Rabu, 18 Desember 2013

DEPRESI PADA USIA LANJUT



Diagnosa dan manajemen

Usila mengkin tidak mengakui perasaan depresi pada diri mereka dan orang lain,  hal ini hanya dapat diketahui melalui pengamatan yang teliti dari penampakan dan tingkah laku mereka sehingga depresi yang sebenarnya bias jelas. Salah satu masalahnya adalah ke- sulitan dalam membedakan gejala gangguan fisik dari gejala depresi yang dimanifestasikan sebagai keluhan fisik. Kumpulan dari gejala depresi dengan  gangguan kognitif harus ditentukan apakah hal tersebut mendasari gangguan depresi, dimensia atau delirium. Anggota keluarga dan pemberi perawatan sering gagal dalam menerima gejala depresi dari usila sebagai sesuatu yang abnormal dan sebagai indikasi dari gangguan akibat pemberian pengobatan.
Untuk mendeteksi depresi pada usila, perawat seharusnya mengobservasi usia pada beberapa kejadian mendadak atau penampakan perubahan yang progresi, cara bicara, pergerakan taua tingkah laku. Mengabaikan diri, kurang perawatan, BB menurun, rasa duka yang mendalam dan ketidakinginan untuk bersosialisasi dengan keluarga dan teman-teman, mungkin semua merupakan indikasi dari depresi. Ketika dicurigai sebagai depresi, perawat seharusnya mengkaji mood dari seeorang dengan menggunakan salah satu kuosioner skrening depresi yang telah sedang dikembangkan untuk tujuan ini
Kedua, perawat mengkaji perubahan fungsi kognitif, keluhan hilangnya daya ingat atau kesulitan berkonsentrasi ; kesemuanya harus dicari tahu. Hal ini penting untuk membedakan yang mendasari dimensia dari munculnya depresi sebagai dimensia sebab pengobatan depresi akan menghasilkan perbaikan fungsi ognitif. Skrening untuk fungsi kognitif mungkin membantu dalam membedakan dimensia dari pseudodimensia (lihat appendiks pada bab ini). Tetapi hal ini hanya mengkin ditemukan di diagnosa dari depresi versus dimensia yang terjadi seelumnya melalui pengamatan respon  pada regimen pengobatan untuk depresi.
Ketiga, perawat harus mengenal bahwa gangguan fisik seperti infeksi, penyakit tiroid dan kanker atau akibat pengobatan dapat mempengaruhi gejala-gejala depresi. Oleh karena itu status fisik, regimen pengobatan, status nutrisi atau penggunaan zat seperti alcohol harus diselidiki.
Keempat, perawat harus membuat secara tersendiri antara keluhan somatic yang berasal dari emosi dan keluhan patologi yang dapat diobati. Keluhan pasien, apapun penyebabnya, harus selalu diwaspadai dan diterapi dengan penuh perhatian untuk kesehatan individu.
Individu yang yang dinyatakan mengalami depresi melalui keluhan somatic, seperti sakit dan nyeri dan masalah pola tidur, dikatakan memiliki sedikit pandangan dalam perasaan dan keinginan mereka oleh karena memiliki kesulitan dalam menerima diagnosa dari depresi (Blazer, 1982)
Terapi depresi pada usila, sama seperti usimu, terdiri dari empat pendekatan, semuanya dapat dilaksanakan dengan bantuan orang lain:
1.      Regimen pengobatan
2.      Psikoterapi
3.      Terapi tambahan (keluarga)
4.      Terapi elektrokonvulsif


Medikasi

            Tiga kelas utama dari obat-obat antidepresantelah sedang dikembangkan :
Trisiklik antidepresan, monoamine oksidaseinhibitor dan serotonin pilihan reuptake inhibitor. Kesemuanya telah dirancang untuk menimbulkan efek perubahan biokimia yang terjadi pada otak, yang meningkatkan tingkat neurotransmiternya yang diketahui memiliki hubungan etiologi dengan depresi.
Trisiklik anti depresan, dinamakan demikian karena struktur kimianya, obat tersebut umumnya digunakan pada usila. Nortriptilin, desipramin dan doxepin merupakan obat terapi terkenal untuk para lansia karena tingkat efektifitasnya (Blazer, 1994). Sayangnya, walaupun efektif dalam terapi depresi, banyak obat trisiklik memliliki sejumlah interaksi yang kurang baik dengan jenis obat lain dan memiliki efek samping, termasuk konfusidan hipotensi postural yang dapat mengakibatkan syncope dan terjatuh (Blazer, 1982; Hollister, 1979). Untuk menghindari efek ini, pasien harus secara hati-hati di monitor, dan dosis obatnya ditingkatkan secara perlahan untuk mencapai tingkat terapeutik (Blazer, 1982)
Monoamine oxidaseinhibitors (MAOIs) merupakan kelas obat anti depresi yang jarang digunakan pada lansia karena dapat mengakibatkan overstimulasi pada orang dewasa termasuk kecemasan dan agitasi, juga memiliki potensi mengancam hidup karena efek sampingnya apabila digunakan secara bersamaan dan interaksinya dengan obat lain.
Serotonin selektif reuptake inhibitors (SSRIs) secara spesifik meningkatkan sejumlah serotonin yang tersedia di sinaps saraf dengan cara menyeleksi penghambat yang biasanya diambil kembali dari neurotransmitter dalam sinaps antara sel sel-sel saraf. Hasil akhirnya dapat meningkatkan serotonin di hubungan neuron yang memfasilitasi efek antidepresan. Kelas obat ini menjadi sering digunakan pada lansia, sebagaimana pada kelompok usia lain, yang paling dikenal adalah fluoxetine (Prozac). Tetapi yang lain termasuk paroxetin (Paxil, Seroxat) dan sertralin (Zoloft). Obat-obat jenis ini cenderung memiliki efek kurang baik yang sedikit dari pad obat antidepresan lain, tetapi efeknya mungkin termasuk agitasi, insomnia dan gangguan GI. Prozec cenderung memilik efek stimulant, sebaliknya Zoloft lebih sedative. Fluoxetine memiliki waktu paru yang lama dan efek sampingnya dapat bertahan selama tidak diteruskannya pengobatan (Blazer, 1994).  Jenis obat pilihan tergantung pada pertimbangan fisik sesuai dengan efek yang layak dicapai pada pasien.












Antidepresan lain yang tidak disebutkan dalam kelas sebelumnya termasuk trazodone  (Desyrel), memiliki tingkat sedative tinggi dan bupropion (Wellbutrin) yang dapat menyebabkan kegelisahan, kecemasan dan agitasi pada awal pengobatan (Billing, 1995).
Tiga tipe pengobatan lain yang dapat digunakan dalam pengendalian depresi pada lansia yaitu:
1.      Stimulan dosis rendah, seperti methylphenidate (Ritalin), dapat digunakan  untuk orang-orang apatis
2.      Tranquilizers seperti benzodiazepine, termasuk lorazepam (Ativan) dan diazepam (valium), dapat digunakan untuk agitasi menengah. Tranqualizer mayor seperti haloperidol (Haldol), diresepkan untuk orang depresi agitasi berat dan gejala psikotik
3.      Lithium kadang-kadang digunakan untuk mengontrol episode depresi ulangan juga sebagai bipolar atau gangguan manic-depresi (Blazer, 1982). Monitoring yang waspada diperlukan pada lansia dengan penggunaan jenis obat tersebut sebab dapat mengakibatkan resiko keracunan konfusional. (Holister, 1979).

Psikoterapi

Kebanyakan orang mendiskusiakn  perasaannya dengan keluarga dan temannya mengenai penyakitnya, hubungan dengan sesamanya serta konflik dan mereka terlibat dalam diskusi terapeutik dalam membantu menyelesaikan permasalahan atau memutuskannya dalam suatu  kegiatan. Untuk alasan yang sama psikoterapi atau curhat untuk mengekspresikan emosi merupakan anjuran modalitas utama dalam mengendalikan depresi. Hal ini dapat berbentuk perseorangan atau kelompok atau dapat mengikuti teknik khusus yang dianjurkan oleh pelatih psikoterapi atau dilaksanakan melalui les
Terapi kognitif dan tingkah laku dapat membantu dalam terapi depresi pada lansia salah satu teknik khusus dari terapi kognitif untuk depresi pada lansia telah dikembangkan. Terapi kenangan juga telah didukung untuk depresi pada lansia, dengan “live review” sebagai alat terapinya.  
Psikoterapi untuk lansia biasanya berbentuk les, konseling atau diskusi mengenai masalah atau mengenai depresi individu dengan spesialis keperawatan geropsikiatrik klinik, social worker dan caregiver lain. Hal ini langsung kearah memberi dukungan, menurunkan kecemasan, orientasi pada realita, memberikan bimbingan, menentramkan hati kembali dan meningkatkan sosialisasi

Terapi Tambahan

            Terapi lain telah disepakati dan dikembangkan untuk membantu dalam pemulihan dan penyembuhan depresi pada lansia melalui perbaikan fungsi fisiologi, motivasi, sosialisasi dan self-interest termasuk (1) latihan dan program kegiatan fisik (2) terapi okupasi, seni, dan terapi musik yang telah ditemukan sebagai terapeutik dalam perawatan dan pengobatan depresi pada lansia




Terapi Elektrokonvulsif
           
            Penggunaan terapi elektrokonvulsif sebagai terapi depresi telah diperkenalkan kurang lebih 50 tahun yang lalu setelah diamati bahwa pasien dengan riwayat depresi dan epilepsi dengan gejala-gejala serangan epilepsi. Walaupun manajemen penanganan depresi lebih mengutamakan obat dan psikoterapi, terapi elekrokonvulsif digunakan sebagai terapi tambahan dalam penanganan episode depresi mayor yang tidak berespon terhadap pengobatan khususnya ketika adanya gejala bunuh diri.
            Terapi ini dapat menyebabkan hilangnya memori sementara yang akhirnya akan kembali ke fungsi memori seperti normal. Lansia yang mengalami depresi biasanya mendapatkan periode amnestic ini selama gangguan dalam perawatan sebab keraguan dalam hilangnya kognitif yang mendalam pada kebanyakan lansia penderita depresi. (Blazer, 1994)
           
Sistem keluarga sebagai sistem pengasuhan

          Peningkatan usia hidup telah merubah susunan keluarga., kebanyakan keluarga memiliki anggota dalam empat generasi dan beberapa lagi  memiliki anggota dalam lima atau enam generasi. Setiap perubahan sosial membawa keuntungan yang tidak diingikan dan masalah yang tidak diantisipasi, barangkali masyarakat moderen akan disudutkan  dengan bagaimana mereka merespon penambahan anggota keuarga, bergantung pada anggota keluarga muda atau tua.

Pengasuh (caregivers)
           
            Caregivers merupakan hal terpenting dalam pengalaman setiap manusia. Infant tidak akan tumbuh dengan sehat jika kurang dirawat. Marasmus yang merupakan penyakit  pada infant, terjadi pada usia tersebut jika tanpa perawatan fisik dan emosi yang cukup. Hubungan signifikan lain seperti istri dan suami, saudara laki-laki dan perempuan, juga biasanya diberlakukan  dan ini semua membawa harapan pada hubungan perawatan hakiki yang saling mengntungkan secara timbal balik dalam hal sikap dan perubahan dalam pelayanan.
            Penghasuhan pada lansia dengan gangguan kognitif tidak memiliki karakteristik hubungan dewasa sebab adanya  ketidakmampuan seseorang secara timbal balik dengan sikap yang cukup dan perubahan yang berarti pada pelayanan. Juga kebanyakan orang tidak dipersiapkan untuk perubahan ini dalam hubungannya dengan seseorang yang mereka rawat sepenuhnya, dengan demikian perawat dapat mengetahui perlawanan yang ditunjukkan dari banyak orang untuk pengakuannya akan  gangguan kognitif pada anggota keluarga lansia.
            Sekarang ini tidak ada yang mengetahui bentuk perawatan pada gangguan kognitif yang b/d penyakit yang digolongkan sebagai dimensia hingga ilmu pengetahuan menyediakan perawatan untuk kondisi atau mekanisme untuk menurangi gejala-gejalanya, seperti insulin untuk penderita DM, sehingga pemberi pelayanan pada kerluarga akan melanjutkan untuk menyediakan perawatan untuk gangguan kognitif pada lansia.
             Gangguan kognitif  biasanya tidak terjadi secara cepat ; biasa prosesnya  tersamar yang secara lambat dapat melemahkan individu. Hal ini telah ditunjukkan melalui sejumlah studi yang diadakan dalam keluarga orang AS yang tidak membiarkan lansia dalam keluarganya dengan gangguan dan hasilnya kebanyakan keluarga melanjutkan periode perawatan untuk keluarganya di rumah (Brody, 1985 ;  Shanas, 1979). Perawatan yang diberikan keluarga dan teman mewakili sebagian besar perawatan jangka panjang yang diterima oleh lansia suatu negara. Banyak lansia merupakan bagian integral dari jaringan kerja informal dari keluarga dan lingkungan. Sebaliknya dimasa lalu mereka dapat memberikannya dalam sebuah antargenerasi.
Gambaran dari pengasuhan dan pemberi asuhan
            Pemberian asuhan pada keluarga secara informal merupakan sebuah bagian sistem pelayanan kesehatan yang tidak diakui, dimana dalam tugasnya memberikan asuhan lebih dari 80% dari home care pada lansia. Kegiatan pemberian asuhan dalam pelayanannya begitu maju dan meluas meliputi  bantuan dengan transportasi dan belanja keperluan hidup selama 24 jam dalam askepnya. Empat tipe umum dari bentuk pemberian asuhan yang ditetapkan yaitu : (1) dukungan emosional (2) Pelayanan langsung (3) Kerja sama dengan sistem perawatan formal dan (4) bantuan keuangan (Horowitz, 1985)
            Jumlah dan jenis perawatan yang diberikan tergantung pada  kebutuhan lansia dan biasanya mengalami peningkatan suatu waktu (Stone et al, 1987). Keluarga dengan lansia yang mengalami gangguan meminta pelayanan formal hanya apabila keperluan perawatan kurang dapat mereka lakukan sendiri (Soldo & Manton, 1985). Pemberi asuhan pada depresi dan keletihan sering merupakan peramal pasien dimensia pada lansia yang ada di suatu yayasan
            Siapakah pengasuh dan yang potensial untuk itu ? Apa yang terjadi pada ketika mereka memberikan perawatan untuk keluarga lansia dan teman mereka ? pertanyaan-pertanyaan yang sedang diteliti ini telah dicoba untuk dijawab selama satu dekade
            Stone & Kemper (1990) melaporkan bahwa 13,3 juta orang Amerika, satu dari setiap 6 orang dengan usia antara 45-64 tahun memiliki orang tua atau pasangan yang cacat/lumpuh. Jumlah yang besar ini sekarang akan diberi perawatan. Data pada tahun 1982 dari survey perawatan jangka panjang nasional memberikan perkiraan dari anggota keluarga, kawan dan yang lainnya memberikan bantuan suka rela pada lansia yang bukan di yayasan. Survey melaporkan bahwa 2,2 pemberi asuhan suka rela membantu 1,6 juta lansia yang cacat dan tinggal di luar yayasan. 20% dari lansia penerima perawatan yaitu usia 85 tahun atau lebih dan rata-rata usianya 78 tahun . 60% adalah wanita ; 40% tingaal dengan pasangannya saj , 36% tinggal dengan pasangannya dan/atau anaknya, dan 11% tinggal sendiri. 22% melaporkan kesulitan dalam kegiatan hidup sehari-hari, dan 69% melaporkan status kesehatan pribadinya menurun atau cukup (Stone et al, 1987)
            Jenis pelayanan bagaimanakah yang disediakan oleh pemberi asuhan? Pertanyaan ini memiliki beberapa jawaban menarik. Sebanyak 8% pemberi asuhan menyediakan pelayanan selama 7 hari dalam seminggu dan menghabiskan rata-rata 4 jam sehari dalam sehari dalam memberikan perawatan. Kebanyakan disebutkan lebih sering membantu dalam hal berbelanja dan transportasi berikutnya adalah 4 dari 5 orang pemberi perawatan melaporkan dalam kegiatannya membantu  tugas rumah tangga, 50% sebagai pemberi pengobatan dan lebih dari 2/3 nya memberikan bantuan dengan personal hygiene (Stone et al., 1987)






















SKALA DIMENSIA FUNGSIONAL

Lingkari satu nilai untuk tiap soal :                             Pasien…………………………….
1. Tidak sama sekali atau sebentar saja                       Observer………………………….                
2. Beberapa saat                                                          Hubungannya dengan pasien…….
3. Bagian yang baik dari waktu                                  Fasilitas………..   Tanggal………
4. Sebagian besar atau sepanjang waktu

1  2  3  4  (01)  Memiliki kesulitan dalam mengerjakan tugas sederhana
1  2  3  4  (02)  Butuh waktu untuk duduk atau nampak tidak aktif
1  2  3  4  (03)  Berjalan-jalan malam hari atau butuh pengendalian mencegah berjalan
1  2  3  4  (04)  Mendengar sesuatu yang tidak ada
1  2  3  4  (05)  Butuh pengawasan atau bantuan untuk makan
1  2  3  4  (06)  Hilangnya sesuatu
1  2  3  4  (07)  Penampilan yang terganggu
1  2  3  4  (08)  Merintih
1  2  3  4  (09   Tidak dapat mengontrol BAB
1  2  3  4  (10)  Mengancam atau membahayakan orang lain
1  2  3  4  (11)  Tidak dapat mengontrol BAK
1  2  3  4  (12)  Butuh dipantau agar tidak mencederai dirinya
1  2  3  4  (13)  Merusak benda-benda disekitarnya
1  2  3  4  (14)  Bersorak atau berteriak
1  2  3  4  (15)  Menuduh orang lain yang membuat dirinya cedera
1  2  3  4  (16)  Apakah tidak menyadari batasan dari penyakitnya
1  2  3  4  (17)   Menjadi bingung atau tidak tahu dimana dirinya
1  2  3  4  (18)   Memiliki gangguan ingatan
1  2  3  4  (19)   Perubaha mood yang tiba-tiba
1  2  3  4  (20)   Bila ditinggalkan sendiri, akan berjalan waktu malam tanpa tujuan
                          atau butuh pengendalian untuk mencegah supaya tidak berjalan.




SKALA DEPRESI GERIATRIK
Pilihlah dengan menggunakan jawaban ya atau tidak berdasarkan apa yang anda rasakan selama beberapa minggu ini
1.      Apakah Anda merasa puas dengan hidup Anda ?
2.      Apakah dalam melakukan aktivitas Anda merasa tertarik ?
3.      Apakah Anda merasa hidup ini hampa ?
4.      Aapakah Anda sering merasa bosan ?
5.      Apakah Anda optimis dengan masa depan ?
6.      Apakah Anda merasa terganggu dengan pikiran yang ada di luar  kepala Anda?
7.      Apakah Anda selalu memiliki semangat setiap saat ?
8.      Apakah Anda merasa takut dengan hal buruk yang akan terjadi pada Anda ?
9.      Apakah Anda merasa senang setiap saat ?
10.  Apakah Anda selalu merasa tidak berdaya ?
11.  Apakah Anda sering susah tidur dan gelisah ?
12.  Apakah Anda lebih senang tinggal di rumah dari pada keluar danmengerjakan sesuatu yang baru ?
13.  Apakah Anda sering merasa ragu dengan masa depan Anda ?
14.  Apakah Anda merasa memiliki masalah pikiran dari pada orang lain ?
15.  Apakah Anda merasa heran dengan kesendirian Anda sekarang?
16.  Apakah anda sering merasa berkecil hati dan suram?
17.  Apakah Anda merasa kecantikan sudah tidak punya arti apa-apa lagi dalam hidup Anda sekarang ini ?
18.  Apakah Anda sangat ragu dengan masa lalu Anda ?
19.  Apakah Anda merasa hidup ini sangat indah?
20.  Apakah susah bagi Anda untuk memulai rencana yang baru?
21.  Apakah Anda merasa sangat kuat ?
22.  Apakah Anda merasa situasi Anda tidak mendukung ?
23.  Apakah Anda merasa bahwa orang lain lebih baik dari pada Anda ?
24.  Apakah Anda sering merasa terganggu dengan hal-hal kecil ?
25.  Apakah Anda sering merasa suka menangis ?
26.  Apakah Anda mengalami gangguan konsentrasi ?
27.  Apakah Anda merasa senang bangun di waktu pagi ?
28.  Apakah And alebih senang menghindari pertemuan-pertemuan social ?
29.  Apakah gampang bagi Anda untuk membuat keputusan ?
30.  Apakah pikiran Anda sejelas seperti waktu dulu ?
BAHAN WAWANCARA
  1. Saya benci pada keluarga lain yang tidak mengerjakan sesuatu buat pasangan saya
2.      Saya rasa bahwa pasangan saya membuat pertanyaan yang saya rasa kelewatan atau di luar keinginannya
3.      Sebab keterlibatan saya dengan pasangan, saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk diri saya sendiri
4.      Saya rasa stress dalam mencoba memberikan pertanggungjawaban, pekerjaan dll  kepada pasangan saya dan keluarga lain
5.       Saya rasa malu dengan tingkah laku pasangan saya
6.      Saya rasa bersalah akan interaksi saya dengan pasangan saya
7.      Saya rasa tidak dapat mengerjakan sesuatu semampu saya untuk pasangan
8.      Saya rasa marah akan interaksi saya dengan pasangan
9.      Saya rasa bahwa di masa lalu saya belum dapat  mengerjakan semampu saya apa yang diinginkan oleh pasangan saya
10.  Saya rasa tegang atau depresi akan interaksi saya dengan pasangan
11.  Saya rasa bahwa baru-baru ini pasangan saya mempengaruhi hubungan saya dengan anggota keluarga lain dan kawan saya dalam hubungan yang negativ
12.  Saya benci interaksi saya dengan pasangan
13.  Saya takut, apa yang akan terjadi dengan pasangan saya di masa depan
14.  Saya merasa senang berinteraksi dengan pasangan saya
15.  Terasa menyakitkan jika menyaksikan usia pasangan saya
16.  Saya rasa sangat berguna dalam berinteraksi dengan pasangan saya
17.  Saya rasa pasangan saya ketergantungan
18.  Saya rasa jenuh dalam berinteraksi dengan pasangan saya
19.  Saya rasa kondisi kesehatan saya menurun karena ada hubungannya dengan pasangan saya
20.  Saya merasa sangat berperan dalam kesehatan pasangan saya
21.  Saya rasa situasi seakarang saya tidak memiliki privasi dengan pasangan
22.  Saya merasa kehidupan osial saya menurun karena ada hubungannya dengan keterlibatan pasangan saya
23.  Saya ingin memiliki hubunganyang lebih baik dengan pasangan
24.  Saya rasa pasangan saya tidak menghargai apa yang telah kuperbuat untuknya seperti yang saya inginkan selama ini
25.  Saya rasa kurang enak jika berada disekitar teman-teman saya
26.  Saya rasa pasangan saya mencoba menipu saya
27.  Saya merasa pasangan saya mengharapkan untuk selalu memperhatikannya seolah-olah  akulah selama ini satu-satunya yang ia inginkan
28.  Saya rasa saya tidak memilii cukup uang untuk mendukung ongkos/pengeluaran yang dibutuhkan pasangan saya
29.  Saya merasa ingin menyediakan uang lebih untuk mendukung pasangan saya

PETUNJUK BIAYA PERAWATAN

Pilihan jawaban : (1) sangat tidak setuju (2) tidak setuju (3) setuju (4) sangat setuju

1.      Saya rasa bahwa pertemuan psikologis melibatkan anggota keluarga tertua saya agar dirasa diinginkan dan dianggap penting, bukan merupakan usaha yang berharga
2.      Saya rasa bahwa anggota keluarga tertua meminta orang lain untuk di rawat
3.      Saya rasa merawat anggoata keluarga tertua memiliki efek negatif  yang mempengaruhi    keluarga saya atau kesehatan fisik saya
4.       Saya rasa bahwa sebagai hasil dari perawatan anggoata keluarga tertua saya, saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk saya
5.      Saya rasa perawatan anggota keluarga tertua saya membuat saya menguras lagi isi tabungan untuk keperluan lain
6.      Saya rasa meeting kesehatan melibatkan anggota keluarga tertua saya, bukan merupakan usaha yang bermanfaat
7.      Saya rasa anggota keluarga tertua saya mencoba untuk menipu saya
8.      Saya rasa perawatan untuk anggota keluarga tertua saya memiliki efek yang negative yaitu mengurangi selera makan
9.      Saya rasa perawatan anggota keluarga tertua saya membuat ketegangan hubungan keluarga
10.  Saya rasa keluarga dan saya akan  menyerah mengingat ongkos perawaan anggota keluarga saya
11.  Saya rasa perawatan pada anggota keluarga tertua saya mengganggu rutinitas saya di rumah
12.  Saya rasa perawatan anggota keluarga tertua saya telah membuat keluarga saya dan saya jadi jengkel
13.  Saya rasa pertemuan harian yang melibatkan anggota keluarga tertua saya bukan merupakan usaha yang bermanfaat
14.  Saya rasa perawatan anggota keluarga tertua saya membuat saya kelelahan fisik
15.  Saya rasa keluargaku dan saya tidak mampu membiayai pengeluaran tambahan ini karena mahalnya biaya perawatan anggota keluarga tertua saya
16.  Saya rasa anggota keluarga tertua saya membuat permintaan yang tidak dibutuhkan untuk perawatannya
17.  Saya rasa pertemuan social yang melibatkan anggota keluarga tertua saya untuk perkawanan bukan merupakan usaha yang bermanfaat
18.  Saya rasa perawatan untuk anggota keluarga tertua saya membuat saya cemas
19.  Saya rasa perawatan untuk anggota keluarga tertua saya dapat mengganggu teman saya atau teman orang rumah yang datang berkunjung
20.  Saya rasa perawatan untuk anggota keluarga tertua saya terlalu mahal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar