BAB IV
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Desain penelitian yang digunakan
adalah metode survey analitik dengan
pendekatan cross sectional study.
Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor – faktor
resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi
atau pengumpulan data sekaligus
pada suatu saat (
point time approach
). Artinya, tiap subjek
penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter
atau variabel subjek pada
saat pemeriksaan. ( Notoatmojo , 2005 ). Adapun langkah
- langkah dalam penelitian
ini adalah :
1.
Mengidentifikasi variable-variabel penelitian dan
mengidentifikasi faktor resiko dan factor efek.
2.
Menetapkan subjek
penelitian.
3.
Melakukan observasi
atau pengukuran variable-variabel
yang merupakan faktor resiko dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan
variabel pada saat itu (pengumpulan data).
4.
Melakukan analisis
korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-kelompok hasil
observasi (pengukuran).
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku
keluarga sebagai variabel independen dengan kejadian TB Paru sebagai variabel dependent.
B.
Waktu dan Tempat Penelitian
1.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu dari
tanggal 14 Januari sampai
dengan 14 Februari 2010.
2.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di wilayah Puskesmas Amma Toa Kec. Kajang Kab. Bulukumba, yang membawahi lima
Desa, diantaranya Desa
Tanah Towa, Desa Sapanang, Desa Pattiroang, Desa Batunilamung dan Desa
Malleleng. Alasan
peneliti
memilih
wilayah
Puskesmas
Amma
Toa, karena kasus TB Paru dalam kurun waktu 2 tahun cenderung
meningkat,
dan
adanya kasus TB yang
tidak terdeteksi karena kurangnya pengetahuan masyarakat dan keluarga
dalam mengidentifikasi penyakit TB Paru.
Di
Kajang, khususnya wilayah Puskesmas Amma Toa adalah daerah kawasan adat, sehingga adanya perilaku dan budaya yang sangat
besar berpengaruh pada status
kesehatan dalam wilayah tersebut.
C.
Populasi,
Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
keluarga
penderita
TB
Paru
yang
ada
dalam
kurun
waktu
bulan
Januari
sampai
bulan
November
tahun
2009,
yaitu
terdapat
19
penderita
dengan
kasus
BTA
(+),
dengan
jumlah
anggota
keluarga
sekitar
38
orang dan keluarga
yang
tidak
mempunyai
anggota
keluarga
yang
menderita
TB
Paru
dengan
karakteristik
yang
sama
dengan
keadaan
keluarga
penderita
TB Paru BTA
(+), yang diperkirakan
secara keseluruhan populasi yang ada
yaitu 76 orang.
2. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 64 responden yang
didapat dengan rumus :
n = N
1+N(d)2
Dimana :
N = Jumlah
populasi, yaitu sebanyak
76 dengan derajat
kemaknaan α = 0,05, sehingga
jumlah sampel yang terpilih dengan penarikan
simple random sampling tersebut
sebanyak 63,86 responden,
dibulatkan menjadi
64.
Dimana
:
n = Jumlah
sampel
N = Jumlah
populasi
d = Derajat
kebebasan 1 standar deviasi 0,05
Berdasarkan
sampel, dapat diperoleh dengan rumus :
n =
N
1
+ N(d)2
n = 76
1
+ 76 (0,05)2
n = 76
1
+ 76(0,0025)
n =
76
1
+ 0,19
n = 76
= 63,86
1,19
n = dibulatkan
64 responden.
3. Sampling
Pada penelitian ini
teknik sampling yang digunakan adalah Simple
Random Sampling sesuai dengan
kriteria inklusi yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mencatat
semua pasien TB
Paru dalam kurun
waktu januari 2008 sampai
November 2009 dari petugas penangung jawab TB Paru
Puskesmas Amma Toa Kec. Kajang Kab. Bulukumba.
b. Memberikan
nomor urut populasi.
c. Menarik
sampel dari populasi dengan jalan diundi.
d. Mengelompokkan
sampel sesuai dengan lingkungan tenpat tinggal sampel.
e. Mengunjungi
rumah sampel untuk diwawancarai dengan menggunakan kuisioner.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut :
a. Kriteria
Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subyek
penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai
sampel. Kriteria inklusi adalah :
1) Keluarga
penderita TB Paru BTA (+) yang sementara atau pernah menderita TB Paru dalam
kurun waktu tahun 2008 sampai pada tahun 2009.
2) Anggota
keluarga yang mau diteliti.
3) Anggota
keluarga yang kooperatif.
4) Anggota
keluarga yang berumur 15 - 50 tahun.
5) Bisa
membaca dan menulis.
b. Kriteria
Ekslusi
Kriteria eksklusi
adalah
kriteria
yang
membuat
responden
dikeluarkan dari subyek penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini
adalah:
1) Keluarga
penderita TB Paru BTA (-).
2) Anggota
keluarga tidak mau diteliti.
3) Anggota
keluarga yang tidak kooperatif.
4) Anggota
keluarga yang berumur < 15 tahun dan > 50 tahun.
D.
Identifikasi
Variabel dan Defenisi Operasional
1. Identifikasi
Variabel
a. Variabel
Independen
Variabel Independen dari penelitian ini adalah
Pengetahuan dan Perilaku Keluarga.
b. Variabel
Dependen
Variabel Dependen dari penelitian ini adalah
Kejadian TB Paru.
2. Defenisis
Operasional
Defenisi operasional
adalah mendefenisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang
diamati, sehingga memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu
objek atau fenomena (Hidayat A, 2007).
Untuk mempermudah dalam menganalisa variabel
- variabel penelitian, maka perlu menentukan
defenisi
tiap
variabel
baik variabel
independen
maupun variabel dependen.
Defenisi
operasional
tersebut yaitu :
a.
Pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengetahuan responden tentang penyakit TB Paru,
gejala, penyebab, cara penularan,
pengobatan serta pemahaman tentang cara pencegahan
penyakit TB Paru
dirumah.
Kriteria Objektif:
Cukup = Apabila nilai jawaban
responden > 8 dari nilai median.
Kurang = Apabila nilai jawaban
responden < 8 dari nilai median.
b.
Perilaku keluarga
dalam penelitian ini adalah suatu usaha atau tindakan yang dilakukan
keluarga untuk menghindari terjadinya penyakit TB Paru
dilingkungan keluarganya.
Kriteria Objektif:
Positif = Apabila nilai
jawaban responden > 4,5 dari nilai median.
Negatif = Apabila nilai
jawaban responden < 4,5 dari nilai median.
c.
Penyakit TB
Paru dalam penelitian
ini adalah ditemukannya
tanda dan gejala
berupa batuk terus
menerus selama 4
minggu, batuk bercampur
darah, sesak nafas,
sering berkeringat diwaktu
malam, badan lemah, dan disertai nafsu makan yang kurang. Semua gejala
ini didasari oleh pemeriksaan dokter.
E.
Pengumpulan
Data
1.
Data primer
Data primer yang dikumpulkan melalui wawancara
dengan menggunakan instrument kuisioner yang tersusun secara terstruktur
menggunakan skala Gutman. Wawancara dilakukan dengan mengunjungi rumah
responden. Untuk menilai
pengetahuan responden tentang
penyakit TB Paru, dibuat
koesioner sebanyak 15
pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman, yang terdiri dari jawaban
1 =
Ya dan Tidak = 2 dan diberi skor
1 untuk jawaban yang mengarah pada pengetahuan yang baik dan 0 untuk jawaban
yang mengarah pada pengetahuan yang kurang baik, kemudian digunakan nilai
tertinggi ditambah 1 dan dibagi dua untuk mendapatkan nilai rata - rata dan
hasilnya menunjukan pengetahuan responden tentang penyakit TB Paru, Cukup jika
jawabannya lebih dari atau sama dengan nilai median, dan kurang bila skor jawabannya kurang dari nilai median. Penilaian perilaku
keluarga dengan kejadian TB Paru,
menggunakan 8 pertanyaan kuisioner dengan skala Gutman yang terdiri dari
jawaban 1 = Ya dan 2 = Tidak
dan diberi skor
1 untuk jawaban
yang mengarah ke perilaku yang positif
dan 0 untuk
jawaban yang mengarah keperilaku yang negtif. Untuk
menilai perilaku keluarga
dibagi menjadi dua
yaitu positif dan
negatif. Positif bila
nilai skor jawaban
adalah > 4,5
dan negatif adalah
< 4,5.
2.
Data sekunder
Data
sekunder diperoleh dari
Dinas Kesehatan Bulukumba,
dan Puskesmas Amma Toa Kec. Kajang Kab. Bulukumba.
F.
Pengolahan
dan Analisa Data
Pengolahan data dilakukan
secara manual ( dengan
mengisi koesioner yang disediakan
), selanjutnya
menggunakan bantuan program SPSS
for Windows dengan urutan sebagai berikut :
1.
Selecting.
Seleksi merupakan
pemilihan untuk mengklarifikasi data menurut kategori.
2.
Editing.
Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar
pertanyaan yang sudah diisi, editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan
pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban.
3.
Koding
Koding merupakan tahap selanjutnya dengan memberi
kode pada jawaban dari responden tersebut.
4.
Tabulasi
Data
Setelah dilakukan kegiatan editing dan koding dilanjutkan
dengan mengelompokan data ke dalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang
dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
5.
Analisa
Data
Setelah dilakukan
tabulasi data, kemudian
data diolah dengan
menggunakan metode uji
statistic yaitu analisis
univariat
dilakukan untuk variabel
tunggal yang dianggap
terkait dengan penelitian
dan analisis bivariat
untuk melihat distribusi beberapa variabel yang dianggap
terkait dengan menggunakan
uji Chi-square (x²) dengan
kemaknaan α = 0,05.
G.
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya rekomendasi dari pihak institusi dan pihak lainnya dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini
Kepala Puskesmas Amma Toa Kec. Kajang Kab. Bulukumba.
Setelah mendapatkan persetujuan, barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika
yang meliputi :
1.
Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lembar persetujuan
ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subyek menolak,
maka peneliti tidak memaksa,
tetap menghormati hak - hak subyek.
2.
Tanpa Nama (Anonymity)
Untuk menjaga
kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data
tetapi diberi kode tertentu.
3.
Kerahasiaan (Confidentiality)
Kerahasiaan informasi
responden dijamin peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang dilaporkan sebagai
hasil penelitian.
H.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, kelemahan dan
keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:
1.
Kemampuan peneliti
masih kurang, karena
peneliti masih termasuk
taraf pemula sehingga
hasil penelitian masih
banyak kekurangan.
2.
Keterbatasan biaya
menyebabkan penelitian ini hanya dilakukan pada satu tempat saja.
3.
Keterbatasan jumlah
sampel yang akan diteliti karena ruang lingkup wilayah yang sempit dan
keterbatasan waktu sehingga identifikasi dan pengumpulan sampel sangat terbatas
jumlahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar