LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE
A. KONSEP MEDIS
1.
Pengertian
Diare adalah buang air yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
2.
Etiologi
a.
Faktor Infeksi :
·
Infeksi Internal yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare akut anak
·
Infeksi Bakteri yaitu vibrio coma, E.coli, saimonella,
campylobacter, yersenia, aeromonas, dan sebagainya.
·
Infeksi
virus yaitu Enterovirus (virus
echo, coxsackie, Poliomyelitis) Adenovines, Rotavirus,
Astrovirus.
·
Infeksi Parasit yaitu Cacing, Protozoa, Jamur, serta
kebiasaan mengelola makanan.
·
Infeksi Parenteral yaitu infeksi bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti : OMA, Tonsilofaringitis, Paroncopneumonia, ensefalitis,
dan sebagainya sering terjadi pada bayi/anak kurang dari 2 tahun.
b.
Faktor Malabsorbsi :
·
Malabsorbsi Karbohidrat :
disakarida (intoleransi Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa) pada bayi dan anak, yang
terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
·
Malabsorbsi lemak
·
Malabsorbsi protein
c.
Faktor makanan : Makanan
basi, beracun, alergi terhadap makanan dan pola makanan yang salah
d.
Faktor Psikologis : Rasa
takut dan cemas.
3.
Patogenesis :
a.
Mekanisme dasar yang
menyebabkan timbulnya diare adalah :
·
Gangguan Osmotik, adanya
makanan dan zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
·
Gangguan sekresi, akibat rangsangan
tertentu (misalnya toxin) pada dinding usus, akan terjadi peningkatan sekresi
air dan elektrolit ke dalam rongga usus, yang selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
·
Gangguan Motilitas usus,
Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun, akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan
diare.
b.
Patogenesis diare akut
·
Masuknya jasad renik yang masih
hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
·
Jasad renik tersebut berkembang
biak (multiplikasi) dalam usus halus.
·
Oleh jasad renik dikeluarkan
toksin (toksin diaregenik).
·
Akibat toksin tersebut terjadi
hypersekresi yang selanjutnya menimbulkan diare.
c.
Patogenesis diare kronik
Lebih
kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah : infeksi bakteri,
parasit, malabsorbsi, dan malnutrisi.
4.
Patofisiologi :
Sebagai akibat dari diare akut maupun kronis, akan
terjadi :
a.
Kehilangan cairan dan
elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam
basa (asidosis metabolic, hipoklamia.
b.
Gangguan gizi sebagai akibat
kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah).
c.
Hypoglikemia
d.
Gangguan sirkulasi darah
5.
Manifestasi Klinik
a.
Pasien cengeng, gelisah, SE
meningkat, nafsu makan tidak ada
b.
Timbul diare, tinja cair,
kadang-kadang disertai lendir dan darah.
c.
Anus dan sekitarnya lecet
karena sering defekasi
d.
Timbul muntah
e.
Bila pasien kehilangan cairan
dan elektrolit yang banyak, akan nampak :
·
BB menurun
·
Turgor berkurang
·
Pada bayi ubun-ubun besar dan
mata cekung
·
Selaput lendir bibir dan mulut
kering
·
Kulit tampak kering.
6.
Komplikasi
a.
Dehidrasi, Renjatan
hypovolemik, hypokalemia.
b.
Hypoglikemia, Entolerence Laktosa
Sekunder, Kejang.
7.
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Pemeriksaan tinja (makroskopik
& mikroskopik).
b.
Pemeriksaan kadar ureum &
kreatinin
c.
Pemeriksaan elektrolit
(Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor dalam Serum)
d.
Pemeriksaan inkubasi deodenum,
untuk mengetahui jenis jasad renik/parasit secara kuantitatif dan kualitatif.
8.
Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah :
a.
Pemberian cairan : jenis cara
pemberian, dan jumlah pemberian dengan memperhatikan derajat dehidrasi dan
keadaan umum
1)
Cairan Peroral :
·
Dehidrasi ringan dan sedang :
Naol, NaHCO3, Kcl, Glukosa, biasa berupa Oralit.
·
Untuk pengobatan sementara
sebelum ke rumah sakit dan mencegah dehidrasi lebih jauh.
2)
Cairan Parenteral :
·
Bila belum ada dehidrasi
ü Peroral sebanyak mungkin sesuai kemauan anak
·
Dehidrasi ringan :
ü 1 jam I 25 – 50 ml/kgBB peroral
ü Selanjutnya 125 ml/kgBB/hr
·
Dehidrasi sedang :
ü 1 jam I 50 – 100 ml/kgBB/oral – sonde.
ü Selanjutnya 125 ml/kgBB/hr
·
Dehidrasi berat
Ø Umur 1 bulan – 2 tahun, BB : 3-10 Kg :
¨
1 jam I : 40 ml/kgBB/mnt : 10
tts/kgBB/mnt
¨
7 jam : 12
ml/kgBB/mnt : 3 tts/kgBB/mnt
¨
16 jam : 125
ml/kgBB/mnt : 2 tts/kgBB/mnt
Ø Umur 2 – 5 tahun, BB : 10 – 15 Kg :
¨
1 jam I : 30 ml/kgBB/mnt : 8
tts/kgBB/mnt
¨
7 jam : 10
ml/kgBB/mnt : 3 tts/kgBB/mnt
¨
16 jam : 125
ml/kgBB/mnt : 2 tts/kgBB/mnt
Ø Umur 5 – 10 tahun, BB : 15-25 Kg :
¨
1 jam I : 20 ml/kgBB/mnt : 5
tts/kgBB/mnt
¨
7 jam : 10
ml/kgBB/mnt : 2,5 tts/kgBB/mnt
¨
16 jam : 105
ml/kgBB/mnt : 1 tts/kgBB/mnt
Ø Untuk bayi baru lahir / Neonatus : BB 2 – 3 Kg :
¨
Kebutuhan cairan : 125 ml + 100
ml + 25 ml = 250 ml/ KgBB/24 jam
¨
4 jam I : 25 ml/KgBB/Jam : 6
tts/KgBb/mnt.
¨
20 jam ~ : 150 ml/KgBB/jam : 2
tts/KgBB/mnt.
b.
Pengobatan Dietetik (Makanan)
1)
Anak < dari 1 tahun :
·
Susu (ASI) / Susu Formula
·
Makanan setengah padat
·
Susu khusus
2)
Anak > dari 1 tahun : Makanan padat / cair / susu.
3)
Obat-obatan :
·
Obat anti sekresi : asetosal,
klorpromazine,
·
Anti biotika.
9.
Pencegahan
a.
Mencegah berkembang baiknya
lalat dengan menghilangkan sarang-sarang, dengan cara :
·
Membuang sampah pada tempat
tertutup
·
Membakar sampah
·
Mencegah lalat
hinggap/mengotori makanan/minuman.
b.
BAB pada tempat tertentu (WC).
c.
Memelihara kebersihan rumah dan
pekarangan
d.
Mencuci tangan dengan sabun
sebelum dan sesudah makan.
e.
Menjaga kebersihan alat-alat
makan/minum.
f.
Menghindari makanan yang
menyebabkan diare.
g.
Pengolahan dan penyajian
makanan harus sesuai dengan syarat kesehatan.
h.
Memberi pendidikan kesehatan
pada keluarga/masyarakat.
B. KONSEP KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1.
Riwayat Penyakit
·
Kemungkinan memakan
makanan/minuman yang berkontaminasi
·
Kemungkinan infeksi ditempat
lain, mis.: pernafasan, infeksi saluran kemih.
·
Kaji status dehidrasi
·
catat keluaran fekal (jumlah,
volume, karakteristik).
·
Observasi dan catat tanda
tenesmus, kram, muntah.
2.
Pemberian Sistem :
a.
Gastro Intestinal :
·
Tinja cair/encer
·
Tinja campur darah/lendir
·
Keram abdomen.
b.
Respirasi
·
Hyperventilasi
·
Pernapasan kusmaul
·
Nafas cepat dan dangkal
c.
Cardiovascular : nadi cepat dan
tidak teratur
d.
Neurologik
·
Pusing, sakit kepala
·
Fatique dan lethargy.
·
Koma
e.
Hematology :
·
pH lebih dari 7,35
·
HCO3- kurang
dari 22 mEq/l
·
Hypokalemia
f.
Integumen :
·
Turgor kulit kurang
·
Ubun-ubun besar cekung.
3.
Pemeriksaan Diagnostik
·
Pemeriksaan feces lengkap
·
Pemeriksaan darah, elektrolit,
kreatimin, BUB
·
Pemeriksaan urine (pH, berat
jenis).
II. Diagnosa Keperawatan
- Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan BI berlebihan melalui feces/emisis.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI.
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
- Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, prosedur yang menyebabkan stress.
- Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan, krisis situasi.
III. Rencana Intervensi
- Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan melalui feces/emeis. Sasaran : pasien menunjukkan tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi adekuat.
a.
Berikan larutan rehdirasi
oral sedikit tapi sering
|
Untuk rehirasi dan penggantian
kehilangan cairan
|
b.
Beri dan pantau cairan IV
sesuai ketentuan
|
Untuk terapi dehidrasi hebat dan
muntah.
|
c.
Pertahankan pencatatan
masukan dan keluaran setiap saat
|
Untuk mengevaluasi keefektifan
intervensi
|
d.
Pantau tanda-tanda vital,
turgor kulit, membran mukosa, dan status mental tiap 4 jam
|
Untuk mengkaji hidrasi
|
e.
Beri agent anti mikroba
sesuai ketentuan.
|
Mengobati
patogen yang dapat menyebabkan dehidrasi
|
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat. Sasaran : pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan BB yang sesuai dengan usia.
a.
Instruksikan ibu untuk
menyusui untuk melanjutkan pemberian ASI
|
Cenderung untuk mengurangi kehebatan
dan durasi penyakit
|
b.
Observasi dan catat respon
terhadap pemberian makan
|
Untuk mengkaji toleransi pemberian
makanan
|
c.
Anjurkan orang tua untuk
memberikan diet yang tepat
|
Meningkatkan kepatuhan terhadap
program terapeutik
|
d.
Gali masalah dan prioritas
anggota keluarga
|
Memperbaiki kepatuhan terhadap
program terapeutik
|
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI. Sasaran : pasien dan orang lain tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi gastro-intestinal.
a.
Pertahankan pencucian tangan
yang benar
|
Mengurangi resiko penyebaran infeksi
|
b.
Pakaikan popok dengan tepat
|
Mengurangi kemungkinan penyebaran
feses
|
c.
Gunakn popok sekali pakai
bersifat superabsorbent
|
Untuk menampung feses dan menurunkan
kemungkinan terjadinya dermatitis.
|
d.
Upayakan untuk mempertahankan
bayi dan anak tidak menempatkan tangan dan objek dalam area terkontaminasi.
|
Mencegah penyebaran infeksi
|
e.
Instruksikan anggota keluarga
dan pengunjung dalam praktek isolasi
|
Mengurangi resiko penyebaran infeksi
|
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
Sasaran :
kulit pasien tetap utuh.
a.
Ganti popok sesering mungkin
|
Untuk menjaga agar kulit tetap bersih
dan kering
|
b.
Bersihkan bokong
perlahan-lahan dengan sabun lunak, non alkalin dan air
|
Feses iritasi akan mengiritasi kulit
|
c.
Hindari menggunakan tisu
basah yang menggunakan alkohol
|
Akan menyebabkan rasa menyengat
|
d.
Observasi bokong dan perineum
terhadap adanya infeksi
|
Mempercepat pengobatan yang tepat
|
e.
Berikan obat anti jamur yang
tepat
|
Untuk mengobati infeksi jamur kulit.
|
- Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, dan prosedur yang menimbulkan stress. Sasaran : Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.
a.
Beri perawatan mulut dan
empeng untuk bayi
|
Untuk memberikan rasa nyaman
|
b.
Dorong untuk kunjungan dan
partisipasi keluarga dalam perawatan semampunya
|
Untuk mencegah stress yang berhubugan
dengan perpisahan
|
c.
Sentuh, gendong dan bicara
pada anak sesering mungkin
|
Untuk memberikan rasa nyaman dan
menghilangkan stress
|
d.
Beri stimulasi sensori dan pengalihan
yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisinya.
|
Meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal.
|
- Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan. Sasaran : keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya serta mampu memberikan perawatan.
a.
Beri informasi pada keluarga
tentang penyakit anak dan tindakan terapeutik
|
Mendorong kepatuhan terhadap program
terapeutik, khususnya jika sudah di rumah
|
b.
Ijinkan anggota keluarga
untuk berpartisipasi dalam perawatan anak sesuai keinginan.
|
Memenuhi kebutuhan anak dan keluarga
|
c.
Instruksikan keluarga
mengenai pencegahan
|
Untuk mencegah penyebaran dan infeksi
|
d.
Atur perawatan kesehatan
pasca hospitalisasi.
|
Untuk menjamin pengkajian dan
pengobatan yang kontinyu.
|
DAFTAR PUSTAKA
·
Wong, Donna. L., 2003,
Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4 EGC,
Jakarta.
·
Staf Pengajar, IKA, 1985,
Buku Kuliah I, Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.
·
Suriadi, S.Kp dan Rita Yuliani, S.Kp, 2001.
Asuhan keperawatan pada Anak, Jakarta.
·
Spear, Kathleen Morgan,
Pediantric care planning, 3rd – Ed.
PATOFISILOGI KDM GEA
LAPORAN PENDAHULUAN
DIARE
A. KONSEP MEDIS
1.
Pengertian
Diare adalah buang air yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
2.
Etiologi
a.
Faktor Infeksi :
·
Infeksi Internal yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare akut anak
·
Infeksi Bakteri yaitu vibrio coma, E.coli, saimonella,
campylobacter, yersenia, aeromonas, dan sebagainya.
·
Infeksi
virus yaitu Enterovirus (virus
echo, coxsackie, Poliomyelitis) Adenovines, Rotavirus,
Astrovirus.
·
Infeksi Parasit yaitu Cacing, Protozoa, Jamur, serta
kebiasaan mengelola makanan.
·
Infeksi Parenteral yaitu infeksi bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti : OMA, Tonsilofaringitis, Paroncopneumonia, ensefalitis,
dan sebagainya sering terjadi pada bayi/anak kurang dari 2 tahun.
b.
Faktor Malabsorbsi :
·
Malabsorbsi Karbohidrat :
disakarida (intoleransi Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa) pada bayi dan anak, yang
terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
·
Malabsorbsi lemak
·
Malabsorbsi protein
c.
Faktor makanan : Makanan
basi, beracun, alergi terhadap makanan dan pola makanan yang salah
d.
Faktor Psikologis : Rasa
takut dan cemas.
3.
Patogenesis :
a.
Mekanisme dasar yang
menyebabkan timbulnya diare adalah :
·
Gangguan Osmotik, adanya
makanan dan zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
·
Gangguan sekresi, akibat rangsangan
tertentu (misalnya toxin) pada dinding usus, akan terjadi peningkatan sekresi
air dan elektrolit ke dalam rongga usus, yang selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
·
Gangguan Motilitas usus,
Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun, akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan
diare.
b.
Patogenesis diare akut
·
Masuknya jasad renik yang masih
hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
·
Jasad renik tersebut berkembang
biak (multiplikasi) dalam usus halus.
·
Oleh jasad renik dikeluarkan
toksin (toksin diaregenik).
·
Akibat toksin tersebut terjadi
hypersekresi yang selanjutnya menimbulkan diare.
c.
Patogenesis diare kronik
Lebih
kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah : infeksi bakteri,
parasit, malabsorbsi, dan malnutrisi.
4.
Patofisiologi :
Sebagai akibat dari diare akut maupun kronis, akan
terjadi :
a.
Kehilangan cairan dan
elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam
basa (asidosis metabolic, hipoklamia.
b.
Gangguan gizi sebagai akibat
kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah).
c.
Hypoglikemia
d.
Gangguan sirkulasi darah
5.
Manifestasi Klinik
a.
Pasien cengeng, gelisah, SE
meningkat, nafsu makan tidak ada
b.
Timbul diare, tinja cair,
kadang-kadang disertai lendir dan darah.
c.
Anus dan sekitarnya lecet
karena sering defekasi
d.
Timbul muntah
e.
Bila pasien kehilangan cairan
dan elektrolit yang banyak, akan nampak :
·
BB menurun
·
Turgor berkurang
·
Pada bayi ubun-ubun besar dan
mata cekung
·
Selaput lendir bibir dan mulut
kering
·
Kulit tampak kering.
6.
Komplikasi
a.
Dehidrasi, Renjatan
hypovolemik, hypokalemia.
b.
Hypoglikemia, Entolerence Laktosa
Sekunder, Kejang.
7.
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Pemeriksaan tinja (makroskopik
& mikroskopik).
b.
Pemeriksaan kadar ureum &
kreatinin
c.
Pemeriksaan elektrolit
(Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor dalam Serum)
d.
Pemeriksaan inkubasi deodenum,
untuk mengetahui jenis jasad renik/parasit secara kuantitatif dan kualitatif.
8.
Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah :
a.
Pemberian cairan : jenis cara
pemberian, dan jumlah pemberian dengan memperhatikan derajat dehidrasi dan
keadaan umum
1)
Cairan Peroral :
·
Dehidrasi ringan dan sedang :
Naol, NaHCO3, Kcl, Glukosa, biasa berupa Oralit.
·
Untuk pengobatan sementara
sebelum ke rumah sakit dan mencegah dehidrasi lebih jauh.
2)
Cairan Parenteral :
·
Bila belum ada dehidrasi
ü Peroral sebanyak mungkin sesuai kemauan anak
·
Dehidrasi ringan :
ü 1 jam I 25 – 50 ml/kgBB peroral
ü Selanjutnya 125 ml/kgBB/hr
·
Dehidrasi sedang :
ü 1 jam I 50 – 100 ml/kgBB/oral – sonde.
ü Selanjutnya 125 ml/kgBB/hr
·
Dehidrasi berat
Ø Umur 1 bulan – 2 tahun, BB : 3-10 Kg :
¨
1 jam I : 40 ml/kgBB/mnt : 10
tts/kgBB/mnt
¨
7 jam : 12
ml/kgBB/mnt : 3 tts/kgBB/mnt
¨
16 jam : 125
ml/kgBB/mnt : 2 tts/kgBB/mnt
Ø Umur 2 – 5 tahun, BB : 10 – 15 Kg :
¨
1 jam I : 30 ml/kgBB/mnt : 8
tts/kgBB/mnt
¨
7 jam : 10
ml/kgBB/mnt : 3 tts/kgBB/mnt
¨
16 jam : 125
ml/kgBB/mnt : 2 tts/kgBB/mnt
Ø Umur 5 – 10 tahun, BB : 15-25 Kg :
¨
1 jam I : 20 ml/kgBB/mnt : 5
tts/kgBB/mnt
¨
7 jam : 10
ml/kgBB/mnt : 2,5 tts/kgBB/mnt
¨
16 jam : 105
ml/kgBB/mnt : 1 tts/kgBB/mnt
Ø Untuk bayi baru lahir / Neonatus : BB 2 – 3 Kg :
¨
Kebutuhan cairan : 125 ml + 100
ml + 25 ml = 250 ml/ KgBB/24 jam
¨
4 jam I : 25 ml/KgBB/Jam : 6
tts/KgBb/mnt.
¨
20 jam ~ : 150 ml/KgBB/jam : 2
tts/KgBB/mnt.
b.
Pengobatan Dietetik (Makanan)
1)
Anak < dari 1 tahun :
·
Susu (ASI) / Susu Formula
·
Makanan setengah padat
·
Susu khusus
2)
Anak > dari 1 tahun : Makanan padat / cair / susu.
3)
Obat-obatan :
·
Obat anti sekresi : asetosal,
klorpromazine,
·
Anti biotika.
9.
Pencegahan
a.
Mencegah berkembang baiknya
lalat dengan menghilangkan sarang-sarang, dengan cara :
·
Membuang sampah pada tempat
tertutup
·
Membakar sampah
·
Mencegah lalat
hinggap/mengotori makanan/minuman.
b.
BAB pada tempat tertentu (WC).
c.
Memelihara kebersihan rumah dan
pekarangan
d.
Mencuci tangan dengan sabun
sebelum dan sesudah makan.
e.
Menjaga kebersihan alat-alat
makan/minum.
f.
Menghindari makanan yang
menyebabkan diare.
g.
Pengolahan dan penyajian
makanan harus sesuai dengan syarat kesehatan.
h.
Memberi pendidikan kesehatan
pada keluarga/masyarakat.
B. KONSEP KEPERAWATAN
I. Pengkajian
1.
Riwayat Penyakit
·
Kemungkinan memakan
makanan/minuman yang berkontaminasi
·
Kemungkinan infeksi ditempat
lain, mis.: pernafasan, infeksi saluran kemih.
·
Kaji status dehidrasi
·
catat keluaran fekal (jumlah,
volume, karakteristik).
·
Observasi dan catat tanda
tenesmus, kram, muntah.
2.
Pemberian Sistem :
a.
Gastro Intestinal :
·
Tinja cair/encer
·
Tinja campur darah/lendir
·
Keram abdomen.
b.
Respirasi
·
Hyperventilasi
·
Pernapasan kusmaul
·
Nafas cepat dan dangkal
c.
Cardiovascular : nadi cepat dan
tidak teratur
d.
Neurologik
·
Pusing, sakit kepala
·
Fatique dan lethargy.
·
Koma
e.
Hematology :
·
pH lebih dari 7,35
·
HCO3- kurang
dari 22 mEq/l
·
Hypokalemia
f.
Integumen :
·
Turgor kulit kurang
·
Ubun-ubun besar cekung.
3.
Pemeriksaan Diagnostik
·
Pemeriksaan feces lengkap
·
Pemeriksaan darah, elektrolit,
kreatimin, BUB
·
Pemeriksaan urine (pH, berat
jenis).
II. Diagnosa Keperawatan
- Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan BI berlebihan melalui feces/emisis.
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI.
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
- Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, prosedur yang menyebabkan stress.
- Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan, krisis situasi.
III. Rencana Intervensi
- Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan melalui feces/emeis. Sasaran : pasien menunjukkan tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi adekuat.
a.
Berikan larutan rehdirasi
oral sedikit tapi sering
|
Untuk rehirasi dan penggantian
kehilangan cairan
|
b.
Beri dan pantau cairan IV
sesuai ketentuan
|
Untuk terapi dehidrasi hebat dan
muntah.
|
c.
Pertahankan pencatatan
masukan dan keluaran setiap saat
|
Untuk mengevaluasi keefektifan
intervensi
|
d.
Pantau tanda-tanda vital,
turgor kulit, membran mukosa, dan status mental tiap 4 jam
|
Untuk mengkaji hidrasi
|
e.
Beri agent anti mikroba
sesuai ketentuan.
|
Mengobati
patogen yang dapat menyebabkan dehidrasi
|
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat. Sasaran : pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan BB yang sesuai dengan usia.
a.
Instruksikan ibu untuk
menyusui untuk melanjutkan pemberian ASI
|
Cenderung untuk mengurangi kehebatan
dan durasi penyakit
|
b.
Observasi dan catat respon
terhadap pemberian makan
|
Untuk mengkaji toleransi pemberian
makanan
|
c.
Anjurkan orang tua untuk
memberikan diet yang tepat
|
Meningkatkan kepatuhan terhadap
program terapeutik
|
d.
Gali masalah dan prioritas
anggota keluarga
|
Memperbaiki kepatuhan terhadap
program terapeutik
|
- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI. Sasaran : pasien dan orang lain tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi gastro-intestinal.
a.
Pertahankan pencucian tangan
yang benar
|
Mengurangi resiko penyebaran infeksi
|
b.
Pakaikan popok dengan tepat
|
Mengurangi kemungkinan penyebaran
feses
|
c.
Gunakn popok sekali pakai
bersifat superabsorbent
|
Untuk menampung feses dan menurunkan
kemungkinan terjadinya dermatitis.
|
d.
Upayakan untuk mempertahankan
bayi dan anak tidak menempatkan tangan dan objek dalam area terkontaminasi.
|
Mencegah penyebaran infeksi
|
e.
Instruksikan anggota keluarga
dan pengunjung dalam praktek isolasi
|
Mengurangi resiko penyebaran infeksi
|
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
Sasaran :
kulit pasien tetap utuh.
a.
Ganti popok sesering mungkin
|
Untuk menjaga agar kulit tetap bersih
dan kering
|
b.
Bersihkan bokong
perlahan-lahan dengan sabun lunak, non alkalin dan air
|
Feses iritasi akan mengiritasi kulit
|
c.
Hindari menggunakan tisu
basah yang menggunakan alkohol
|
Akan menyebabkan rasa menyengat
|
d.
Observasi bokong dan perineum
terhadap adanya infeksi
|
Mempercepat pengobatan yang tepat
|
e.
Berikan obat anti jamur yang
tepat
|
Untuk mengobati infeksi jamur kulit.
|
- Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, dan prosedur yang menimbulkan stress. Sasaran : Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.
a.
Beri perawatan mulut dan
empeng untuk bayi
|
Untuk memberikan rasa nyaman
|
b.
Dorong untuk kunjungan dan
partisipasi keluarga dalam perawatan semampunya
|
Untuk mencegah stress yang berhubugan
dengan perpisahan
|
c.
Sentuh, gendong dan bicara
pada anak sesering mungkin
|
Untuk memberikan rasa nyaman dan
menghilangkan stress
|
d.
Beri stimulasi sensori dan pengalihan
yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisinya.
|
Meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal.
|
- Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan. Sasaran : keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya serta mampu memberikan perawatan.
a.
Beri informasi pada keluarga
tentang penyakit anak dan tindakan terapeutik
|
Mendorong kepatuhan terhadap program
terapeutik, khususnya jika sudah di rumah
|
b.
Ijinkan anggota keluarga
untuk berpartisipasi dalam perawatan anak sesuai keinginan.
|
Memenuhi kebutuhan anak dan keluarga
|
c.
Instruksikan keluarga
mengenai pencegahan
|
Untuk mencegah penyebaran dan infeksi
|
d.
Atur perawatan kesehatan
pasca hospitalisasi.
|
Untuk menjamin pengkajian dan
pengobatan yang kontinyu.
|
DAFTAR PUSTAKA
·
Wong, Donna. L., 2003,
Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4 EGC,
Jakarta.
·
Staf Pengajar, IKA, 1985,
Buku Kuliah I, Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.
·
Suriadi, S.Kp dan Rita Yuliani, S.Kp, 2001.
Asuhan keperawatan pada Anak, Jakarta.
·
Spear, Kathleen Morgan,
Pediantric care planning, 3rd – Ed.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar