Rabu, 18 Desember 2013

MATERI PENYULUHAN KASUS MENARIK DIRI



Materi Penyuluhan Kesehatan


MENARIK DIRI


  1. Pengertian

Menarik diri adalah suatu ketidakmampuan untuk  melakukan hubungan  dengan orang lain  atau dengan lingkungan disekitarnya  secara wajar dan hidup  dalam khayalan sendiri yang tidak realistis (Dirjen Yan Medic)
Perilaku menarik diri meupakan  percobaan untuk menghindar  interaksi dengan orang lain  (Rawlins, 1993)

  1. Faktor Predisposisi
Faktor perkembangan  dan sosial budaya  merupakan factor predisposisi  terjadinya perilaku menarik diri. Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu  tidak percaya diri, tidak percaya pada orang lain , ragu, takut salah,  pesimis, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain  dan meras tertekan. Keadaan ini  dapat menimbulkan perilaku  tidak ingin berkomonikasi dengan orang lain, menghindar dari orang lain,  lebih menyukai berdiam diri sendiri.
    1. Pra Sekolah
Anak pra sekolah mulai memperluas  hubungan sosial di luar keluarga  khususnya ibu (pengasuh). Anak menggunakan kemampuan berhubungan yang telah dimiliki   untuk berhubungan dengan  lingkungan di luar keluarga. Dalam hal ini anak membutuhkan dukungan  dan bantuan dari keluarga khususnya  pemberian pengakuan  yang positif terhadap perilaku anak  yang adaptif. Hal ini merupakan dasar  rasa otonomi  anak yang berguna untuk  mengembangkan kemampuan hubungan interdependen
Kegagalan anak dalam berhubungan dengan lingkungan disertai respon keluarga yang negatif  akan mengakibatkan anak menjadi tidak mampu  mengontrol diri, tidak mandiri (tergantung), ragu menarik diri dari lingkungan, kurang percaya diri,  pesimis, takut perilakunya  salah (Haber, dkk 1987)
    1. Anak Sekolah
Anak mulai mengenal hubungan yang lebih luas  khususnya lingkungan sekolah. Pada usia ini anak mulai mengenal  bekerja sama, kompetisi, kompromi. Konflik sering terjadi dengan orang tua  karena pembatasan dan dukungan yang tidak konsisten. Teman dengan orang dewasa  diluar keluarga (guru, orang tua, teman) merupakan sumber pendukung yang penting bagi anak.
Kegagalan dalam membina hubungan  dengan teman sekolah, kurangnya  dukungan guru  dan pembatasan serta dukungan yang tidak konsisten  dari orang tua mengakibatkan anak frustasi  terhadap kemampuannya, putus asa, merasa tidak mampu dan menarik diri dari lingkungan (Haber,dkk1987)

    1. Remaja
Pada usia ini anak mengambangkan hubungan intim  dengan teman sebaya dan sejenis, umumnya  mempunyai sahabat karib. Hubungan dengan teman sangat teragantung  sedangkan hubungan dengan orang tua mulai independent.
Kegagalan membina hubungan dengan teman  dan kurangnya dukungan orang tua  akan mengakibatkan keraguan akan identitas, ketidakmampuan mengidentifikasi  karier dan rasa percaya diri  yang kurang

    1. Dewasa Muda
Pada usia ini individu mempertahankan  hubungan interdependen  dengan orang tua dan teman sebaya. Individu belajar  mengambil keputusan  dengan memperhatikan saran dan pendapat orang lain :seperti memilih pekerjaan,  memilih karier,  melangsungkan perkawinan.
                        Kegagalan individu  dalam melanjutkan sekolah, pekerjaan, perkawinana akan mengakibatkan individu menghindari hubungan intim, menjauhi orang lain , putus asa akan karier.
    1. Dewasa Tengah
Individu pada usia dewasa tengah  umumnya telah pisah tempat tinggal dengan orang tua  khususnya individu yang telah menikah. Jika telah  meningkah  maka peran menjadi orang tua  dan mempunyai hubungan antar orang dewasa  merupakan situasi tempat  menguji kemampuan hubungan  interdependen
Individu yang perkembangan baik akan dapat mengembangkan hubungan  dan dukungan yang baru.
Kegagalan pisah tempat tinggal dengan orang tua, membina hubungan yang baru  dan mendapatkan  dukungan dari orang dewasa lain akan mengakibatkan  perhatian hanya tertuju pada diri sendiri, produktifitas dan kreatifitas berkurang , perhatian pada orang lain berkurang.

    1. Dewasa lanjut.
Pada masa ini individu akan mengalami  kehilangan, baik itu kehilangan fungi fisik, kegiatan, pekerjaan, teman hidup (teman sebaya dan pasangan),  anggota keluarga (kematian orang tua). Individu tetap memrlukan hubungan yang memuaskan  dengan orang lain. Individu yang mempunyai perkembangan yang baik  dapat menerima kehilangan yang terjadi  dalam kehidupannya  dan mengakui bahwa dukungan orang lain  dapat membantu dalam menghadapi kehilangannya.
Kegagalan individu untuk menerima  kehilangan yang terjadi pada kehidupannya serta menolak bantuan yang telah disediakan  untuk membantu akan mengakibatkan  perilaku menarik diri.
Kegagalan-kegagalan yang terjadi sepanjang daur  kehidupan  dapat mengakibatkan  perilaku menarik diri.
  1. Tanda dan Gejala
    1. Data Obyektif . Observasi yang dilakukan akan ditemukan:
1.      Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul
2.      Menghindar dari orang lain (menyendiri), klien tampak memisahkan diri dari orang lain, misalnya pada saat makan.
3.      Komunikasi kurang/tidak ada
4.      Lebih sering menunduk
5.      Berdiam diri di kamar. Pergerakan kurang
6.      Menolak berhubungan dengan orang lain , lebih memutuskan pergi   bila diajak bercakap-cakap
7.      Tidak melakukan kegiatan  sehari-hari
8.      Pada saat tidur posisi janin.
9.      Bila berkomunikasi  menjawab dengan singkat “ya,” tidak”, tidak tahu”.

  1. Peran serta Keluarga dalam Merawat Klien
1.      Memenuhi kebutuhan sehari-hari :
·         Bantu dan perhatikan pemenuhan kebutuhan makan dan minum, kebersihan dan penampilan.
·         Latih kegiatan sehari-hari: makan sendiri, cuci pakaian,
2.      Bantu komunikasi yang teratur:
·         Bicara jelas dan singkat
·         Kontak/bicara secara teratur
·         Pertahankan  kontak mata  saat bicara
·         Lakukan sentuhan  yang akrab
·         Sabar, lembut, todak terburu-buru
3.      Libatkan dalam kelompok.
·         Beri kesempatan dan temani  untuk nonton TV, baca Koran, dengar musik
·         Pertemuan keluarga secara teratur










Materi  Penyuluhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar