Selasa, 17 Desember 2013

PENATALAKSANAAN SITOSTATIKA PADA ANAK



PENATALAKSANAAN  KLIEN DENGAN SITOSTATIKA

1.      Resiko Infeksi :
·         Kaji pasien terhadap bukti adanya infeksi   :
a.       Pantau TTV tiap 4 jam
b.      Pantau jumlah leukosit dan hitung banding tiap hari
c.       Inspeksi semua tempat yang berperan sebagai jalan masuk untuk pathogen (letak intravena, luka, lipatan kulit, tulang yang menonjol, perineum dan rongga mulut).
·         Laporkan demam  38,3 0C, menggigil, diaporesis, pembengkakan, panas, nyeri , eritema, eksudat pada permukaan – permukaan tubuh.
·         Lakukan tindakan untuk meminimalkan infeksi  :
a.       Menghindarkan pasien kontak dengan individu yang diketahui atau menderita infeksi atau baru mendapat vaksinasi.
b.      Menginstruksikan semua personel dalam mencuci tangan yang baik sebelum & setelah memasuki ruangan.
c.       Bantu pasien dalam praktik hygene personal yang rinci.
d.      Hindari pemasangan suntikan intra muscular & pemasangan kateter urine ; jika kateter diperlukan, terapkan teknik aseptic yang ketat.
e.       Hindari buah segar, daging, ikan dan sayuran mentah jika jumlah SDP absolutn < 1000 / mm3 dan tumbuhan yang ditanam dalam pot.
f.       Setiap hari : ganti  air yang dapat diminum, cairan pembersih gigi, dan peralatan respiratori yang mengandung air.

2.      Resiko  Perdarahan
·         Kaji terhadap potensial perdarahan : pantau jumlah trombosit
·         Kaji  terhadap perdarahan :
a.       Petechiae, atau ekimosis.
b.      Penurunan Hb  atau Ht
c.       Perdarahan berkepanjangan akibat prosedur invasif, pungsi vena, luka kecil atau goresan kecil.
d.      Darah samar atau darah nyata pada segala ekskresi tubuh, emesis, sputum.
e.       Perdarahan dari orifisium tubuh.
·         Instruksikan pasien & keluarga tentang cara – cara untuk meminimalkan perdarahan :
a.       Gunakan sikat gigi berbulu halus untuk perawatan mulut
b.      Hindari cairan pembersih mulut komersial
c.       Hindari makanan yang sulit dikunyah.
·         Lakukan tindakan untuk meminimalkan perdarahan :
a.       Ambil sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium hanya dengan satu kali pungsi vena.
b.      Hindari  mengukur suhu secara rectal atau memberikan suppositoria dan enema.
c.       Hindari suntikan intramuskular ; gunakan jarum yang paling kecil yang memungkinkan.
d.      Berikan tekanan langsung pada  tempat tusukan pungsi vena atau suntikan setidaknya 5 menit.
e.       Mempertahankan masukan cairan sedikitnya 3 L / 24 jam kecuali ada kontraindikasi.
f.       Hindari medikasi  yang akan mengganggu proses pembekuan (eg. Aspirin).

3.      Perubahan Nutrisi ; Kurang dari kebutuhan tubuh b.d  mual & muntah
·         Sesuaikan diet sebelum & setelah pemberian obat sesuai dengan kesukaan dan toleransi anak.
·         Cegah pandangan, bau dan bunyi – bunyian  yang tidak menyenangkan  di lingkungan anak.
·         Ingat makanan kesukaan anak di setiap golongan umur.
·         Berikan anak snack pada saat periode lapar.
·         Pastikan  hidrasi cairan yang adekuat  sebelum, selama & setelah pemberian obat ; kaji masukan  dan haluaran.
·         Berikan anti emetik , sedatif sesuai indikasi untuk meringankan gejala.

4.      Perubahan membran mukosa oral : Stomatitis
·         Kaji rongga mulut tiap hari
·         Instruksikan pasien  untuk melaporkan adanya rasa terbakar pada mulut, nyeri, area kemerahan, lesi terbuka pada bibir, nyeri yang berkaitan dengan menelan atau penurunan toleransi terhadap makanan yang bersuhu ekstrim.
·         Berikan dorongan dan bantuan dalam regimen hygiene oral :
a.       Gunakan pembilas mulut normal salin setiap 2 jam ketika bangun ; setiap 6 jam pada malam hari.
b.      Gunakan sikat gigi berbulu halus.
·         Berikan anestetik   lokal  pada daerah ulserasi sebelum makan & sesuai kebutuhan.
·         Berikan diet lunak, hindari makanan yang pedas atau keras untuk dikunyah dan makanan yang bersuhu ekstrim.
·         Anjurkan minum dengan sedotan.

5.      Gangguan  citra tubuh : Alopesia
·         Bantu anak & keluarga menghadapi masalah kehilangan rambut dengan menggunakan wig atau perawatan pada daerah alopesia.
·         Tekankan bahwa rambut akan tumbuh kembali  3 – 6 bulan, dan mungkin warna atau teksturnya akan sedikit berbeda.
·         Dukung reintegrasi dengan teman sebaya anak.
·         Dukung kunjungan teman – teman anak sebelum pulang, untuk mempersiapkan  anak dengan reaksi & pertanyaan – pertanyaan.

6.      Keletihan & Intoleransi aktivitas
·         Berikan dorongan untuk istirahat beberapa periode selama siang hari, terutama sebelum dan setelah latihan fisik.
·         Tingkatkan jam tidur total pada malam hari  sekurang – kurangnya  8 - 10 jam.
·         Atur kembali jadwal kembali setiap hari & atur  aktivitas  untuk  menghemat pemakaian energi.
·         Berikan masukan protein & kalori yang adekuat
·         Kaji gangguan keseimbangan cairan & elektrolit pada anak
·         Kaji terhadap sumber ketidaknyamanan
·         Berikan strategi untuk memfasilitasi mobilisasi.

7.      Nyeri dan Ketidaknyamanan
·         Kaji karakteristik nyeri & ketidaknyamanan : lokasi, kualitas, frekuensi, durasi.
·         Tenangkan anak dengan mengatakan bahwa Anda mengetahui nyeri yang dirasakannya & bahwa Anda akan membantu anak dalam mengurangi nyeri tersebut.
·         Berikan dorongan penggunaan strategi pereda nyeri yang telah  anak terapkan dengan berhasil pada pengalaman nyeri sebelumnya.
·         Ajarkan anak strategi baru untuk meredakan nyeri & ketidaknyamanan ; dengan menggunakan teknik distraksi, imajinasi, relaksasi, stimulasi kutan, dsb.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar