PENATALAKSANAAN KLIEN DENGAN SITOSTATIKA
1. Resiko Infeksi :
·
Kaji
pasien terhadap bukti adanya infeksi :
a. Pantau TTV tiap 4 jam
b. Pantau jumlah leukosit dan hitung
banding tiap hari
c. Inspeksi semua tempat yang berperan
sebagai jalan masuk untuk pathogen (letak intravena, luka, lipatan kulit,
tulang yang menonjol, perineum dan rongga mulut).
·
Laporkan
demam 38,3 0C, menggigil,
diaporesis, pembengkakan, panas, nyeri , eritema, eksudat pada permukaan –
permukaan tubuh.
·
Lakukan
tindakan untuk meminimalkan infeksi :
a. Menghindarkan pasien kontak dengan
individu yang diketahui atau menderita infeksi atau baru mendapat vaksinasi.
b. Menginstruksikan semua personel
dalam mencuci tangan yang baik sebelum & setelah memasuki ruangan.
c. Bantu pasien dalam praktik hygene personal
yang rinci.
d. Hindari pemasangan suntikan intra
muscular & pemasangan kateter urine ; jika kateter diperlukan, terapkan
teknik aseptic yang ketat.
e. Hindari buah segar, daging, ikan dan
sayuran mentah jika jumlah SDP absolutn < 1000 / mm3 dan tumbuhan
yang ditanam dalam pot.
f. Setiap hari : ganti air yang dapat diminum, cairan pembersih
gigi, dan peralatan respiratori yang mengandung air.
2. Resiko Perdarahan
·
Kaji
terhadap potensial perdarahan : pantau jumlah trombosit
·
Kaji
terhadap perdarahan :
a. Petechiae, atau ekimosis.
b. Penurunan Hb atau Ht
c. Perdarahan berkepanjangan akibat
prosedur invasif, pungsi vena, luka kecil atau goresan kecil.
d. Darah samar atau darah nyata pada segala
ekskresi tubuh, emesis, sputum.
e. Perdarahan dari orifisium tubuh.
·
Instruksikan
pasien & keluarga tentang cara – cara untuk meminimalkan perdarahan :
a. Gunakan sikat gigi berbulu halus
untuk perawatan mulut
b. Hindari cairan pembersih mulut
komersial
c. Hindari makanan yang sulit dikunyah.
·
Lakukan
tindakan untuk meminimalkan perdarahan :
a. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan
laboratorium hanya dengan satu kali pungsi vena.
b. Hindari
mengukur suhu secara rectal atau memberikan suppositoria dan enema.
c. Hindari suntikan intramuskular ; gunakan
jarum yang paling kecil yang memungkinkan.
d. Berikan tekanan langsung pada tempat tusukan pungsi vena atau suntikan
setidaknya 5 menit.
e. Mempertahankan masukan cairan sedikitnya 3
L / 24 jam kecuali ada kontraindikasi.
f. Hindari medikasi yang akan mengganggu proses pembekuan (eg.
Aspirin).
3. Perubahan Nutrisi ; Kurang dari kebutuhan
tubuh b.d mual & muntah
·
Sesuaikan
diet sebelum & setelah pemberian obat sesuai dengan kesukaan dan toleransi
anak.
·
Cegah
pandangan, bau dan bunyi – bunyian yang
tidak menyenangkan di lingkungan anak.
·
Ingat
makanan kesukaan anak di setiap golongan umur.
·
Berikan
anak snack pada saat periode lapar.
·
Pastikan hidrasi cairan yang adekuat sebelum, selama & setelah pemberian obat
; kaji masukan dan haluaran.
·
Berikan
anti emetik , sedatif sesuai indikasi untuk meringankan gejala.
4. Perubahan membran mukosa oral :
Stomatitis
·
Kaji
rongga mulut tiap hari
·
Instruksikan
pasien untuk melaporkan adanya rasa
terbakar pada mulut, nyeri, area kemerahan, lesi terbuka pada bibir, nyeri yang
berkaitan dengan menelan atau penurunan toleransi terhadap makanan yang bersuhu
ekstrim.
·
Berikan
dorongan dan bantuan dalam regimen hygiene oral :
a. Gunakan pembilas mulut normal salin
setiap 2 jam ketika bangun ; setiap 6 jam pada malam hari.
b. Gunakan sikat gigi berbulu halus.
·
Berikan
anestetik lokal pada daerah ulserasi sebelum makan &
sesuai kebutuhan.
·
Berikan
diet lunak, hindari makanan yang pedas atau keras untuk dikunyah dan makanan
yang bersuhu ekstrim.
·
Anjurkan
minum dengan sedotan.
5. Gangguan citra tubuh : Alopesia
·
Bantu
anak & keluarga menghadapi masalah kehilangan rambut dengan menggunakan wig
atau perawatan pada daerah alopesia.
·
Tekankan
bahwa rambut akan tumbuh kembali 3 – 6
bulan, dan mungkin warna atau teksturnya akan sedikit berbeda.
·
Dukung
reintegrasi dengan teman sebaya anak.
·
Dukung
kunjungan teman – teman anak sebelum pulang, untuk mempersiapkan anak dengan reaksi & pertanyaan –
pertanyaan.
6. Keletihan & Intoleransi
aktivitas
·
Berikan
dorongan untuk istirahat beberapa periode selama siang hari, terutama sebelum
dan setelah latihan fisik.
·
Tingkatkan
jam tidur total pada malam hari sekurang
– kurangnya 8 - 10 jam.
·
Atur
kembali jadwal kembali setiap hari & atur
aktivitas untuk menghemat pemakaian energi.
·
Berikan
masukan protein & kalori yang adekuat
·
Kaji
gangguan keseimbangan cairan & elektrolit pada anak
·
Kaji
terhadap sumber ketidaknyamanan
·
Berikan
strategi untuk memfasilitasi mobilisasi.
7. Nyeri dan Ketidaknyamanan
·
Kaji
karakteristik nyeri & ketidaknyamanan : lokasi, kualitas, frekuensi,
durasi.
·
Tenangkan
anak dengan mengatakan bahwa Anda mengetahui nyeri yang dirasakannya &
bahwa Anda akan membantu anak dalam mengurangi nyeri tersebut.
·
Berikan
dorongan penggunaan strategi pereda nyeri yang telah anak terapkan dengan berhasil pada pengalaman
nyeri sebelumnya.
·
Ajarkan
anak strategi baru untuk meredakan nyeri & ketidaknyamanan ; dengan
menggunakan teknik distraksi, imajinasi, relaksasi, stimulasi kutan, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar