Kamis, 19 Desember 2013

LAPORAN PENDAHULUAN DIARE

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

A.    KONSEP MEDIS

1.      Pengertian
Diare adalah buang air yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
2.      Etiologi
a.       Faktor Infeksi :
·         Infeksi Internal       yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare akut anak
·         Infeksi Bakteri        yaitu vibrio coma, E.coli, saimonella, campylobacter, yersenia, aeromonas, dan sebagainya.
·         Infeksi virus            yaitu Enterovirus (virus echo, coxsackie, Poliomyelitis) Adenovines, Rotavirus, Astrovirus.
·         Infeksi Parasit         yaitu Cacing, Protozoa, Jamur, serta kebiasaan mengelola makanan.
·         Infeksi Parenteral   yaitu infeksi bagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti : OMA, Tonsilofaringitis, Paroncopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya sering terjadi pada bayi/anak kurang dari 2 tahun.
b.      Faktor Malabsorbsi :
·         Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa) pada bayi dan anak, yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
·         Malabsorbsi lemak
·         Malabsorbsi protein
c.       Faktor makanan            :    Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan dan pola makanan yang salah
d.      Faktor Psikologis          :    Rasa takut dan cemas.
3.      Patogenesis :
a.       Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
·         Gangguan Osmotik, adanya makanan dan zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
·         Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya toxin) pada dinding usus, akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, yang selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
·         Gangguan Motilitas usus, Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun, akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan diare.
b.      Patogenesis diare akut
·         Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
·         Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) dalam usus halus.
·         Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik).
·         Akibat toksin tersebut terjadi hypersekresi yang selanjutnya menimbulkan diare.
c.       Patogenesis diare kronik
Lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah : infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, dan malnutrisi.

4.      Patofisiologi :
Sebagai akibat dari diare akut maupun kronis, akan terjadi :
a.       Kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolic, hipoklamia.
b.      Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah).
c.       Hypoglikemia
d.      Gangguan sirkulasi darah
5.      Manifestasi Klinik
a.       Pasien cengeng, gelisah, SE meningkat, nafsu makan tidak ada
b.      Timbul diare, tinja cair, kadang-kadang disertai lendir dan darah.
c.       Anus dan sekitarnya lecet karena sering defekasi
d.      Timbul muntah
e.       Bila pasien kehilangan cairan dan elektrolit yang banyak, akan nampak :
·         BB menurun
·         Turgor berkurang
·         Pada bayi ubun-ubun besar dan mata cekung
·         Selaput lendir bibir dan mulut kering
·         Kulit tampak kering.
6.      Komplikasi
a.       Dehidrasi, Renjatan hypovolemik, hypokalemia.
b.      Hypoglikemia, Entolerence Laktosa Sekunder, Kejang.
7.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Pemeriksaan tinja (makroskopik & mikroskopik).
b.      Pemeriksaan kadar ureum & kreatinin
c.       Pemeriksaan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor dalam Serum)
d.      Pemeriksaan inkubasi deodenum, untuk mengetahui jenis jasad renik/parasit secara kuantitatif dan kualitatif.
8.      Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah :
a.       Pemberian cairan : jenis cara pemberian, dan jumlah pemberian dengan memperhatikan derajat dehidrasi dan keadaan umum
1)      Cairan Peroral :
·         Dehidrasi ringan dan sedang : Naol, NaHCO3, Kcl, Glukosa, biasa berupa Oralit.
·         Untuk pengobatan sementara sebelum ke rumah sakit dan mencegah dehidrasi lebih jauh.
2)      Cairan Parenteral :
·         Bila belum ada dehidrasi
ü  Peroral sebanyak mungkin sesuai kemauan anak
·         Dehidrasi ringan :
ü  1 jam I 25 – 50 ml/kgBB peroral
ü  Selanjutnya 125 ml/kgBB/hr
·         Dehidrasi sedang :
ü  1 jam I 50 – 100 ml/kgBB/oral – sonde.
ü  Selanjutnya 125 ml/kgBB/hr
·         Dehidrasi berat
Ø  Umur 1 bulan – 2 tahun, BB : 3-10 Kg :
¨      1 jam I   : 40 ml/kgBB/mnt    : 10 tts/kgBB/mnt
¨      7 jam      : 12 ml/kgBB/mnt    : 3 tts/kgBB/mnt
¨      16 jam   : 125 ml/kgBB/mnt : 2 tts/kgBB/mnt
Ø  Umur 2 – 5 tahun, BB : 10 – 15 Kg :
¨      1 jam I   : 30 ml/kgBB/mnt    : 8 tts/kgBB/mnt
¨      7 jam      : 10 ml/kgBB/mnt    : 3 tts/kgBB/mnt
¨      16 jam   : 125 ml/kgBB/mnt : 2 tts/kgBB/mnt

Ø  Umur 5 – 10 tahun, BB : 15-25 Kg :
¨      1 jam I   : 20 ml/kgBB/mnt    : 5 tts/kgBB/mnt
¨      7 jam      : 10 ml/kgBB/mnt    : 2,5 tts/kgBB/mnt
¨      16 jam   : 105 ml/kgBB/mnt : 1 tts/kgBB/mnt
Ø  Untuk bayi baru lahir / Neonatus : BB 2 – 3 Kg :
¨      Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/ KgBB/24 jam
¨      4 jam I : 25 ml/KgBB/Jam : 6 tts/KgBb/mnt.
¨      20 jam ~ : 150 ml/KgBB/jam : 2 tts/KgBB/mnt.
b.      Pengobatan Dietetik (Makanan)
1)      Anak < dari 1 tahun :
·         Susu (ASI) / Susu Formula
·         Makanan setengah padat
·         Susu khusus
2)      Anak > dari 1 tahun :  Makanan padat / cair / susu.
3)      Obat-obatan :
·         Obat anti sekresi : asetosal, klorpromazine,
·         Anti biotika.
9.      Pencegahan
a.       Mencegah berkembang baiknya lalat dengan menghilangkan sarang-sarang, dengan cara  :
·         Membuang sampah pada tempat tertutup
·         Membakar sampah
·         Mencegah lalat hinggap/mengotori makanan/minuman.
b.      BAB pada tempat tertentu (WC).
c.       Memelihara kebersihan rumah dan pekarangan
d.      Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
e.       Menjaga kebersihan alat-alat makan/minum.
f.       Menghindari makanan yang menyebabkan diare.
g.      Pengolahan dan penyajian makanan harus sesuai dengan syarat kesehatan.
h.      Memberi pendidikan kesehatan pada keluarga/masyarakat.

B.     KONSEP KEPERAWATAN

I.       Pengkajian

1.      Riwayat Penyakit
·         Kemungkinan memakan makanan/minuman yang berkontaminasi
·         Kemungkinan infeksi ditempat lain, mis.: pernafasan, infeksi saluran kemih.
·          Kaji status dehidrasi
·         catat keluaran fekal (jumlah, volume, karakteristik).
·         Observasi dan catat tanda tenesmus, kram, muntah.
2.      Pemberian Sistem :
a.       Gastro Intestinal :
·         Tinja cair/encer
·         Tinja campur darah/lendir
·         Keram abdomen.
b.      Respirasi
·         Hyperventilasi
·         Pernapasan kusmaul
·         Nafas cepat dan dangkal
c.       Cardiovascular : nadi cepat dan tidak teratur
d.      Neurologik
·         Pusing, sakit kepala
·         Fatique dan lethargy.
·         Koma

e.       Hematology :
·         pH lebih dari 7,35
·         HCO3- kurang dari 22 mEq/l
·         Hypokalemia
f.       Integumen :
·         Turgor kulit kurang
·         Ubun-ubun besar cekung.
3.      Pemeriksaan Diagnostik
·         Pemeriksaan feces lengkap
·         Pemeriksaan darah, elektrolit, kreatimin, BUB
·         Pemeriksaan urine (pH, berat jenis).
II.    Diagnosa Keperawatan
  1. Kurang volume  cairan berhubungan dengan kehilangan BI berlebihan melalui feces/emisis.
  2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.
  3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI.
  4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
  5. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, prosedur yang menyebabkan stress.
  6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan, krisis situasi.
III. Rencana Intervensi
  1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan melalui feces/emeis. Sasaran : pasien menunjukkan tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi adekuat.
a.       Berikan larutan rehdirasi oral sedikit tapi sering
Untuk rehirasi dan penggantian kehilangan cairan
b.      Beri dan pantau cairan IV sesuai ketentuan
Untuk terapi dehidrasi hebat dan muntah.
c.       Pertahankan pencatatan masukan dan keluaran setiap saat
Untuk mengevaluasi keefektifan intervensi
d.      Pantau tanda-tanda vital, turgor kulit, membran mukosa, dan status mental tiap 4 jam
Untuk mengkaji hidrasi
e.       Beri agent anti mikroba sesuai ketentuan.
Mengobati patogen yang dapat menyebabkan dehidrasi

  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat. Sasaran : pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan BB yang sesuai dengan usia.
a.       Instruksikan ibu untuk menyusui untuk melanjutkan pemberian ASI
Cenderung untuk mengurangi kehebatan dan durasi penyakit
b.      Observasi dan catat respon terhadap pemberian makan
Untuk mengkaji toleransi pemberian makanan
c.       Anjurkan orang tua untuk memberikan diet yang tepat
Meningkatkan kepatuhan terhadap program terapeutik
d.      Gali masalah dan prioritas anggota keluarga
Memperbaiki kepatuhan terhadap program terapeutik


  1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI. Sasaran : pasien dan orang lain tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi gastro-intestinal.
a.       Pertahankan pencucian tangan yang benar
Mengurangi resiko penyebaran infeksi
b.      Pakaikan popok dengan tepat
Mengurangi kemungkinan penyebaran feses
c.       Gunakn popok sekali pakai bersifat superabsorbent
Untuk menampung feses dan menurunkan kemungkinan terjadinya dermatitis.
d.      Upayakan untuk mempertahankan bayi dan anak tidak menempatkan tangan dan objek dalam area terkontaminasi.
Mencegah penyebaran infeksi
e.       Instruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktek isolasi
Mengurangi resiko penyebaran infeksi

  1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
Sasaran : kulit pasien tetap utuh.
a.       Ganti popok sesering mungkin
Untuk menjaga agar kulit tetap bersih dan kering
b.      Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak, non alkalin dan air
Feses iritasi akan mengiritasi kulit
c.       Hindari menggunakan tisu basah yang menggunakan alkohol
Akan menyebabkan rasa menyengat
d.      Observasi bokong dan perineum terhadap adanya infeksi
Mempercepat pengobatan yang tepat
e.       Berikan obat anti jamur yang tepat
Untuk mengobati infeksi jamur kulit.

  1. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, dan prosedur yang menimbulkan stress. Sasaran : Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.
a.       Beri perawatan mulut dan empeng untuk bayi
Untuk memberikan rasa nyaman
b.      Dorong untuk kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan semampunya
Untuk mencegah stress yang berhubugan dengan perpisahan
c.       Sentuh, gendong dan bicara pada anak sesering mungkin
Untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan stress
d.      Beri stimulasi sensori dan pengalihan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisinya.
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

  1. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan. Sasaran : keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya serta mampu memberikan perawatan.
a.       Beri informasi pada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan terapeutik
Mendorong kepatuhan terhadap program terapeutik, khususnya jika sudah di rumah
b.      Ijinkan anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak sesuai keinginan.
Memenuhi kebutuhan anak dan keluarga
c.       Instruksikan keluarga mengenai pencegahan
Untuk mencegah penyebaran dan infeksi
d.      Atur perawatan kesehatan pasca hospitalisasi.
Untuk menjamin pengkajian dan pengobatan yang kontinyu.



DAFTAR PUSTAKA


·         Wong, Donna. L., 2003,
Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4 EGC, Jakarta.
·         Staf Pengajar, IKA, 1985,
Buku Kuliah I, Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.
·         Suriadi, S.Kp  dan Rita Yuliani, S.Kp, 2001.
Asuhan keperawatan pada Anak, Jakarta.
·         Spear, Kathleen Morgan,
Pediantric care planning, 3rd – Ed.


PATOFISILOGI KDM GEA


LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

A.    KONSEP MEDIS

1.      Pengertian
Diare adalah buang air yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya.
2.      Etiologi
a.       Faktor Infeksi :
·         Infeksi Internal       yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare akut anak
·         Infeksi Bakteri        yaitu vibrio coma, E.coli, saimonella, campylobacter, yersenia, aeromonas, dan sebagainya.
·         Infeksi virus            yaitu Enterovirus (virus echo, coxsackie, Poliomyelitis) Adenovines, Rotavirus, Astrovirus.
·         Infeksi Parasit         yaitu Cacing, Protozoa, Jamur, serta kebiasaan mengelola makanan.
·         Infeksi Parenteral   yaitu infeksi bagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti : OMA, Tonsilofaringitis, Paroncopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya sering terjadi pada bayi/anak kurang dari 2 tahun.
b.      Faktor Malabsorbsi :
·         Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa) pada bayi dan anak, yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
·         Malabsorbsi lemak
·         Malabsorbsi protein
c.       Faktor makanan            :    Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan dan pola makanan yang salah
d.      Faktor Psikologis          :    Rasa takut dan cemas.
3.      Patogenesis :
a.       Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
·         Gangguan Osmotik, adanya makanan dan zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
·         Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya toxin) pada dinding usus, akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus, yang selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
·         Gangguan Motilitas usus, Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun, akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan diare.
b.      Patogenesis diare akut
·         Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung.
·         Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) dalam usus halus.
·         Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik).
·         Akibat toksin tersebut terjadi hypersekresi yang selanjutnya menimbulkan diare.
c.       Patogenesis diare kronik
Lebih kompleks dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah : infeksi bakteri, parasit, malabsorbsi, dan malnutrisi.

4.      Patofisiologi :
Sebagai akibat dari diare akut maupun kronis, akan terjadi :
a.       Kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolic, hipoklamia.
b.      Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran bertambah).
c.       Hypoglikemia
d.      Gangguan sirkulasi darah
5.      Manifestasi Klinik
a.       Pasien cengeng, gelisah, SE meningkat, nafsu makan tidak ada
b.      Timbul diare, tinja cair, kadang-kadang disertai lendir dan darah.
c.       Anus dan sekitarnya lecet karena sering defekasi
d.      Timbul muntah
e.       Bila pasien kehilangan cairan dan elektrolit yang banyak, akan nampak :
·         BB menurun
·         Turgor berkurang
·         Pada bayi ubun-ubun besar dan mata cekung
·         Selaput lendir bibir dan mulut kering
·         Kulit tampak kering.
6.      Komplikasi
a.       Dehidrasi, Renjatan hypovolemik, hypokalemia.
b.      Hypoglikemia, Entolerence Laktosa Sekunder, Kejang.
7.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Pemeriksaan tinja (makroskopik & mikroskopik).
b.      Pemeriksaan kadar ureum & kreatinin
c.       Pemeriksaan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium, dan Fosfor dalam Serum)
d.      Pemeriksaan inkubasi deodenum, untuk mengetahui jenis jasad renik/parasit secara kuantitatif dan kualitatif.
8.      Penatalaksanaan
Dasar pengobatan diare adalah :
a.       Pemberian cairan : jenis cara pemberian, dan jumlah pemberian dengan memperhatikan derajat dehidrasi dan keadaan umum
1)      Cairan Peroral :
·         Dehidrasi ringan dan sedang : Naol, NaHCO3, Kcl, Glukosa, biasa berupa Oralit.
·         Untuk pengobatan sementara sebelum ke rumah sakit dan mencegah dehidrasi lebih jauh.
2)      Cairan Parenteral :
·         Bila belum ada dehidrasi
ü  Peroral sebanyak mungkin sesuai kemauan anak
·         Dehidrasi ringan :
ü  1 jam I 25 – 50 ml/kgBB peroral
ü  Selanjutnya 125 ml/kgBB/hr
·         Dehidrasi sedang :
ü  1 jam I 50 – 100 ml/kgBB/oral – sonde.
ü  Selanjutnya 125 ml/kgBB/hr
·         Dehidrasi berat
Ø  Umur 1 bulan – 2 tahun, BB : 3-10 Kg :
¨      1 jam I   : 40 ml/kgBB/mnt    : 10 tts/kgBB/mnt
¨      7 jam      : 12 ml/kgBB/mnt    : 3 tts/kgBB/mnt
¨      16 jam   : 125 ml/kgBB/mnt : 2 tts/kgBB/mnt
Ø  Umur 2 – 5 tahun, BB : 10 – 15 Kg :
¨      1 jam I   : 30 ml/kgBB/mnt    : 8 tts/kgBB/mnt
¨      7 jam      : 10 ml/kgBB/mnt    : 3 tts/kgBB/mnt
¨      16 jam   : 125 ml/kgBB/mnt : 2 tts/kgBB/mnt

Ø  Umur 5 – 10 tahun, BB : 15-25 Kg :
¨      1 jam I   : 20 ml/kgBB/mnt    : 5 tts/kgBB/mnt
¨      7 jam      : 10 ml/kgBB/mnt    : 2,5 tts/kgBB/mnt
¨      16 jam   : 105 ml/kgBB/mnt : 1 tts/kgBB/mnt
Ø  Untuk bayi baru lahir / Neonatus : BB 2 – 3 Kg :
¨      Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/ KgBB/24 jam
¨      4 jam I : 25 ml/KgBB/Jam : 6 tts/KgBb/mnt.
¨      20 jam ~ : 150 ml/KgBB/jam : 2 tts/KgBB/mnt.
b.      Pengobatan Dietetik (Makanan)
1)      Anak < dari 1 tahun :
·         Susu (ASI) / Susu Formula
·         Makanan setengah padat
·         Susu khusus
2)      Anak > dari 1 tahun :  Makanan padat / cair / susu.
3)      Obat-obatan :
·         Obat anti sekresi : asetosal, klorpromazine,
·         Anti biotika.
9.      Pencegahan
a.       Mencegah berkembang baiknya lalat dengan menghilangkan sarang-sarang, dengan cara  :
·         Membuang sampah pada tempat tertutup
·         Membakar sampah
·         Mencegah lalat hinggap/mengotori makanan/minuman.
b.      BAB pada tempat tertentu (WC).
c.       Memelihara kebersihan rumah dan pekarangan
d.      Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
e.       Menjaga kebersihan alat-alat makan/minum.
f.       Menghindari makanan yang menyebabkan diare.
g.      Pengolahan dan penyajian makanan harus sesuai dengan syarat kesehatan.
h.      Memberi pendidikan kesehatan pada keluarga/masyarakat.

B.     KONSEP KEPERAWATAN

I.       Pengkajian

1.      Riwayat Penyakit
·         Kemungkinan memakan makanan/minuman yang berkontaminasi
·         Kemungkinan infeksi ditempat lain, mis.: pernafasan, infeksi saluran kemih.
·          Kaji status dehidrasi
·         catat keluaran fekal (jumlah, volume, karakteristik).
·         Observasi dan catat tanda tenesmus, kram, muntah.
2.      Pemberian Sistem :
a.       Gastro Intestinal :
·         Tinja cair/encer
·         Tinja campur darah/lendir
·         Keram abdomen.
b.      Respirasi
·         Hyperventilasi
·         Pernapasan kusmaul
·         Nafas cepat dan dangkal
c.       Cardiovascular : nadi cepat dan tidak teratur
d.      Neurologik
·         Pusing, sakit kepala
·         Fatique dan lethargy.
·         Koma

e.       Hematology :
·         pH lebih dari 7,35
·         HCO3- kurang dari 22 mEq/l
·         Hypokalemia
f.       Integumen :
·         Turgor kulit kurang
·         Ubun-ubun besar cekung.
3.      Pemeriksaan Diagnostik
·         Pemeriksaan feces lengkap
·         Pemeriksaan darah, elektrolit, kreatimin, BUB
·         Pemeriksaan urine (pH, berat jenis).
II.    Diagnosa Keperawatan
  1. Kurang volume  cairan berhubungan dengan kehilangan BI berlebihan melalui feces/emisis.
  2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat.
  3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI.
  4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
  5. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, prosedur yang menyebabkan stress.
  6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan, krisis situasi.
III. Rencana Intervensi
  1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan GI berlebihan melalui feces/emeis. Sasaran : pasien menunjukkan tanda rehidrasi dan mempertahankan hidrasi adekuat.
a.       Berikan larutan rehdirasi oral sedikit tapi sering
Untuk rehirasi dan penggantian kehilangan cairan
b.      Beri dan pantau cairan IV sesuai ketentuan
Untuk terapi dehidrasi hebat dan muntah.
c.       Pertahankan pencatatan masukan dan keluaran setiap saat
Untuk mengevaluasi keefektifan intervensi
d.      Pantau tanda-tanda vital, turgor kulit, membran mukosa, dan status mental tiap 4 jam
Untuk mengkaji hidrasi
e.       Beri agent anti mikroba sesuai ketentuan.
Mengobati patogen yang dapat menyebabkan dehidrasi

  1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan cairan melalui diare, masukan yang tidak adekuat. Sasaran : pasien mengkonsumsi nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan BB yang sesuai dengan usia.
a.       Instruksikan ibu untuk menyusui untuk melanjutkan pemberian ASI
Cenderung untuk mengurangi kehebatan dan durasi penyakit
b.      Observasi dan catat respon terhadap pemberian makan
Untuk mengkaji toleransi pemberian makanan
c.       Anjurkan orang tua untuk memberikan diet yang tepat
Meningkatkan kepatuhan terhadap program terapeutik
d.      Gali masalah dan prioritas anggota keluarga
Memperbaiki kepatuhan terhadap program terapeutik


  1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan mikroorganisme yang menembus saluran GI. Sasaran : pasien dan orang lain tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi gastro-intestinal.
a.       Pertahankan pencucian tangan yang benar
Mengurangi resiko penyebaran infeksi
b.      Pakaikan popok dengan tepat
Mengurangi kemungkinan penyebaran feses
c.       Gunakn popok sekali pakai bersifat superabsorbent
Untuk menampung feses dan menurunkan kemungkinan terjadinya dermatitis.
d.      Upayakan untuk mempertahankan bayi dan anak tidak menempatkan tangan dan objek dalam area terkontaminasi.
Mencegah penyebaran infeksi
e.       Instruksikan anggota keluarga dan pengunjung dalam praktek isolasi
Mengurangi resiko penyebaran infeksi

  1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi karena diare.
Sasaran : kulit pasien tetap utuh.
a.       Ganti popok sesering mungkin
Untuk menjaga agar kulit tetap bersih dan kering
b.      Bersihkan bokong perlahan-lahan dengan sabun lunak, non alkalin dan air
Feses iritasi akan mengiritasi kulit
c.       Hindari menggunakan tisu basah yang menggunakan alkohol
Akan menyebabkan rasa menyengat
d.      Observasi bokong dan perineum terhadap adanya infeksi
Mempercepat pengobatan yang tepat
e.       Berikan obat anti jamur yang tepat
Untuk mengobati infeksi jamur kulit.

  1. Cemas/takut berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, lingkungan asing, dan prosedur yang menimbulkan stress. Sasaran : Pasien menunjukkan tanda-tanda kenyamanan.
a.       Beri perawatan mulut dan empeng untuk bayi
Untuk memberikan rasa nyaman
b.      Dorong untuk kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan semampunya
Untuk mencegah stress yang berhubugan dengan perpisahan
c.       Sentuh, gendong dan bicara pada anak sesering mungkin
Untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan stress
d.      Beri stimulasi sensori dan pengalihan yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan kondisinya.
Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

  1. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi, kurang pengetahuan. Sasaran : keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya serta mampu memberikan perawatan.
a.       Beri informasi pada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan terapeutik
Mendorong kepatuhan terhadap program terapeutik, khususnya jika sudah di rumah
b.      Ijinkan anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan anak sesuai keinginan.
Memenuhi kebutuhan anak dan keluarga
c.       Instruksikan keluarga mengenai pencegahan
Untuk mencegah penyebaran dan infeksi
d.      Atur perawatan kesehatan pasca hospitalisasi.
Untuk menjamin pengkajian dan pengobatan yang kontinyu.



DAFTAR PUSTAKA


·         Wong, Donna. L., 2003,
Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4 EGC, Jakarta.
·         Staf Pengajar, IKA, 1985,
Buku Kuliah I, Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta.
·         Suriadi, S.Kp  dan Rita Yuliani, S.Kp, 2001.
Asuhan keperawatan pada Anak, Jakarta.
·         Spear, Kathleen Morgan,
Pediantric care planning, 3rd – Ed.


PATOFISILOGI KDM GEA

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar