Diagnosa dan manajemen
Usila mengkin tidak mengakui perasaan depresi pada diri mereka dan
orang lain, hal ini hanya dapat
diketahui melalui pengamatan yang teliti dari penampakan dan tingkah laku
mereka sehingga depresi yang sebenarnya bias jelas. Salah satu masalahnya
adalah ke- sulitan dalam membedakan gejala gangguan fisik dari gejala depresi
yang dimanifestasikan sebagai keluhan fisik. Kumpulan dari gejala depresi
dengan gangguan kognitif harus ditentukan
apakah hal tersebut mendasari gangguan depresi, dimensia atau delirium. Anggota
keluarga dan pemberi perawatan sering gagal dalam menerima gejala depresi dari
usila sebagai sesuatu yang abnormal dan sebagai indikasi dari gangguan akibat
pemberian pengobatan.
Untuk mendeteksi depresi pada usila, perawat seharusnya
mengobservasi usia pada beberapa kejadian mendadak atau penampakan perubahan
yang progresi, cara bicara, pergerakan taua tingkah laku. Mengabaikan diri,
kurang perawatan, BB menurun, rasa duka yang mendalam dan ketidakinginan untuk
bersosialisasi dengan keluarga dan teman-teman, mungkin semua merupakan
indikasi dari depresi. Ketika dicurigai sebagai depresi, perawat seharusnya
mengkaji mood dari seeorang dengan menggunakan salah satu kuosioner skrening
depresi yang telah sedang dikembangkan untuk tujuan ini
Kedua, perawat mengkaji perubahan fungsi kognitif, keluhan hilangnya
daya ingat atau kesulitan berkonsentrasi ; kesemuanya harus dicari tahu. Hal
ini penting untuk membedakan yang mendasari dimensia dari munculnya depresi
sebagai dimensia sebab pengobatan depresi akan menghasilkan perbaikan fungsi
ognitif. Skrening untuk fungsi kognitif mungkin membantu dalam membedakan
dimensia dari pseudodimensia (lihat appendiks pada bab ini). Tetapi hal ini
hanya mengkin ditemukan di diagnosa dari depresi versus dimensia yang terjadi
seelumnya melalui pengamatan respon pada
regimen pengobatan untuk depresi.
Ketiga, perawat harus mengenal bahwa gangguan fisik seperti infeksi,
penyakit tiroid dan kanker atau akibat pengobatan dapat mempengaruhi gejala-gejala
depresi. Oleh karena itu status fisik, regimen pengobatan, status nutrisi atau
penggunaan zat seperti alcohol harus diselidiki.
Keempat, perawat harus membuat secara tersendiri antara keluhan
somatic yang berasal dari emosi dan keluhan patologi yang dapat diobati.
Keluhan pasien, apapun penyebabnya, harus selalu diwaspadai dan diterapi dengan
penuh perhatian untuk kesehatan individu.
Individu yang yang dinyatakan mengalami depresi melalui keluhan
somatic, seperti sakit dan nyeri dan masalah pola tidur, dikatakan memiliki
sedikit pandangan dalam perasaan dan keinginan mereka oleh karena memiliki
kesulitan dalam menerima diagnosa dari depresi (Blazer, 1982)
Terapi depresi pada usila, sama seperti usimu, terdiri dari empat
pendekatan, semuanya dapat dilaksanakan dengan bantuan orang lain:
1.
Regimen pengobatan
2.
Psikoterapi
3.
Terapi tambahan (keluarga)
4.
Terapi elektrokonvulsif
Medikasi
Tiga kelas utama dari obat-obat antidepresantelah sedang
dikembangkan :
Trisiklik
antidepresan, monoamine oksidaseinhibitor dan serotonin pilihan reuptake
inhibitor. Kesemuanya telah dirancang untuk menimbulkan efek perubahan biokimia
yang terjadi pada otak, yang meningkatkan tingkat neurotransmiternya yang
diketahui memiliki hubungan etiologi dengan depresi.
Trisiklik anti depresan, dinamakan demikian karena struktur
kimianya, obat tersebut umumnya digunakan pada usila. Nortriptilin, desipramin
dan doxepin merupakan obat terapi terkenal untuk para lansia karena tingkat
efektifitasnya (Blazer, 1994). Sayangnya, walaupun efektif dalam terapi
depresi, banyak obat trisiklik memliliki sejumlah interaksi yang kurang baik
dengan jenis obat lain dan memiliki efek samping, termasuk konfusidan hipotensi
postural yang dapat mengakibatkan syncope dan terjatuh (Blazer, 1982;
Hollister, 1979). Untuk menghindari efek ini, pasien harus secara hati-hati di
monitor, dan dosis obatnya ditingkatkan secara perlahan untuk mencapai tingkat
terapeutik (Blazer, 1982)
Monoamine oxidaseinhibitors (MAOIs) merupakan kelas obat anti
depresi yang jarang digunakan pada lansia karena dapat mengakibatkan
overstimulasi pada orang dewasa termasuk kecemasan dan agitasi, juga memiliki
potensi mengancam hidup karena efek sampingnya apabila digunakan secara
bersamaan dan interaksinya dengan obat lain.
Serotonin selektif reuptake inhibitors (SSRIs) secara spesifik
meningkatkan sejumlah serotonin yang tersedia di sinaps saraf dengan cara
menyeleksi penghambat yang biasanya diambil kembali dari neurotransmitter dalam
sinaps antara sel sel-sel saraf. Hasil akhirnya dapat meningkatkan serotonin di
hubungan neuron yang memfasilitasi efek antidepresan. Kelas obat ini menjadi
sering digunakan pada lansia, sebagaimana pada kelompok usia lain, yang paling
dikenal adalah fluoxetine (Prozac). Tetapi yang lain termasuk paroxetin (Paxil,
Seroxat) dan sertralin (Zoloft). Obat-obat jenis ini cenderung memiliki efek
kurang baik yang sedikit dari pad obat antidepresan lain, tetapi efeknya
mungkin termasuk agitasi, insomnia dan gangguan GI. Prozec cenderung memilik
efek stimulant, sebaliknya Zoloft lebih sedative. Fluoxetine memiliki waktu
paru yang lama dan efek sampingnya dapat bertahan selama tidak diteruskannya
pengobatan (Blazer, 1994). Jenis obat
pilihan tergantung pada pertimbangan fisik sesuai dengan efek yang layak
dicapai pada pasien.
Antidepresan lain yang tidak disebutkan dalam kelas sebelumnya
termasuk trazodone (Desyrel), memiliki
tingkat sedative tinggi dan bupropion (Wellbutrin) yang dapat menyebabkan
kegelisahan, kecemasan dan agitasi pada awal pengobatan (Billing, 1995).
Tiga tipe pengobatan lain yang dapat digunakan dalam pengendalian
depresi pada lansia yaitu:
1.
Stimulan dosis rendah, seperti
methylphenidate (Ritalin), dapat digunakan
untuk orang-orang apatis
2.
Tranquilizers seperti
benzodiazepine, termasuk lorazepam (Ativan) dan diazepam (valium), dapat
digunakan untuk agitasi menengah. Tranqualizer mayor seperti haloperidol
(Haldol), diresepkan untuk orang depresi agitasi berat dan gejala psikotik
3.
Lithium kadang-kadang digunakan
untuk mengontrol episode depresi ulangan juga sebagai bipolar atau gangguan manic-depresi
(Blazer, 1982). Monitoring yang waspada diperlukan pada lansia dengan penggunaan
jenis obat tersebut sebab dapat mengakibatkan resiko keracunan konfusional.
(Holister, 1979).
Psikoterapi
Kebanyakan orang mendiskusiakn
perasaannya dengan keluarga dan temannya mengenai penyakitnya, hubungan
dengan sesamanya serta konflik dan mereka terlibat dalam diskusi terapeutik
dalam membantu menyelesaikan permasalahan atau memutuskannya dalam suatu kegiatan. Untuk alasan yang sama psikoterapi
atau curhat untuk mengekspresikan emosi merupakan anjuran modalitas utama dalam
mengendalikan depresi. Hal ini dapat berbentuk perseorangan atau kelompok atau dapat
mengikuti teknik khusus yang dianjurkan oleh pelatih psikoterapi atau
dilaksanakan melalui les
Terapi kognitif dan tingkah laku dapat membantu dalam terapi depresi
pada lansia salah satu teknik khusus dari terapi kognitif untuk depresi pada
lansia telah dikembangkan. Terapi kenangan juga telah didukung untuk depresi
pada lansia, dengan “live review” sebagai alat terapinya.
Psikoterapi untuk lansia biasanya berbentuk les, konseling atau
diskusi mengenai masalah atau mengenai depresi individu dengan spesialis
keperawatan geropsikiatrik klinik, social worker dan caregiver lain. Hal ini
langsung kearah memberi dukungan, menurunkan kecemasan, orientasi pada realita,
memberikan bimbingan, menentramkan hati kembali dan meningkatkan sosialisasi
Terapi Tambahan
Terapi lain telah disepakati dan
dikembangkan untuk membantu dalam pemulihan dan penyembuhan depresi pada lansia
melalui perbaikan fungsi fisiologi, motivasi, sosialisasi dan self-interest
termasuk (1) latihan dan program kegiatan fisik (2) terapi okupasi, seni, dan
terapi musik yang telah ditemukan sebagai terapeutik dalam perawatan dan
pengobatan depresi pada lansia
Terapi Elektrokonvulsif
Penggunaan terapi elektrokonvulsif
sebagai terapi depresi telah diperkenalkan kurang lebih 50 tahun yang lalu
setelah diamati bahwa pasien dengan riwayat depresi dan epilepsi dengan
gejala-gejala serangan epilepsi. Walaupun manajemen penanganan depresi lebih
mengutamakan obat dan psikoterapi, terapi elekrokonvulsif digunakan sebagai
terapi tambahan dalam penanganan episode depresi mayor yang tidak berespon
terhadap pengobatan khususnya ketika adanya gejala bunuh diri.
Terapi ini dapat menyebabkan
hilangnya memori sementara yang akhirnya akan kembali ke fungsi memori seperti
normal. Lansia yang mengalami depresi biasanya mendapatkan periode amnestic ini
selama gangguan dalam perawatan sebab keraguan dalam hilangnya kognitif yang
mendalam pada kebanyakan lansia penderita depresi. (Blazer, 1994)
Sistem keluarga sebagai
sistem pengasuhan
Peningkatan usia hidup telah
merubah susunan keluarga., kebanyakan keluarga memiliki anggota dalam empat
generasi dan beberapa lagi memiliki
anggota dalam lima
atau enam generasi. Setiap perubahan sosial membawa keuntungan yang tidak
diingikan dan masalah yang tidak diantisipasi, barangkali masyarakat moderen
akan disudutkan dengan bagaimana mereka merespon
penambahan anggota keuarga, bergantung pada anggota keluarga muda atau tua.
Pengasuh (caregivers)
Caregivers merupakan hal terpenting
dalam pengalaman setiap manusia. Infant tidak akan tumbuh dengan sehat jika
kurang dirawat. Marasmus yang merupakan penyakit pada infant, terjadi pada usia tersebut jika
tanpa perawatan fisik dan emosi yang cukup. Hubungan signifikan lain seperti
istri dan suami, saudara laki-laki dan perempuan, juga biasanya diberlakukan dan ini semua membawa harapan pada hubungan
perawatan hakiki yang saling mengntungkan secara timbal balik dalam hal sikap
dan perubahan dalam pelayanan.
Penghasuhan pada lansia dengan
gangguan kognitif tidak memiliki karakteristik hubungan dewasa sebab
adanya ketidakmampuan seseorang secara timbal
balik dengan sikap yang cukup dan perubahan yang berarti pada pelayanan. Juga
kebanyakan orang tidak dipersiapkan untuk perubahan ini dalam hubungannya
dengan seseorang yang mereka rawat sepenuhnya, dengan demikian perawat dapat
mengetahui perlawanan yang ditunjukkan dari banyak orang untuk pengakuannya
akan gangguan kognitif pada anggota
keluarga lansia.
Sekarang ini tidak ada yang
mengetahui bentuk perawatan pada gangguan kognitif yang b/d penyakit yang
digolongkan sebagai dimensia hingga ilmu pengetahuan menyediakan perawatan
untuk kondisi atau mekanisme untuk menurangi gejala-gejalanya, seperti insulin
untuk penderita DM, sehingga pemberi pelayanan pada kerluarga akan melanjutkan
untuk menyediakan perawatan untuk gangguan kognitif pada lansia.
Gangguan kognitif biasanya tidak terjadi secara cepat ; biasa
prosesnya tersamar yang secara lambat
dapat melemahkan individu. Hal ini telah ditunjukkan melalui sejumlah studi
yang diadakan dalam keluarga orang AS yang tidak membiarkan lansia dalam
keluarganya dengan gangguan dan hasilnya kebanyakan keluarga melanjutkan
periode perawatan untuk keluarganya di rumah (Brody, 1985 ; Shanas, 1979). Perawatan yang diberikan
keluarga dan teman mewakili sebagian besar perawatan jangka panjang yang
diterima oleh lansia suatu negara. Banyak lansia merupakan bagian integral dari
jaringan kerja informal dari keluarga dan lingkungan. Sebaliknya dimasa lalu
mereka dapat memberikannya dalam sebuah antargenerasi.
Gambaran
dari pengasuhan dan pemberi asuhan
Pemberian asuhan
pada keluarga secara informal merupakan sebuah bagian sistem pelayanan
kesehatan yang tidak diakui, dimana dalam tugasnya memberikan asuhan lebih dari
80% dari home care pada lansia. Kegiatan pemberian asuhan dalam pelayanannya
begitu maju dan meluas meliputi bantuan
dengan transportasi dan belanja keperluan hidup selama 24 jam dalam askepnya.
Empat tipe umum dari bentuk pemberian asuhan yang ditetapkan yaitu : (1)
dukungan emosional (2) Pelayanan langsung (3) Kerja sama dengan sistem
perawatan formal dan (4) bantuan keuangan (Horowitz, 1985)
Jumlah dan jenis
perawatan yang diberikan tergantung pada
kebutuhan lansia dan biasanya mengalami peningkatan suatu waktu (Stone
et al, 1987). Keluarga dengan lansia yang mengalami gangguan meminta pelayanan
formal hanya apabila keperluan perawatan kurang dapat mereka lakukan sendiri
(Soldo & Manton, 1985). Pemberi asuhan pada depresi dan keletihan sering
merupakan peramal pasien dimensia pada lansia yang ada di suatu yayasan
Siapakah pengasuh
dan yang potensial untuk itu ? Apa yang terjadi pada ketika mereka memberikan
perawatan untuk keluarga lansia dan teman mereka ? pertanyaan-pertanyaan yang
sedang diteliti ini telah dicoba untuk dijawab selama satu dekade
Stone & Kemper
(1990) melaporkan bahwa 13,3 juta orang Amerika, satu dari setiap 6 orang
dengan usia antara 45-64 tahun memiliki orang tua atau pasangan yang
cacat/lumpuh. Jumlah yang besar ini sekarang akan diberi perawatan. Data pada
tahun 1982 dari survey perawatan jangka panjang nasional memberikan perkiraan
dari anggota keluarga, kawan dan yang lainnya memberikan bantuan suka rela pada
lansia yang bukan di yayasan. Survey melaporkan bahwa 2,2 pemberi asuhan suka
rela membantu 1,6 juta lansia yang cacat dan tinggal di luar yayasan. 20% dari
lansia penerima perawatan yaitu usia 85 tahun atau lebih dan rata-rata usianya
78 tahun . 60% adalah wanita ; 40% tingaal dengan pasangannya saj , 36% tinggal
dengan pasangannya dan/atau anaknya, dan 11% tinggal sendiri. 22% melaporkan
kesulitan dalam kegiatan hidup sehari-hari, dan 69% melaporkan status kesehatan
pribadinya menurun atau cukup (Stone et al, 1987)
Jenis pelayanan
bagaimanakah yang disediakan oleh pemberi asuhan? Pertanyaan ini memiliki
beberapa jawaban menarik. Sebanyak 8% pemberi asuhan menyediakan pelayanan
selama 7 hari dalam seminggu dan menghabiskan rata-rata 4 jam sehari dalam
sehari dalam memberikan perawatan. Kebanyakan disebutkan lebih sering membantu
dalam hal berbelanja dan transportasi berikutnya adalah 4 dari 5 orang pemberi
perawatan melaporkan dalam kegiatannya membantu
tugas rumah tangga, 50% sebagai pemberi pengobatan dan lebih dari 2/3
nya memberikan bantuan dengan personal hygiene (Stone et al., 1987)
SKALA DIMENSIA FUNGSIONAL
Lingkari satu nilai
untuk tiap soal : Pasien…………………………….
1. Tidak sama sekali atau sebentar saja Observer………………………….
2. Beberapa saat Hubungannya
dengan pasien…….
3. Bagian yang baik dari waktu Fasilitas……….. Tanggal………
4. Sebagian besar atau sepanjang waktu
1 2 3 4 (01) Memiliki kesulitan dalam mengerjakan tugas
sederhana
1
2 3 4
(02) Butuh waktu untuk duduk atau
nampak tidak aktif
1 2 3
4 (03) Berjalan-jalan malam hari atau butuh
pengendalian mencegah berjalan
1 2 3
4 (04) Mendengar sesuatu yang tidak ada
1 2 3
4 (05) Butuh pengawasan atau bantuan untuk makan
1 2 3
4 (06) Hilangnya sesuatu
1 2 3
4 (07) Penampilan yang terganggu
1 2 3
4 (08) Merintih
1 2 3
4 (09 Tidak dapat mengontrol BAB
1 2 3
4 (10) Mengancam atau membahayakan orang lain
1 2 3
4 (11) Tidak dapat mengontrol BAK
1 2 3
4 (12) Butuh dipantau agar tidak mencederai dirinya
1 2 3
4 (13) Merusak benda-benda disekitarnya
1 2 3
4 (14) Bersorak atau berteriak
1 2 3
4 (15) Menuduh orang lain yang membuat dirinya cedera
1 2 3
4 (16) Apakah tidak menyadari batasan dari
penyakitnya
1 2 3
4 (17) Menjadi bingung atau tidak tahu dimana
dirinya
1 2 3
4 (18) Memiliki gangguan ingatan
1 2 3
4 (19) Perubaha mood yang tiba-tiba
1 2 3
4 (20) Bila ditinggalkan sendiri, akan berjalan
waktu malam tanpa tujuan
atau butuh pengendalian untuk mencegah supaya
tidak berjalan.
SKALA DEPRESI GERIATRIK
Pilihlah dengan menggunakan
jawaban ya atau tidak berdasarkan apa yang anda rasakan selama beberapa minggu
ini
1.
Apakah Anda merasa puas dengan
hidup Anda ?
2.
Apakah dalam melakukan
aktivitas Anda merasa tertarik ?
3.
Apakah Anda merasa hidup ini
hampa ?
4.
Aapakah Anda sering merasa
bosan ?
5.
Apakah Anda optimis dengan masa
depan ?
6.
Apakah Anda merasa terganggu
dengan pikiran yang ada di luar kepala
Anda?
7.
Apakah Anda selalu memiliki
semangat setiap saat ?
8.
Apakah Anda merasa takut dengan
hal buruk yang akan terjadi pada Anda ?
9.
Apakah Anda merasa senang
setiap saat ?
10.
Apakah Anda selalu merasa tidak
berdaya ?
11.
Apakah Anda sering susah tidur
dan gelisah ?
12.
Apakah Anda lebih senang
tinggal di rumah dari pada keluar danmengerjakan sesuatu yang baru ?
13.
Apakah Anda sering merasa ragu
dengan masa depan Anda ?
14.
Apakah Anda merasa memiliki
masalah pikiran dari pada orang lain ?
15.
Apakah Anda merasa heran dengan
kesendirian Anda sekarang?
16.
Apakah anda sering merasa
berkecil hati dan suram?
17.
Apakah Anda merasa kecantikan
sudah tidak punya arti apa-apa lagi dalam hidup Anda sekarang ini ?
18.
Apakah Anda sangat ragu dengan
masa lalu Anda ?
19.
Apakah Anda merasa hidup ini
sangat indah?
20.
Apakah susah bagi Anda untuk
memulai rencana yang baru?
21.
Apakah Anda merasa sangat kuat
?
22.
Apakah Anda merasa situasi Anda
tidak mendukung ?
23.
Apakah Anda merasa bahwa orang
lain lebih baik dari pada Anda ?
24.
Apakah Anda sering merasa
terganggu dengan hal-hal kecil ?
25.
Apakah Anda sering merasa suka
menangis ?
26.
Apakah Anda mengalami gangguan
konsentrasi ?
27.
Apakah Anda merasa senang
bangun di waktu pagi ?
28.
Apakah And alebih senang menghindari
pertemuan-pertemuan social ?
29.
Apakah gampang bagi Anda untuk
membuat keputusan ?
30.
Apakah pikiran Anda sejelas
seperti waktu dulu ?
BAHAN WAWANCARA
- Saya benci pada keluarga lain yang tidak mengerjakan sesuatu buat pasangan saya
2.
Saya rasa bahwa pasangan saya
membuat pertanyaan yang saya rasa kelewatan atau di luar keinginannya
3.
Sebab keterlibatan saya dengan
pasangan, saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk diri saya sendiri
4.
Saya rasa stress dalam mencoba
memberikan pertanggungjawaban, pekerjaan dll
kepada pasangan saya dan keluarga lain
5.
Saya rasa malu dengan tingkah laku pasangan
saya
6.
Saya rasa bersalah akan
interaksi saya dengan pasangan saya
7.
Saya rasa tidak dapat
mengerjakan sesuatu semampu saya untuk pasangan
8.
Saya rasa marah akan interaksi
saya dengan pasangan
9.
Saya rasa bahwa di masa lalu
saya belum dapat mengerjakan semampu
saya apa yang diinginkan oleh pasangan saya
10.
Saya rasa tegang atau depresi
akan interaksi saya dengan pasangan
11.
Saya rasa bahwa baru-baru ini
pasangan saya mempengaruhi hubungan saya dengan anggota keluarga lain dan kawan
saya dalam hubungan yang negativ
12.
Saya benci interaksi saya
dengan pasangan
13.
Saya takut, apa yang akan
terjadi dengan pasangan saya di masa depan
14.
Saya merasa senang berinteraksi
dengan pasangan saya
15.
Terasa menyakitkan jika
menyaksikan usia pasangan saya
16.
Saya rasa sangat berguna dalam
berinteraksi dengan pasangan saya
17.
Saya rasa pasangan saya
ketergantungan
18.
Saya rasa jenuh dalam
berinteraksi dengan pasangan saya
19.
Saya rasa kondisi kesehatan
saya menurun karena ada hubungannya dengan pasangan saya
20.
Saya merasa sangat berperan
dalam kesehatan pasangan saya
21.
Saya rasa situasi seakarang
saya tidak memiliki privasi dengan pasangan
22.
Saya merasa kehidupan osial saya
menurun karena ada hubungannya dengan keterlibatan pasangan saya
23.
Saya ingin memiliki
hubunganyang lebih baik dengan pasangan
24.
Saya rasa pasangan saya tidak
menghargai apa yang telah kuperbuat untuknya seperti yang saya inginkan selama
ini
25.
Saya rasa kurang enak jika
berada disekitar teman-teman saya
26.
Saya rasa pasangan saya mencoba
menipu saya
27.
Saya merasa pasangan saya
mengharapkan untuk selalu memperhatikannya seolah-olah akulah selama ini satu-satunya yang ia
inginkan
28.
Saya rasa saya tidak memilii
cukup uang untuk mendukung ongkos/pengeluaran yang dibutuhkan pasangan saya
29.
Saya merasa ingin menyediakan
uang lebih untuk mendukung pasangan saya
PETUNJUK BIAYA PERAWATAN
Pilihan jawaban : (1) sangat
tidak setuju (2) tidak setuju (3) setuju (4) sangat setuju
1.
Saya rasa bahwa pertemuan
psikologis melibatkan anggota keluarga tertua saya agar dirasa diinginkan dan
dianggap penting, bukan merupakan usaha yang berharga
2.
Saya rasa bahwa anggota keluarga
tertua meminta orang lain untuk di rawat
3.
Saya rasa merawat anggoata keluarga
tertua memiliki efek negatif yang mempengaruhi keluarga saya atau kesehatan fisik saya
4.
Saya rasa bahwa sebagai hasil dari perawatan
anggoata keluarga tertua saya, saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk saya
5.
Saya rasa perawatan anggota
keluarga tertua saya membuat saya menguras lagi isi tabungan untuk keperluan
lain
6.
Saya rasa meeting kesehatan
melibatkan anggota keluarga tertua saya, bukan merupakan usaha yang bermanfaat
7.
Saya rasa anggota keluarga
tertua saya mencoba untuk menipu saya
8.
Saya rasa perawatan untuk
anggota keluarga tertua saya memiliki efek yang negative yaitu mengurangi
selera makan
9.
Saya rasa perawatan anggota
keluarga tertua saya membuat ketegangan hubungan keluarga
10.
Saya rasa keluarga dan saya
akan menyerah mengingat ongkos perawaan
anggota keluarga saya
11.
Saya rasa perawatan pada
anggota keluarga tertua saya mengganggu rutinitas saya di rumah
12.
Saya rasa perawatan anggota
keluarga tertua saya telah membuat keluarga saya dan saya jadi jengkel
13.
Saya rasa pertemuan harian yang
melibatkan anggota keluarga tertua saya bukan merupakan usaha yang bermanfaat
14.
Saya rasa perawatan anggota
keluarga tertua saya membuat saya kelelahan fisik
15.
Saya rasa keluargaku dan saya
tidak mampu membiayai pengeluaran tambahan ini karena mahalnya biaya perawatan
anggota keluarga tertua saya
16.
Saya rasa anggota keluarga
tertua saya membuat permintaan yang tidak dibutuhkan untuk perawatannya
17.
Saya rasa pertemuan social yang
melibatkan anggota keluarga tertua saya untuk perkawanan bukan merupakan usaha
yang bermanfaat
18.
Saya rasa perawatan untuk
anggota keluarga tertua saya membuat saya cemas
19.
Saya rasa perawatan untuk
anggota keluarga tertua saya dapat mengganggu teman saya atau teman orang rumah
yang datang berkunjung
20.
Saya rasa perawatan untuk
anggota keluarga tertua saya terlalu mahal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar