Rabu, 18 Desember 2013

ASKEP KONJUNGTIVITIS



A.    KONSEP DASAR

Infeksi system penglihatan merupakan kelainan gangguan system penglihatan, terutama konjungtivitis. Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah, sehingga sering disebut mata merah. Konjungtivitis dapat menyerang pada semua tingkat usia.

B.           ETIOLOGI

Pembagian konjungtivitis berdasarkan penyebabnya :
à   Konjungtivitis akut bacterial, mis: konjungtivitis blenore, konjungtivitis gonore, konjungtivitis difteri, konjungtivitis folikuler, konjungtivitis kataral.
à   Konjungtivitis akut viral, mis: keratokonjungtivitis epidemik, demam faringokonjungtiva, keratokonjungtivitis herpetic.
à   Konjungtivitis akut jamur
à   Konjungtivitis akut alergik
à   Konjungtivitis kronis, mis: trakoma.
Personal hygiene dan kesehatan lingkungan yang kurang, alergi, nutrisi kurang vitamin A, iritatif (bahan kimia, suhu, listrik, radiasi ultraviolet), juga merupakan  etiologi dari konjungtivitis.

C.          PATOFISIOLOGI

   Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen, iritasi menyebabkan kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat menutup dan membuka sempurna, karena mata menjadi kering  sehingga terjadi iritasi menyebabkan konjungtivitis. Pelebaran pembuluh darah disebabkan karena adanya peradangan ditandai dengan konjungtiva dan sclera yang merah, edema, rasa nyeri, dan adanya secret mukopurulent.
 Akibat jangka panjang dari konjungtivitis yang dapat bersifat kronis yaitu mikroorganisme, bahan allergen, dan iritatif menginfeksi kelenjar air mata sehingga fungsi sekresi juga terganggu menyebabkan hipersekresi. Pada konjungtivitis ditemukan lakrimasi, apabila pengeluaran cairan berlebihan akan meningkatkan tekanan intra okuler yang lama kelamaan menyebabkan saluran air mata atau kanal schlemm tersumbat. Aliran air mata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf optik dan  terjadi ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang pandang  yang  disebabkan kurangnya aliran air mata sehingga pandangan menjadi kabur dan rasa pusing

D.          PENATALAKSANAAN

Konjungtivitis biasanya hilang sendiri. Tapi tergantung pada penyebabnya, terapi dapat meliputi antibiotika sistemik atau topical, bahan antiinflamasi, irigasi mata, pembersihan kelopak mata, atau kompres hangat.
Bila konjugtivits disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontaminasi mata yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat memberikan instruksipada pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit kemudian menyentuh mata yangs ehat, untuk mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan  baru yang  terpisah

E.           ASUHAN KEPERAWATAN

2     PENGKAJIAN
Pada pemeriksaan ini yang perlu diperhatikan adalah kelopak mata dan sekitarnya ada udem, keadaan konjungtingva hiperemis dan ada secret mukopurulen, keadaan kornea hiperemis dan ada peradangan. Data subjektif, klien mengatakan matanya terasa nyeri, gatal dan rasa ada benda asing.
Pemeriksaan kultur dan sitologik secret konjungtiva untuk mengetahui kemungkinan penyebab infeksi, seperti:
o      Sel eosinofil umumnya merupakan akibat atopi , terutama konjungtivitis vernal
o      Sel polimorfonuklear leukosit, merupakan akibat infeksi bakteri atau chlamydia.
o      Sel limfosit, merupakan gambaran karakteristik infeksi akibat virus atau suatu infeksi kronis
o      Sel epitel dengan multinukleus dengan atau tanpa badan inklusi intraseluler, merupakan gambaran yang dapat ditemukan pada infeksi virus

2     DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
J  Nyeri b.d proses peradangan
         Intervensi :
-          Kaji tingkat nyeri
R/ mengetahui tingkat nyeri untuk memudahkan intervensi selanjutnya
-          Jelaskan penyebab nyeri
      R/ untuk menambah pengetahuan pasien
-          Kompres mata dengan air hangat
R/ untuk mengurangi rasa nyeri
-          Mata istirahatkan
R/ menurunkan radang, mengurangi aktivitas
-          Kolaborasi dalam pemberian obat mata (AB)
R/ menghilangkan peradangan
J  Gangguan pola tidur b.d nyeri
         Intervensi :                                            
-          Ciptakan lingkungan yang tenang
R/ Klien dapat beristirahat
-          Kurangi rasa nyeri dengan mengompres mata
R/ Klien dapat beristirahat
-          H.E kebutuhan tidur berhubungan dengan penyembuhan penyakit
R/ klien tahu tentang fungsi tidur berhubungan dengan proses penyembuhan.
J   Gangguan persepsi penglihatan b.d kelainan lapang pandang
Intervensi :
-          Kaji kemampuan melihat
R/ untuk mengetahui sejauh mana kemampuan melihat
-          Mengorientasikan pasien terhadap lingkungan dan aktifitas
-          Menjelaskan terjadinya gangguan persepsi penglihatan
R/ untuk meningkatkan pemahaman dan mengurangi ansietas pasien
-          Dorong pasien untuk melakukan aktivitas sederhana
-          Anjurkan pasien untuk memakai kacamata redup
J  Gangguan interaksi social ; menarik diri b.d tidak menerima kondisi matanya
Intervensi :
-          Jalin hubungan baik dengan klien
R/ agar klien tidak merasa asing
-          Jelaskan kondisi/gangguan yang terjadi pada matanya
R/ klien akan menerima keadaannya.
-          Libatkan dengan kegiatan lingkungan
R/ klien akan merasa punya teman dalam lingkungan.
J  Resiko injury b.d penurunan ketajaman penglihatan
Intervensi :
-          Orientasikan lingkungan dan situasi lain
R/ untuk meningkatkan pengenalan tempat sekitar
-          Anjurkan  klien untuk mempelajari kembali  ADL
R/ meningkatkan respon stimulus dan semua ketergantungannya
-          Anjurkan klien/keluarga meletakkan peralatan yang dibutuhkan pada tempat yang mudah dijangkau.
R/ mengurangi pecahnya alat yang dapat mencederai klien


Tidak ada komentar:

Posting Komentar