasi defisiensi serta pemberian intervensi

Perubahan antropometri mengindikasikan perubahan status nutrisi

Diet TKTP mineral dan vitamin dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi klien

Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe makanan yang dapat ditoleransi klien


Stomatitis biasanya ada pada PEM, untuk meningkatkan penyembuhan jaringan mulut dan memudahkan masukan diet

Meningkatkan masukan protein dan kalori

2.      Kekurangan volume cairan b/d intake cairan kurang
·      Tujuan : klien akan menunjukkan volume cairan terpenuhi, dengan criteria : tidak ada tanda-tanda dehidrasi, turgor kulit normal, membrane mukosa lembab, mata tidak cekung, frekuensi nadi dan pernafasan dalam batas normal.
Renacana intervensi
Rasional
Kaji tanda-tanda dehidrasi

Berikan cairan adekuat sesuai kondisi (per oral)

Berikan cairan/nutrisi perenteral, pantau kepatenan infuse

Hitung  intake dan out put

Monitor TTV

Pantau adanya over load cairan
Mengidentifikasi adanya/derajat dehidrasi

Memenuhi kebutuhan cairan tubuh tanpa kontraindikasi

Intake cairan parenteral dapat memenuhi kebutuhan secara sistemik

Mengetahui balance cairan tubuh

Pada dehidrasi dapat terjadi perubahan TTV

Pemberian cairan yang berlebihan dapat menimbulkan overload


1.      Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi/inflamasi
Dapat ditandai dengan : klein melaporkan sakipt kepala, nyeri otot, prilaku distraksi, perilaku berlindung, tegangan muskuler, perubahan TTV.
Tujuan: Melaporkan nyeri  hilang/terkontrol ditandai dengan :
menunjukkan postur rileks dan mampu istirahat/tidur dengan tepat
Rencana intervensi
Rasional
Berikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap sesuai dengan indikasi


Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin diatas mata


Tingkat tirah baring, bantulah kebutuhan perawatan diri yang penting

Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman sperti kepala agak tinggi sedikit pada  meningitis

Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan masase otot daerah leher dan bahu.

Berikan analgetik seperti  asetaminofen, kodein






Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitifitas pada cahaya dan meningkatkan istirahat/rileksasi

Meningkat kan vasokonstriksi, menumpulkan resepsi sensorik yang selanjutnya akan menurunkan nyeri

Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri

.Menurunkan iritasi meningeal, resultan ketidaknyamanan lebih lanjut


Dapat membatu merelsasikan ketegangan otot yang meningkatkan reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman tersebut.

Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat, catatan : narkotik mungkin merupakan kotra indikasi sehingga menimbulkan ketidakakuratan dalam pemeriksaaan neurologis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar