Senin, 16 Desember 2013

ASKEP STROK



1.     PENGERTIAN


Cerebrovascular Accident (CVA) atau Stroke adalah terjadinya infark (kematian jaringan ) pada bagian tertentu dari jaringan otak sehubungan dengan insufisiensi suplai darah.

Stroke dapat terjadi sebagai akibat oklusi (blokade) salah satu pembuluh darah yang memberikan nutrisi pada otak, obstruksi sebagai atau seluruhnya pada pembuluh darah intrakranial, atau terjadinya perdarahan didalam otak.

2.     INSIDEN

Di AS, stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Penyakit ini dapat dicegah atau diminimalkan dengan upaya : tekanan darah tetap terkonrol, tingkatkan kesadaran akan diet yang diperlukan dan hindari merokok.
Beberapa hal yang perlu diketahui bahwa di AS kebanyakan yang menderita penyakit ini adalah kulit hitam, sering ditemukan pada pria daripada wanita dan pada umumnya meningkat setelah usia 75 tahun.

3.     ETIOLOGI

Terjadinya stroke disebabkan oleh adanya trombus dan emboli yang menyebabkan terjadi penyempitan atau oklusi sempurna salah satu pembuluh darah yang mensuplai darah keotak, juga bila terjadi perdarahan(hemorrhagic). Stroke akibat tekanan pada dinding pembuluh darah dan spasme arteri, jarang dijumpai.

Trombosis :
 Adalah pembentukan bekuan darah dalam pembuluh darah yang dapat menyebabkan menyempitnya lumen pembuluh darah bahkan terjadi sumbatan. Trombisis adalah penyebab utama terjadinya infark serebral. Dua pertiga dari stroke  disebabkan oleh trombosis akibat  hipertensi dan diabetes mellitus yang keduanya dapat mengakibatkan terjadinya atherosclerosis.

Faktor lain yang dapat berisiko terjadinya trombosis adalah kontrasepsi oral, gangguan koagulasi, polycithemia, arteritis, hipoksia kronik, dan dehidrasi. Thrombosis terjadi sebagai akibat pembentukan atheroma sehingga lumen pembuluh darah menyempit. Trombus menyebabkan terjadinya  hipoperfusi, infark dan iskemia.

Pada awalnya terjadi paresis (menurunnya/berkurangnya kekuatan dan gerakan ekstremitas),, aphasia (gangguan fungsi berbahasa), paralisis, gangguan kesadaran, gangguan penglihatan.

Embolisme :
Terjadinya penyumbatan/oklusi arteri serebral oleh embolus, yang mengakibatkan terjadinya nekrosis dan edema pada area yang disuplai oleh pembuluh darah yang mengalami sumbatan.

Embolisme adalah penyebab kedua  stroke. Pada umumnya berasal dari  lapisan bagian dalam jantung (endotel) dimana terbentuk plak yang kemudian terlepas dan mengalir dalam sirkulasi darah. Apabila emboli ini berjalan/mengalir pada pembuluh darah yang lebih kecil maka ditempat itu emboli ini akan menyumbat atau pada percabangan pembuluh darah.

Emboli yang berhubungan dengan penyakit/gangguan jantung, yaitu atrial fibrilasi, infark jantung,, infeksi endokarditis, penyakit jantung reumatik, dan atrial septal defect. Penyebab lain yang tidak sering yaitu emboli udara, emboli lemak akibat fraktur femor, cairan amnion setelah ibu melahirkan, dan adanya tumor.

Serangan bersifat tiba-tiba. Pasien dalam keadaan sadar penuh, walaupun pasien juga merasakan nyeri kepala. Prognosis bergantung lokasi pembuluh darah yang mengalami sumbatan.

Perdarahan intraserebral :
Perdarahan dalam otak disebabkan oleh rupturnya pembuluh darah. Perdarahan intraserebral biasanya disebabkan oleh adanya hipertensi. Penyebab lain adalah tumor otak, trauma, pengobatan thrombolitik, dan ruptur aneurisma.

Hipertensi dan atherosclerosis menyebabkan terjadinya perubahan degeneratif pada dinding ateri, menyebabkan ruptur dan terjadi perdarahan. Massa darah akan menekan jaringan otak. Tekanan ini menyebabkan jaringan otak terdesak dan menurunnya aliran darah ke otak akibat adanya iskemia dan infark.

Daerah yang sering mengalami perdarahan intraserebral yaitu putamen dan kapsula internal (50%),thalamus, hemisper otak, dan pons. Klien akan mengalami nyeri kepala hebat, nausea dan muntah, kehilangan kemampuan untuk berjalan, dysphagia, gangguan gerakan bola mata. Perdarahan pada post sangat berbahaya sebab bagian ini adalah fungsi kehidupan dasar. Perdarahan pada pons dapat mengakibat kan hemiplegia, coma, hipertermia, dan selanjutnya meninggal.
Prognosis perdarahan intraserebral sangat jelek : 70 % pasien mening- gal akibat adanya perdarahan intraserebral.

Perdarahan subarachnoid :
Disebabkan oleh adanya aneurisma, kelainan pembuluh darah, trauma, dan hipertensi. Aneurisma sering terjadi pada pasien atherosc-  lerosis, trauma, hipertensi, atau kelainan pembuluh darah yang bersifat kongenital Biasanya juga perdarahan dapat disebabkan oleh pengobatan antikoagulan, pengobatan trhrombolitik, dan symphatomimetic
Perdarahan yang terjadi menekan ruang arachnoid dan menyebabkan nyeri kepala, pusing, penurunan kesadaran, nausea, muntah, demam, nyeri pada bagian leher dan punggung, paralisis, coma, dan kemudian meninggal.

4. FAKTOR RESIKO

 Faktor risiko  yang berhubungan dengan stroke dapat dibagi dalam faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi. Faktor risiko ini akan meningkat/lebih berisiko  pada seseorang yang mempunyai lebih dari satu faktor risiko.
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi termasuk :
 a. Gender    :   Insiden stroke lebih besar pada pria daripada wanita
 b. Usia     :   Insiden stroke meningkat hingga usia 75 tahun. Kejadian  rata-rata pada usia 55 – 75 tahun.
 c. Ras        :    Suku bangsa Afrika-Amerika berisiko lebih tinggi mengalami stroke akibat hipertensi
d. Herediter : Seseorang dengan riwayat keluarga stroke akan berisiko mengalami stroke.

Faktor yang dapat dimodifikasi, termasuk :
Kebiasaan hidup termasuk  mengkonsumsi alkohol yang berlebihan, perokok, kegemukan, makanan dengan tinggi lemak, penggunaan obat-obatan tertentu.

Kondisi patologis yang dapat mengkonstribusi terjadinya stroke, termasuk : penyakit jantung, diabetes mellitus, hipertensi, migrain/sakit kepala, polycithemia, dan sickle cell anemia. Rata-rata 9 % dari pria dan 18 % wanita yang menderita penyakit jantung infark akan menderita stroke dalam 6 tahun. Hipertensi yang terkontrol dengan pengobatan yang teratur dapat mencegah terjadinya stroke. Wanita yang perokok lima kali lebih berisiko menderita stroke dibanding yang tidak perokok.

5. PENCEGAHAN


Pencegahan utama untuk menghindari risiko adalah pendidikan kesehatan masyarakat.
Mempertahankan berat badan dan kolesterol dalam batas normal, dan menghindari merokok atau tidak menggunakan oral kontrasepsi.
Pengobatan/mengontrol diabetes, hipertensi dan penyakit jantung.
Memberikan informasi kepada klien sehubungan dengan penyakit yang diderita dengan stroke.

Apabila sudah terserang stroke, dalam situasi ini tujuan adalah mensegah terjadinya komplikasi sehubungan dengan stroke dan infark yang lebih luas pada masa yang akan datang. Apabila terjadi immobilitas akan meningkatkan risiko injury sehubungan dengan paralisis dan aspirasi pada jalan nafas. Pencegahan lebih lanjut yaitu memonitoring faktor risiko yang dapat diidentifikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar