BRONKOPNEUMONI
I.
PENGERTIAN
Bronkopneumoni adalah merupakan penyakit sekunder, istilah ini
digunakan untuk menggambarkan pneumoni yang mempunyai pola penyebaran
berbercak, teratur dalam satu atau lebih di dalam bronki dan meluas ke parenkim
paru.
II.
ETIOLOGI
1. Bakteri
Diplococcus pneumoniae,
pneumococcus, streptococcus, hemophilus influenzae, mycobacterium tuberculosis.
2. Virus
Virus
Influensa
3. Jamur
Histoplasma
capsulatum; candida albicans
4. Aspirasi
Makanan,
kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing.
5. Pnemonia
Hipostatik
III.
PATOFISIOLOGI
v Adanya gangguan pada terminal jalan napas dan alveoli oleh
mikroorganisme pathogen yaitu virus, staphylococcus aureus, H. influenzae dan
streptococcus, pneumonia bakteri.
v Terdapat infiltrat yang biasanya mengenai pada multiple lobus.
Terjadinya destruksi sel dengan menanggalkan debris cellular ke dalam lumen
yang mengakibatkan gangguan fungsi alveolar dan jalan napas.
v Pada anak kondisi ini dapat akut dan kronik misalnya: AIDS, Cystic
fibrosis, aspirasi benda asing dan congenital yang dapat meningkatkan resiko
pneumonia.
GAMBAR :
Broncopneumonia
Pneumonia lobaris
IV.
MANIFESTASI KLINIK
v Didahului oleh ISPA selama beberapa hari
v Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39 – 40 C
v Anak gelisah, dispnea pernapasan cepat dan dangkal disertai
pernapasan cuping hidung.
v Sianosis sekitar hidung dan mulut
v Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin
terdapat batuk setelah beberapa hari, mula-mula kering kemudian menjadi
produktif.
v Kadang-kadang disertai muntah atau diare
v Ronkhi basah nyaring halus atau sedang
v Mungkin pada perkusi terdengar keredupan bila sarang bronkopneumoni
menjadi satu.
V.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Foto Thoraks
Terdapat bercak—bercak
infiltrate pada satu atau beberapa lobus. Jika pada pneumonia lobaris terlihat
danya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
2.
Laboratorium
Ø Gambaran darah menunjukkan
leukositosis. Biasanya : 15.000 – 40.000 / mm³
Ø Kuman penyebab dapat dibiakkan dari usapan tenggorokan.
VI.
PENATALAKSANAAN
MEDIK :
Pengobatan
diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi pasien perlu terapi secepatnya
:
·
Penisillin 50.000 U/Kg BB/Hari
·
Kloramfenikol 50 – 75 mg / Kg
BB/ hari atau diberikan antibiotika yang mempunyai spectrum luas seperti
Ampisillin. Pengobatan ini diteruskan sampai anak bebas demam 4 – 5 hari.
·
Pemberian oksigen dan cairan
intravena , jenis cairan yang digunakan ialah campuran glukosa 5% dan NaCl 0,9%
dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan KCl 10 m Eq/500 mL botol infuse.
·
Karena sebagian besar pasien
jatuh ke dalam asidosis metabolic akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat
diberikan koreksi sesuai dengan hasil AGD arteri.
VII.
KOMPLIKASI
Komplikasi hampir
tidak pernah dijumpai, dengan penggunaan Antibiotika secara tepat .
Komplikasi yang dapat dijumpai adalah:
-
Empiema
-
Otitis media akut
-
Meningitis
-
Atelektasis
-
Emphisema
-
Cor Pulmonum
VIII.
PROGNOSIS
Dengan pemberian
antibiotic yang tepat dan adekuat mortalitas dapat diturunkan sampai kurang
dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat
menunjukkan mortalitas yang tinggi.
PENYIMPANGAN KDM
STREPTOCOCCUS
PNEUMOCOCCUS
H. INFLUENSA
MASUK : SAL PERNAPASAN
BAG. ATAS
BRONCHUS, BRONCHIALIS
ALVEOLI
RX. RADANG PADA
BRONCHUS & ALVEOLI
FIOROSIS & PELEBARAN
ATELEKTASIS
GGN. DIFUSI 02
& CO2
O2 KEJARINGAN BERKURANG
KELEMAHAN
|
|||
|
IX.PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
:
- Anamnese : Pilek, batuk, demam, sesak napas
- Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi : sakit sedang,retraksi frekuensi pernapasan > 50 x/menit
- Palpasi : -
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi ; Ronchi nyaring, diffuse pada kedua paru
- Pemeriksaan persistem
a. Kardiovaskuler dan
Pernapasan :
Ø Anak gelisah
Ø Dispnea
Ø Pernafasan cepat dan dangkal
Ø Pernapasan cuping hidung
Ø Warna kulit :siaonosis sekitar hidung dan mulut
Ø Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit; setelah
beberapa hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif.
Ø Kelembaban kulit dapat terjadi ;
o
Dingin
o
Panas
o
Berkeringat
Ø Auskultasi mungkin akan terdengar ronkhi basah, nyaring halus atau
sedang.
Ø Bunyi jantung: S1 , S2
Ø Redup bila sarang bonkopneumonia menjadi Satu.
b. Gastrointestinal
a.
HIDRASI :
o
Diare kadang-kadang terjadi
o
Mual/muntah
o
Turgor kulit jelek
o
Bibir kering / pecah
c.Muskuloskeletal :
-Ukuran otot dapat terjadi Atrofi
-Tonus otot : menurun
- Pergerakan terbatas
d. Hematologik
-Tanda-tanda vital dapat
meningkat :
N, P, SB, TD
- Tampilan umum :
Gelisah
- Warna kulit, pucat,
sianosis
e. Endokrin ;
- tinggi badan dan berat
badan tidak seimbang.
f. Renal
- Urine biasanya berwana
lebih tua
- mungkin terdapat
Albuminuria ringan karena suhu yang naik
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1.Gangguan pertukaran gas b/d kontriksi otot pernapasan/ penularan
compliance paru.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi secret .
3. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan.
4. Perubahan pola tidur berhubungan dengan peningkatan frekuensi
pernapasan .
5. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan status fisik dan mental
menurun.
7. Resiko penurunan volume cairan berhubungan dengan evaporasi
meningkat.
DP 1. Gangguan
pertukaran gas berhubungan dengan konstriksi otot pernapasan/ penurunan
kompliens paru.
Tujuan : Klien akan mendemonstrasikan proses ventilasi
yang memadai.
Intervensi
|
Rasional
|
Ronkhi,wheezing,
crakles.
|
Terjadinya
hipoksemia menimbulkan takipnea,takipnea menunjukkan tingkat hipoksemia.
Bunyi pernapasan
akan tidak sama, bahkan mungkin menghilang pada tempat ada kelainan suara
crakles menunjukkan adanya penimbunan cairan pada jaringan, wheezing karena
bronkokonstriksi
Sebelum terjadi
sianosis didahului oleh penurunan oksigenisasi. Tanda-tanda sianosis sentral
( sistemik hipoksemia). Rasa hangat pada beberapa organ seperti pada lidah,
bibir, daun telinga.
Penurunan
kesadaran menunjukkan adanya tanda-tanda hipoksemia
Adanya penurunan
atau kelainan pada PO2 dan asam basa menggambarkan ventilasi dan keseimbangan
asam basa baik atau tidak.
Pemberian
oksigenisasi yang adekuat dapat menunjang terjadinya perubahan atau membantu
pernapasan.
|
DP 2 : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan peningkatan
produksi secret.
Tujuan :
Mempertahankan
jalan napas paten dengan bunyi napas bersih dan jelas.
Intervensi
|
Rasional
|
|
Penggunaan
otot-otot pernapasan cuping hidung , menandakan peningkatan kerja paru-paru.
Ekspansi rongga
dada dapat tidak sama oleh karena akumulasi cairan edema dan sekresi pada
lobus. Adanya konsolidasi paru dan cairan menimbulkan premitus.
Akumulasi cairan
menyebabkan gangguan ventilasi dan merupakan factor predisposisi terjadi
atelektasis.
Bila tidak ada
gagal jaringan atau edema paru, dank lien tidak diintubasi dapat mengencerkan
sekresi.
|
DP 3 : Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
Tujuan : Klien akan
menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.
Intervensi
|
Rasional
|
|
Mengetahui
adanya kelainan sehingga memudahkan intervensi selanjutnya.
Suhu ruangan
atau jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu, indikasi normal.
Dapat mengurangi
demam alcohol dapat mengeringkan kulit.
Gunakan untuk
mengurangi demam dengan aksi sentral pada hypothalamus.
|
DP 4 : Perubahan pola tidur berhubungan dengan peningkatan frekuensi
pernapasan.
Tujuan ;
Klien melaporkan
peningkatan rasa sehat dan merasa dapat istrahat atau tidur.
Intervensi
|
Rasional
|
|
Memudahkan untuk melakukan intervensi dan
dapat diketahui kebutuhan serta kebiasaan tidur pasien.
Meningkatkan relaksasi dengan perasaan
mengantuk
Peningkatan kebingungan disorientasi dan
tingkah laku yang tidak koopretif dapat mengganggu pola tidur.
Posisi yang nyaman sesuai keinginan
pasien memungkinkan untuk dapat istrahat dan tidur.
|
DP 5 : Intolerance Aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan ; Klien akan
melaporkan / menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat
diukur dengan tidak ada ; dispnea, kelemahan, tanda vital dalam rentang normal.
Intervensi
|
Rasional
|
.
|
Menetapkan
kemampuan / kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi
Menurunkan
stress dan rangsangan berlebihan, meningktakan istrahat.
Tirah baring
dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic, menghemat
energi untuk penyembuhan; pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon
individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan.
Pasien mungkin
nyaman dengan kepala tinggi.
Meminimalkan
kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
|
DP 6 : Kecemasan orang tua berhubungan dengan status fisik dan
mental
Tujuan : Klien mengungkapkan kecemasan berkurang / hilang
Intervensi
|
Rasional
|
|
Membantu
menemukan permasalahan yang dihadapi keluarga dan menentukan tindakan yang
akan dilakukan.
Keikutsertaan
klien dan keluarga dapat memfokuskan perhatian klien pada hal-hal yang
posistif dan meningkatkan control diri.
Memberikan
respon alternative terhadap kecemasan yang terjadi dan dapat memfokuskan
kembali perhatian serta meningkatkan ketenangan klien sehingga klien mampu
mengatasi permasalahannya.
Mengurangi
kecemasan klien sehingga klien dapat kooperatif terhadap tindakan yang
diberikan.
|
PENGKAJIAN RUANG PERAWATAN ANAK
RS. LABUANG BAJI
I. BIODATA
A. Identitas Klien :
1. Nama :
An.M.A
2. Tempat / Tanggal Lahir : Makassar
/ 13 desember 2002 / 1 tahun 6 bulan.
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama :
Islam
5. Pendidikan :
-
6. Alamat : BTN.
Pita Asri Blok B III / 3
7. Tgl.Masuk : 24-06-2004
8. Tgl. Pengkajian : 29-06-2004
9. Diagnosa Medik : BronkoPneumonia
10.Rencana Terapi :
-
B. Identitas Orang Tua
1.
Ayah :
1)
Nama : Tn K
2)
Usia : 33 tahun
3)
Pendidikan : S1
4)
Pekerjaan : Wiraswasta
5)
Agama : Islam
6)
Alamat : BTN.Pita Asri Blok BIII/3
2.
Ibu :
1)
Nama : Ny.F
2)
Usia : 30 thn
3)
Pendidikan : SMA
4)
Pekerjaan : PNS
5)
Agama :Islam
6)
Alamat : BTN Pita Asri Blok B III/3
C. Identitas Saudara Kandung
M. Afdal Rizaldi, Usia : 5 tahun 9 bulan , hubungan keluarga :
saudara kandung, dan sehat.
II. KELUHAN UTAMA / ALASAN MASUK RS : Demam
III. RIWAYAT KESEHATAN :
A.
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Demam dialami 4 hari
yang lalu, tidak terus menerus, muntah +, 3x/hari.Berisi sisa-sisa makanan, batuk
(+), beringus (+), batuk lebih banyak pada malam hari, batuk berhenti jika
klien tidur.
B.
Keluhan Yang Menyertai :
Selama 6 hari dalam
perawatan baru 2 x BAB, saat dikaji klien belum BAB.
C.
Riwayat Kesehatan Lalu :
1.
Prenatal care
a.
Pemeriksaan kehamilan ± 10 kali
b.
Keluhan selama hamil :
Keputihan, muntah-muntah
c.
Kenaikan BB selama hamil: ± 3
kg
d.
Imunisasi TT 2 x
e.
Gol. Darah : Ibu :AB, Ayah : B
2.
Natal
Tempat melahirkan RS, lahir spontan,ditolong oleh dokter,
Komplikasi : Robek perineum
3.
Post natal
a.
Kondisi bayi : BB : 3,3 kg, PB:
52 cm
b.
Anak tidak mengalami problem
menyusui
c.
Penyakit yang pernah dialami :
- Batuk
- Demam
- Diare (di rawat di RS
3 bulan lalu)
d. Perkembangan anak disbanding dengan kakaknya lambat.
D.
Riwayat Kesehatan Keluarga
o
Penyakit anggota keluarga :
-
Hipertensi : Nenek dari Ibu
-
DM, Migrain : Ibu Klien
GENOGRAM :
IV. RIWAYAT
IMUNISASI :
- BCG (+) waktu pemberian lupa, reaksi panas.
- DPT I,II,III dan Polio I,II,III,IV : lengkap, reaksi panas
- Hepatitis (+), waktu pemberian lupa, reaksi panas
- Campak (-)
V. RIWAYAT TUMBANG
A. Pertumbuhan
Fisik :
BB / TB : Ibu mengatakan sesuai
perkembangan di KMS
Waktu tumbuh gigi 7 bulan
B. Perkembangan
Tiap Tahap :
Usia anak saat :
- Berguling : 4 bulan
- Duduk : 6 bulan
- Merangkak :6,5 bulan
- Berdiri :9 bulan
- Berjalan :11 bulan
- Senyum 1 kali pada orang lain : 2 bulan
- Bicara 1 kali : 6 bulan menyebut : Mama / Papa
- Belum dapat berpakaian tanpa bantuan
VI. RIWAYAT
NUTRISI
- Pemberian ASI
v 1 kali disusui : 1 hari
setelah lahir karena ASI belum ada.
v Cara Pemberian : setiap kali menangis.
v Lama pemberian :14 bulan, karena ibu klien operasi mammae.
- Pemberian Susu Formula
v Alasan pemberian : karena ibu klien PNS
v Jumlah Pemberian : 6 x 150 CC = 900 cc/hari
v Cara pemberian : dot
- Pola Perubahan Nutrisi
v 0-4 bulan : jenis nutrisi : susu formula / bubur milna
v 4-12 bulan : bubur nestle
v Saaat ini : bubur.
VII. RIWAYAT
PSIKOSOSIAL
Tinggal dirumah sendiri, berada di kota, ada tempat bermain,
tidur dengan orang tua, tidak ada tangga yang bisa berbahaya. Hubungan antar
keluarga : harmonis. Pengasuh anak : orang tua, saat jam kerja diasuh oleh baby
sister
VIII. RIWAYAT
SPIRITUAL
Keluarga saling mendukung dalam
setiap persoalan , aktif melaksanakan ibadah shalat.
IX. REAKSI
HOSPITALISASI
Ø Ibu membawa anaknya ke RS karena takut dan butuh pertolongan dengan
segera, dokter menceritakan kondisi anaknya.
Ø Orang tua saat ini cemas, tapi sudah berkurang
Ø Orang tua selalu berkunjung, yang tinggal dengan anaknya adalah
ibunya.
Ø Pemahaman anak tentang sakit / rawat inap; belum dapat dikaji karena
anak baru berumur 1, 6 tahun.
X. AKTIVITAS
SEHARI-HARI
A. Nutrisi
No
|
Kondisi
|
Sebelum sakit
|
Saat sakit
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Selera makan
Menu makanan
Frekuensi makan
Makanan
pantangan
Pembatasan pola
makan
Cara makan
Ritual saat
makan
|
Baik
Nasi, sayur,
ikan
4 x sehari
-
-
Disuapi
Berdoa sebelum
makan
|
Sama-sama tidak
ada perubahan.
|
B. Cairan :
No
|
Kondisi
|
Sebelum Sakit
|
Saat sakit
|
1.
2.
3.
4.
|
Jenis minuman
Frekuensi Minum
Kebutuhan cairan
Cara pemenuhan
|
Teh, + air putih
± 8 x 100 cc
Dot, gelas
|
Tidak ada
perubahan, bahkan klien kuat minum.
|
C. Eliminasi
No
|
Kondisi
|
Sebelum Sakit
|
Saat sakit
|
1.
|
BAB :
BAK :
·
Tempat pembuangan
·
Frekuensi
·
Kesulitan
|
Belum tahu ke WC
1-2 x/hari
Lembek
-
-
Tidak tahu
Banyak kali
-
|
Belum tahu ke WC
2x / 6 hari
Keras
+
-
Ada perubahan tidak tentu.Banyak kali.
Tidak ada
perubahan
|
- Istrahat Tidur
No
|
Kondisi
|
Sebelum Sakit
|
Saat sakit
|
1.
2.
3.
4.
|
Jam tidur
-
Siang
-
Malam
Pola tidur
Kebiasaan
sebelum tidur
Kesulitan tidur
|
10.00 –
11.00,14.00-16.00
21.00-07.00
Mudah terbangun,
minta minum
Dinyanyikan dan
dielus-elus oleh ibunya.
-
|
Tidak ada
perubahan
|
E.Olahraga
No
|
Kondisi
|
Sebelum Sakit
|
Saat sakit
|
1.
2.
3.
|
Program Olah
raga
Jenis dan
frekuensi
Kondisi setelah
Olahraga
|
-
|
-
|
F.Personal
Higiene
No
|
Kondisi
|
Sebelum Sakit
|
Saat sakit
|
1
2.
3.
4.
|
Mandi:
-
Cara
-
Frekuensi
-
Alat Mandi
Cuci Rambut
-
Frekuensi
-
Cara
Gunting Kuku
- Frekuensi
- Cara
Gosok Gigi ;
-
Frekuensi
-
Cara
|
Dimandikan
2 – 3 x/ hari
Sabun
2x / minggu
Dibantu
1x / minggu
Dibantu
-
|
Dilap basah
Pagi,sore (2 x)
-
-
Tidak ada perubahan
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
G. Aktivitas /
Mobilitas Fisik
No
|
Kondisi
|
Sebelum Sakit
|
Saat sakit
|
1.
2.
3.
4.
|
Kegiatan sehari-hari
Pangaturan jadwal harian
Penggunaan alat Bantu aktivitas
Kesulitan pergerakan tubuh
|
Lari-lari dengan kakaknya
-
Bola , sepeda
-
|
-
-
-
-
|
H. Rekreasi :
(-) Klien berumur 1,6 tahun.
IX. PEMERIKSAAN FISIK
A. KU : Baik
B. TTV : SB : 37 C
N ; 120 x /i
P : 40 x /i
TD : 90 / 60 mmHg
C. Antropometri
v TB : 74 cm
v BB : 8 kg
v LILA : 14 cm
v LIKE : 44 cm
v LIDA : 46 cm
v LIPE : 47 cm
D. Sistem Pernapasan
v Hidung simetris kiri dan kanan, secret (+)
v Batuk (+) lebih banyak pada malam hari, berhenti setelah tidur
v Pernapasan cuping hdung (-)
v Takipnea (+) , irama regular
v Retraksi dan penggunaan otot-otot pernapasan (-)
v Ronkhi (+) : Lateral, posterior
v Gerakan dinding simetris kiri dan kanan
v Sianosis (-)
v Clubbing finger (-)
E.. Sistem Kardiovaskular
v Ictus cordis tidak tampak
v Irama : regular
v Sianosis (-), bercak (-), edema (-)
v Kesulitan bernapas (-)
v Clubbing (-)
v Gerakan dada simetris kiri dan kanan
v Auskultasi BJ I : Lup, BJ II:
Dup, tidak ada mur-mur
v TTV : TD = 90/70 mmHg, N=120 x/I, P=40 x/I, SB=37C
F. Sistem Cerna
v Sklera : Ikterik (-)
v Conjungtiva pucat (-)
v Bibir lembab (+), bibir pecah-pecah (-)
v Kemampuan menelan baik
v Nyeri tekan pada lambung (-)
v Anoreksia (-)
v Perut gembung (+)
v Hati tidak ada pembesaran
v Gerakan peristaltic (+), dalam batas normal
v Konstipasi (+)
v Kulit abdomen tidak ada jaringan parut
G. Sistem Indra
1. Mata :
v Kelopak mata tidak ada kelainan
v Alis mata pertumbuhan rambut simetris kanan / kiri
v Distribusi bulu mata merata
v Konjungtiva pucat (-)
v Sklera berwarna putih dan bersih
v Visus : dapat melihat lambaian tangan jarak 6 meter
v Lapang pandang tidak dapat secara sempurna, klien dapat mengikuti
sinar pen light. Kesan tidak ada kelainan
2. Telinga
v Daun telinga simetris kiri dan kanan
v Tidak ada otorre
v Fungsi pendengaran , dapat mengikuti perintah ibunya.
v Palpasi daun telinga : Nyeri (-), pembengkakan (-),
Kesan : Tidak ada kelainan
3. Hidung
v Pernapasan cuping hidung (-)
v Rinorrea (+)
v Penciuman : Dapat mencium minyak kayuh putih
v Palpasi hidung : Nyeri (-), pembengkakan (-)
H. Sistem Saraf
1. Fungsi Serebral
v Status mental : orientasi baik:dapata mengenal stetoskop dan
meletakkan di dadanya
v Daya ingat : dapat mengenal praktikan dan membuka bajunya sendiri
jika melihat alat stetoskop.
v Perhatian : klien mampu berespon dapat mengikuti perintah
v Bahasa ; Mengerti bahasa atau perintah ibunya.
Klien
sangat kooperatif dalam setiap tindakan
v GCS : (E4 M6 V5) = 15
2. Fungsi Cranial
a. N I : Tarik napas panjang ketika mencium bau, minyak kayu putih
b. N II : Visus : Klien dapat
melihat lambaian tangan jarak ± 6 meter
Lapang Pandang :
Tidak dapat dikaji secara sempurnah dengan umur klien 1 tahun 6 bulan, tetapi
masih dapat melihat cahaya senter yang diletakkan disekitar telinga.
c. N III, IV, VI :
v Gerakan bola mata : Dapat kesemua arah, mengikuti arah cahaya ketika
matanya disenter.. Kesan : Normal
v Pupil : Isokhor
d. N V :
v Sensorik : Dapat merasakan pilihan kapas, mengerutkan pipinya.
v Motorik : Tidak dapat dikaji, klien terfokus pada. Alat pemeriksaan
: stetoskop
e. N VII :
v Sensorik : klien menjilat bibirnya ketika minum sirup yang manis.
v Motorik : Simetris sisi wajah kanan dan kiri ketika tersenyum.
f. N VIII :
v Tidak dapat dikaji, umur 1,6 tahun
- N IX
v Tidak dapat dikaji, umur 1,6 tahun
- N X :
Ketika menangis ovula : gerakan ke atas.
- N XI :
Ada
tahan ke arah kanan dan kiri
Menggunakan sinar pen light, pipi kanan / dan kiri ditahan klien
mengikuti sinar.
- N XII :
Klien tidak mau menjulurkan lidahnya.
3.
Fungsi Motorik
a.
Massa otot : normal
b.
Tonus : tahanan pasif yang
ringan.
c.
Kekuatan otot nilai 4 (kekuatan cukup kuat)
4.
Fungsi sensorik :
v Suhu (+) : menghindari tempat atau sarung basah.
v Nyeri (+) : ketika dicubit.
5.
Fungsi Cerebelum :
v Dapat berjalan/bersepeda.
6.
Refleks :
v Bisep (+)
v Trisep (+)
v Knee (+)
v Bebinski (+)
7.
Iritasi meningen :
v Kaku kuduk (-)
I.
Sistem Muskuloskeletal
1.
Kepala : bentuk : mesochepal.
2.
Vertebra : tidak ditemukan
lordosis, kofosis, scoliosis, ROM : aktif, fungsi gerak : dapat jalan, menarik,
mudah memegang alat-alat kesehatan yang digunakan pemeriksa.
3.
Pelvis : gaya berjalan simetris kiri dan kanan,
gerakan tidak ada kelainan, ROM maksimal. Kesan normal.
4.
Lutut : tidak bengkak, gerakan
aktif.
5.
kaki : tidak bengkak, gerakan
aktif, kemampuan jalan baik.
6.
Tangan : tidak bengkak, ROM aktif.
J.
Sistem Integumen :
v Rambut : hitam, tidak mudah dicabut.
v Kulit : sawo matang, tekstur kulit lembut, tidak ada ruam.
v Kuku : merah muda, permukaan rata, bersih, tidak mudah patah,
sianosis (-)
K.
Sistem Endokrin :
Kelenjar tiroid tidak tampak dan tidak teraba, ekskresi urine sesuai
intake, karena klien kurang minum : kesan tidak ada kelainan.
L.
Sistem Perkemihan :
v Tidak ditemukan edema palpebra
v Kencing batu (-)
v Hematuria (-)
Kesan : tidak ada kelainan.
M.
Sistem Reproduksi :
v Penis : bersih (+)
v Ereksi (+)
v Nyeri (+)
v Testis turun.
N.
Sistem imun :
Tidak ada allergi : cuaca, bulu binatang, debu
XII.
PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN
v Motorik kasar :
-
dapat bersepeda, menendang bola
-
berdiri dengan seimbang.
v Motorik halus :
- mencoret-coret lembar
pengkajian
v Bahasa :
-
dapat menggunakan dua sampai
tiga kata
-
memahami perintah langsung.
-
Dapat meminta minum.
v Personal sosial ;
Klien dapat bermain dengan orang lain termasuk dengan praktikum,
saat praktikum keluar dari ruangannya klien mengangkat tangan/melambaikan
tangan.
XIII.
TES DIAGNOSTIK :
v Lab :
- WBC (sel darah putih) : 12,8 X 10 3/uL (5,0 – 10,0)
- RBC (sel darah merah) : 4,05 x 106/uL (4,0 – 5,50)
- HCT (hematokrit) : 33,4 L % (37,0 - 48,0)
- LED (laju endak darah) : 39 mm/ jam (0 – 2 mm/ jam)
v Foto rongen :
Kesan nampak bercak, infiltrat pada lobus kanan atau kiri.
XIV.
TERAPI SAAT INI
v Ampicillin : 4 x 200 mg
v
|
v Dexamethasone : 2,2 mg
v Dextrose : 5% 12 tetes per menit.
KLASIFIKASI
DATA
NO
|
DATA SUBJEKTIF
|
DATA OBJEKSTIF
|
|
Ibu klien
mengatakan :
v Batuk lebih banyak pada
malam hari dan berhenti saat klien tidur.
v Anaknya baru dua kali BAB selama enam hari dalam perawatan.
v Saat ini cemas, tapi sudah berkurang.
v Anaknya masih batuk dan beringus
|
-
Batuk (+)
-
Sekret (+)
-
Ronchi (+) Lateral dan
posteriior.
-
RR : 40 x per menit
-
Menggunakan otot-otot
pernapasan (-)
-
Abdomen perkusi ; kembung (+)
-
Peristaltik dalam batas
normal (8 x per menit).
-
Lab :
|
ANALISA DATA
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
PROBLEM
|
|||||||||||||||||||||
1
|
D/S : ibu lkien mengatakan batuk lebih banyak
pada malam hari dan berhenti setelah tidur.
D/O :
-
Batuk (+) skret (+)
-
Ronchi (+) : lateral dan
posterior.
-
RR : 40 x per menit
-
Tidak menggunakan otot-otot
pernapasan
-
Lab
o WBC (sel darah putih) : 12,8 X 10 3/uL (5,0 – 10,0)
o RBC (sel darah merah) : 4,05 x
106/uL (4,0 – 5,50)
o HCT (hematokrit) : 33,4 L % (37,0
- 48,0)
o LED (laju endak darah) : 39 mm/ jam (0 – 2 mm/ jam)
|
Kumam :
streptococcus, pneumococcus, haemophilus influensa
Masuk
saluran pernapasan atas
Bronchus
dan bronchialis
Alveoli
Rx
radang pada bronchus dan alveoli
Sekresi
mucus meningkat
Akumulasi
(mucus kental)
Obstruksi
jalan napas
Gangguan
ventilasi
Bersihan
jalan napas tidak efektif
|
Bersihan jalan napas tidak efektif
|
|||||||||||||||||||||
2
|
D/S : ibu lkien mengatakan anaknya baru dua
kali BAB selama enam hari dalam perawatan.
D/O :
-
Perkusi : perut kembung (+)
-
Peristaltik dalm batas
normal.
|
Aktivitas intoleran
Imobilisasi/pergerakan terbatas
Peristaltik menurun
Pasase usus lambat
Penyerapan dicolon, meningkat
Faeses keras
Konstipasi
|
Konstipasi
|
|||||||||||||||||||||
3
|
D/S : ibu lkien
mengatakan :
-
saat ini cemas tapi sudah
berkurang
-
anaknya BAB baru dua kali
dalam perawatan
-
anaknya masih batuk dan
beringus
D/O : (-)
|
Reaksi radang pada bronchus dan alveoli
Mediator radang (histamin)
Bronchokonstriksi
Difusi gas terganggu
Sesak napas
Status fisik dan mental menurun
Ancaman kehidupan
Kecemasan orang tua
|
Kecemasan
orang tua
|
RENCANA KEPERAWATAN
NO
|
DIAGNOSA
|
TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1
|
Bersihan jalan napas tidak efektif
b/d peningkatan produksi sekret
ditandai dengan :
D/S : ibu lkien mengatakan
batuk lebih banyak pada malam hari dan berhenti setelah tidur.
D/O :
-
Batuk (+) skret (+)
-
Ronchi (+) : lateral dan
posterior.
-
RR : 40 x per menit
-
Tidak menggunakan otot-otot
pernapasan
-
Lab
o WBC (sel darah putih) : 12,8 X 10 3/uL (5,0 – 10,0)
o RBC (sel darah merah) : 4,05 x
106/uL (4,0 – 5,50)
o HCT (hematokrit) : 33,4 L % (37,0
- 48,0)
LED (laju endak darah) : 39 mm/ jam (0 – 2 mm/ jam
|
Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih dan
jelas dengan kriteria :
-
batuk (-)
-
sekret (-)
-
ronchi (-)
-
RR dalam batas normal (20 –
30 x per menit)
|
1.
Observasi pernapasan dan
bentuk pernapasan setiap enam jam :
-
frekuensi
-
adanya ronchi
-
penggunaan otot-otot
pernapasan; pernapasan cuping hidung.
2.
lakukan fisioterapi misalnya
: postural drainnase, vibrasi dan perkusi dada sesuai indikasi.
3.
peningkatan oral intake bila
memungkinkan, anjurkan air hangat.
4.
bantu pasien latihan napas
dalam setiap enam jam.
5.
tunjukan/bantu pasien
mempelajari, melakukan batuk setiap enam jam.
6.
berikan terapi medis sesuai
indikasi (kolaborasi) misalnya
-
amoxicillin sirup 3 x 1
sendok the
-
kloram phenicol 3 x 1 sendok
teh.
|
1.
penggunaan otot-otot
pernapasan cuping hidung menandakan peningkatan kerja paru.
2.
meningkatkan
drainnase/eliminasi sekresi paru untuk masuk ke pusat bronchi sehingga akan
memudahkan pengeluaran sputum.
3.
cairan (khususnya yang hangat) memobilisasi dan mengeluarkan
sekret.
4.
napas dalam memudahkan
ekspansi maksimum paru-paru/jalan napas lebih kecil.
5.
batuk adalah mekanisme
pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan
napas paten.
|
2
|
Konstipasi
berhubungan dengan mobilisasi pergerakan terbatas ditandai dengan :
D/S : ibu lkien mengatakan anaknya baru dua
kali BAB selama enam hari dalam perawatan.
D/O :
-
Perkusi : perut kembung (+)
-
Peristaltik dalm batas
normal.
|
Klien akan
mengunkapkan pola eliminasi sesuai kebutuhan fisik dan gaya hidup dengan ketepatan jumlah dan
konsistensi, dengan kriteria :
-
BAB (+)
-
Peristaltik dalam batas
normal (6 – 12 x per menit)
-
Perut kembung (-)
|
1.
Observasi BAB klien setiap
hari
2.
observasi abdomen adanya
bising usus setiap hari
3.
lakukan masa ringan di daerah
perut.
4.
anjurkan ibu klien untuk
memberi makan buah anaknya setiap selesai makan.
|
1.
Membantu dalam menentukan
tindakan selanjutnya
2.
mengetahui adanya ileus atau
obstruksi statis menetap.
3.
masase dapat merangsang
peristaltik.
4.
buah pepaya, pisang dapat
memperlancar proses defekasi.
|
3
|
Kecemasan orang
tua b/d status fisik dan mental menurun ditandai dengan :
D/S : ibu klien
mengatakan :
-
saat ini cemas tapi sudah
berkurang
-
anaknya BAB baru dua kali
dalam perawatan
-
anaknya masih batuk dan
beringus
D/O : (-)
|
Orang tua klien
mengungkapkan kecemasan berkurang/hilang dengan kriteria :
-
ibu klien tidak cemas
-
ungkapan ibu klien bahwa
anaknya (pasien) sudah bisa BAB, batuk beringus hilang.
|
|
|
IMPLEMENTASI
NDX
|
HARI/TGL
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
PARAF
|
KET
|
1
|
Selasa/
29-6-2004
|
11.00
11.30
11.45
11.50
13.45
|
1. Mengobservasi pernapasan
dan bentuk pernapasan. :
- Frekuensi
pernapasan : 40 x per menit
- Ronkhi (+)
lateral dan posterior
- Penggunaan
otot-otot pernapasan (-)
- pernapasan
cuping hidung (-)
- batuk (+)
sekret (+)
2. Melakukan fisioterapi
dada dan punggung :
- vibrasi dan
perkusi dengan empat jari
-
HE ibu untuk melakukan vibrasi dengan empat jari yaitu pagi dan sore.
3.
Menganjurkan ibu untuk memberikan air hangat setiap klien minta air
minum.
6. Memantau tetesan cairan infus :
tetesan infus 12 tetes per menit
6. Aff infus sesuai instruksi medik lanjut dengan
obat oral :
-
amoxicillin : 3 x 1 sendok teh
- kloram
fenikolsirup 3 x 1 sendok teh
|
Agussalim
|
Jaga
pagi
|
|
Rabu/
30-6-2004
|
07.30
07.35
07.50
07.55
10.00
13.30
13.50
14.00
|
1. Mengobservasi pernapasan
dan bentuk pernapasan. :
- Frekuensi
pernapasan : 38 x per menit
- Ronkhi (+)
lateral dan posterior
- Penggunaan
otot-otot pernapasan (-)
- pernapasan
cuping hidung (-)
- batuk (+)
2. Melakukan fisioterapi
dada dan punggung :
- vibrasi dan
perkusi dengan empat jari.
4. Membantu pasien latihan
napas dalam :
- menuntun
tarik napas dibantu orang tua klien
6. Memberikan terapi medik
sesuai indikasi :
Memantau obat oral sudah diminum :
- amoxicillin : 1 sendok teh
- kloramfenikol
sirup 1 sendok teh
3. Peningkatan oral intake
:
Klien diberi minum ±
100 cc
1. Mengobservasi pernapasan
dan bentuk pernapasan. :
- Frekuensi
pernapasan : 28 x per menit
- Ronkhi (+)
lateral dan posterior
- Penggunaan
otot-otot pernapasan (-)
- pernapasan
cuping hidung (-)
- batuk (+)
4. Membantu pasien napas
dalam :
HE ibu untuk menuntun
klien latihan napas dalam
6. Memberikan terapi medik
sesuai indikasi :
Memantau obat oral sudah diminum :
-
amoxicillin : 1 sendok teh
- kloramfenikol
sirup 1 sendok teh
|
Agussalim
|
Jaga
pagi
|
|
Kamis
/
01 – 7 2004
Jumat
2
-06- 2004
|
07.30
07.35
07.50
08.00
08.10
13.30
13.50
14.00
17.00
19.00
19.30
06.00
06.15
08.30
08.45
09.00
11.45
11.50
|
1. Mengobservasi pernapasan dan bentuk pernapasan. :
- Frekuensi
pernapasan : 40 x per menit
- Ronkhi (+)
lateral dan posterior
- Penggunaan
otot-otot pernapasan (-)
- pernapasan
cuping hidung (-)
- batuk (+)
2. Melakukan fisioterapi dada dan punggung :
- vibrasi dan
perkusi
4. Membantu pasien latihan
napas dalam :
- menuntun
tarik napas dibantu orang tua klien
- memodifikasi
tehnik : dengan menyuruh klien meniup kertas dari jarak ±20 cm.
5. Membantu pasien mempelajari melakukan batuk.
6. Memberikan terapi medik sesuai indikasi :
Memantau obat oral sudah diminum :
-
amoxicillin : 1 sendok teh
- kloramfenikol
sirup 1 sendok teh
1. . Mengobservasi pernapasan dan bentuk pernapasan. :
- Frekuensi
pernapasan : 38 x per menit
- Ronkhi (+)
lateral dan posterior
- Penggunaan
otot-otot pernapasan (-)
- pernapasan
cuping hidung (-)
- batuk (+)
4. Membantu pasien napas dalam :
HE ibu untuk
melakukan / mengajarkan klien latihan napas dalam
5. Membantu pasiem
mempelajari melakukan batuk.
2. Menganjurkan minum air
hangat bila sudah batuk, dengan hasil : Memberi air minum ± 50 cc.
6. Memberikan terapi medik sesuai indikasi :
Memantau obat oral sudah diminum :
-
amoxicillin : 1 sendok teh
- kloramfenikol
sirup 1 sendok teh
1. Mengobservasi pernapasan dan bentuk pernapasan. :
- Frekuensi
pernapasan : 38 x per menit
- Ronkhi (+)
halus area lateral dan posterior
- TTV : N : 100 x / menit SB : 36,5 0C
- BP : Vesikuler
1. Mengobservasi pernapasan dan bentuk pernapasan. :
- Frekuensi
pernapasan : 38 x per menit
- Ronkhi (+)
halus area lateral dan posterior
- TTV : N : 100 x / menit
SB : 37,1 0C
P : 24 x /
menit
5. Mengobservasi terapi medik :
Pantau obat oral :
Klien belum minum obat.
3. Memberi minum air hangat bila pasien sudah batuk :
- Anak minum ± 50 cc.
6. Observasi terapi medis :
- Obat oral sudah
diminum
4. Menuntun pasien latihan napas dalam :
- Anak tarik napas dan
dituntun orang tuanya.
1. Mengobservasi pernapasan :
- RR : 32 x / menit
- Ronchi (+) : lateral
dan posterior.
PASIEN PULANG
|
Agussalim
Nurhidayah
Reni
Nurlaelah
Umar
|
Jaga
Pagi
Shift
: Sore
Shift : malam
Shift Pagi
|
EVALUASI / SOAP
HARI
/ TANGGAL
|
NDX
|
JAM
|
EVALUASI / SOAP
|
29-06-2004
|
I
|
14.30
|
S : Ibu klien
mengatakan anaknya batuk
O: - Batuk (+),
Sekret (+), Ronchi (+) : posterior dan lateral
- RR : 40 x / menit
A: Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi (1,2,3,4,5,6)
|
30-06-2004
|
I
|
07.00
|
S : Ibu klien
mengatakan anaknya masih batuk, tapi sudah ada lendir keluar
O : - Batuk (+),
Sekret (+), Ronchi (+) : posterior dan lateral
- TTV : RR : 38 x / menit
SB : 36,9 oC
N : 120 x / menit
TD : 90 / 60 mmHg
A: Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi (1,2,3,4,5,6)
|
01-07-2004
|
I
|
07.00
|
S : -
O : - Batuk (+),
Sekret (-), Ronchi (+) : posterior dan lateral
- TTV : RR : 40 x / menit
SB : 36,5 oC
N : 120 x / menit
A: Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan
intervensi (1,2,3,4,5,6)
|
2-7-2004
|
I
|
07.00
|
S :
O : RR 32 x per
menit, rochi (+) anak diberi minum 800 cc per hari
A: Masalah belum
teratasi
P : 1. Pasien
boleh pulang
2. Kontrol 3 hari di poliklinik
3. obat lanjut di rumah
|
NDX
|
HARI/TGL
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
PARAF
|
KET
|
2
|
Selasa
29-06-2004
|
12.00
12.15
|
2. Mengobservasi abdomen :
- Perkusi perut kembung
- peristaltik dalam
batas normal (6 – 12 x /menit)
3.Melakukan masase ringan di daerah perut dengan menggunakan
minyak kayu putih :
- HE ibu untuk melakukan
masase ringan di daerah perut dengan menggunakan minyak kayu putih.
- Perut klien kembung (+)
|
Agussalim
|
Shift Pagi
|
|
Rabu
30-06-2004
|
07.40
07.40
07.45
07.50
|
1. Mengobservasi BAB klien :
Klien BAB (+) :
Konsistensi padat
2. Mengobservasi abdomen :
- Perkusi : perut
kembung (+)
- Peristaltik dalam
batas normal (6-12 x/menit)
3. Menganjurkan masase ringan di daerah abdomen :
- Ibu klien mengatakan
sudah dilakukan tadi pagi.
4. Menganjurkan ibu klien untuk memberi makan buah pada klien :
- ibu klien mengatakan
anaknya tidak suka makan buah.
|
Agussalim
|
Shift Pagi
|
2
|
Kamis
01-07-2004
|
07.30
07.35
07.40
07.55
13.45
13.55
19.30
19.40
19.45
|
1. mengobservasi BAB klien :
- Klien belum BAB
2. Mengobservasi abdomen :
- Perkusi : Timpani (+)
- Peristaltik dalam
batas normal
3. Melakukan masase ringan di daerah perut dan punggung dengan
minyak kayu putih :
- Perkussi : timpani
(+)
- Menganjurkan ibu
melakukan masase ringan pagi dan sore.
4. menganjurkan ibu klien memberi buah : pisang,pepaya :
- klien tidak suka
dengan buah.
1. mengobservasi BAB klien :
- Klien BAB (+), sangat
susah
- Konsistensi padat
2. mengobservasi Abdomen :
- Perkussi timpani (+)
- Peristaltik dalam
batas normal
1. Mengobservasi BAB klien :
- Klien BAB (+)
- Konsistensi lunak
2. Mengobservasi abdomen :
- Auskultasi :
peristaltik 8 x/menit. Kesan Normal
- Perut tidak kembung
lagi
3. menganjurkan ibu klien untuk melakukan masase ringan di perut
dengan menggunakan minyak gosok / minyak kayu putih, bila anak kembung.
|
Agussalim
Nurhidayah
|
Shift Pagi
Shift Sore
|
2.
|
Jumat
02-07-2004
|
06.15
06.20
06.25
08.10
08.15
08.20
11.40
11.50
|
1. Mengobservasi BAB klien :
- Klien belum BAB
- Perkusi : perut kembung (+)
2. Mengobservasi abdomen :
- Perkussi : perut
kembung (+)
- Peristaltik 10 x/menit
; Kesan normal
3. Malakukan masase ringan di daerah perut :
- Perkusi : perut
kembung (+)
1. Mengobservasi BAB klien :
- Klien BAB (+)
- Konsistensi padat
2. Mengobservasi abdomen:
- Perkussi : perut masih
kembung
- Peristaltik 8 x /
menit. Kesan normal
3. Menganjurkan orang tua melakukan masase ringan pada perut dan
punggung :
- Ibu klien melakukan
masase pada perut dengan menggunakan minyak kayu putih.
2. mengobservasi abdomen :
- Perut tidak kembung
- Peristaltik 8 x /
menit. Kesan normal.
PASIEN PULANG
|
Reni
Nurlaelah Umar
|
Shift malam
Shift Pagi
|
EVALUASI / SOAP
HARI/TGL
|
NDX
|
JAM
|
EVALUASI
/ SOAP
|
29-06-2004
|
II
|
07.00
|
S : Ibu klien
mengatakan anaknya belum BAB hari ini
O: Perkussi :
perut kembung (+), peristaltik 12 x / menit : Kesan normal
A : masalah
belum teratasi
P : lanjutkan Intervensi
(1,2,3,4)
|
30.06-2004
|
II
|
07.00
|
S : Ibu klien
mengatakan kemarin sore anaknya sudah BAB, konsistensi padat, hari ini belum.
O : - Perkussi :
perut kembung
- peristaltik dalam batas normal (12 x
/ menit)
A : Masalah
belum teratasi
P : lanjutkan
Intervensi (1,2,3,4)
|
01-07-2004
|
II
|
07.00
|
S : -
O: Perkussi
perut kembung (+), peristaltik dalam batas normal
A : Masalah
belum teratasi
P : Lanjutkan
intervensi (1,2,3,4)
|
02-07-2004
|
II
|
07.00
|
S : -
O: - Perut
kembung (-)
-
BAB 1 kali, konsistensi padat
-
Peristaltik dalam batas
normal (8 x / menit)
A: Masalah
teratasi
P : -
PASIEN PULANG :
11.50 WITA.
|
NDX
|
HARI/TGL
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
PARAF
|
KET
|
3
|
Selasa
29-06-2004
|
12.00
|
1. mengevaluasi
persepsi orang tua tentang penyakit anaknya ;
- Orang tua mengatakan panas anaknya
hilang, sekarang batuk.
- Orang tua klien mengatakan mengapa
anaknya belum BAB padahal lancar BABnya sebelum sakit (1-2 x/ hari)
|
Agussalim
|
Shift Pagi
|
3
|
Rabu
30-06-2004
|
07.45
|
1. mengevaluasi
persepsi orang tua tentang penyakit anaknya :
- Orang tua klien mengatakan sudah tidak
cemas lagi, karena sudah banyak perubahan.
- Klien sangat kooperatif dalam setiap
tindakan.
|
Agussalim
|
Shift Pagi
|
EVALUASI / SOAP
HARI
/ TGL
|
NDX
|
JAM
|
EVALUASI
/ SOAP
|
29-06-2004
|
III
|
07.00
|
S : Orang tua
klien mengatakan cemas tapi sudah berkurang
O: -
A: masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
intervensi (1,2,3)
|
30-06-2004
|
III
|
07.00
|
S : Orang tua
klien mengatakan tidak cemas lagi
O: Orang tua dan
klien sangat kooperatif
A: Masalah
teratasi
P ; -
|
RESUME PULANG
Nama :
An . M..A
Umur :
1 Tahun 6 bulan
Jenis Kelamin :
laki-laki
Alamat :
BTN.Pita asri Blok B III/3
Tgl masuk RS : 24-06-2004
Tgl Pengkajian : 29-06-2004
Tgl Keluar : 02-07-2004
DX Medis :
Bronkopneumoni
I. Keluhan Utama / Alasan Masuk RS : demam
Saat Dikaji : batuk
II. Diagnosa Keperawatan yang Muncul :
- Bersihan jalan tidak efektif b/d peningkatan produksi sekret
- Konstipasi b/d imobilisasi, pergerakan terbatas
- Kecemasan orang tua b/d status fisik dan mental menurun.
III. Tindakan Keperawatan yang Dilakukan
Diagnosa 1 :
1.
Mengobservasi pernapasan dan
bentuk pernapasan setiap 6 jam
2.
melakukan fisioterapi dada dan
punggung (vibrasi dan perkussi)
3.
Meningkatkan intake oral
4.
membantu pasien latihan napas
dalam setiap 6 jam
5.
Membantu pasien mempelajari
melakukan batuk
6.
Memberikan terapi medik sesuai
instruksi
Diagnosa 2 :
1.
Mengobservasi BAB klien setiap
hari
2.
Mengobservasi Abdomen
3.
Melakukan masase ringan pada
daerah perut
4.
Menganjurkan memberi makan buah
Diagnosa
3 ;
1.
Mengevaluasi persepsi orang tua
terhadap ancaman penykit anaknya
2.
Melibatkan klien dan keluarga
dalam perencanaan perawatan
3.
Menjelaskan tentang penyakit,
pengobatan dan perawatan yang diberikan.
IV. Evaluasi Keperawatan:
Diagnosa
1 :
Masalah belum
teratasi seluruhnya
- S : -
- O: RR : 32 x / menit,
ronchi (+)
Diagnosa
2 :
Masalah teratasi Tgl : 01-07- 2004
Diagnosa
3 :
Masalah teratasi Tgl :
30-07- 2004
V. Perencanaan Pulang :
v Anjuran Medis : - Kontrol 3 hari di poliklinik
- Obat lanjut di rumah
v Anjuran / Tindakan Keperawatan ;
·
Lakukan fisioterapi dada dan
punggung : Vibrasi dan perkusi untuk meningkatkan drainase sekresi paru.
·
Peningkatan oral intake : air
hangat untuk memobilisasi dan mengeluarkan sekret.
·
Anjurkan ibu klien memberi
makan buah pada anaknya
·
Lakukan masase ringan di daerah
perut jika terlambat BAB.
·
Jaga kondisi anak, kontrol jika
keluhan muncul kembali.
VI. Alasan Pulang :
Pulang sesuai anjuran dokter dengan catatan kontrol di poliklinik 3
hari, obat lanjut di rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar