I. Pubertas
Pubertas merupakan
proses dimana seorang individu yang belum dewasa akan mendapatkan cirri-ciri
fisik dan sifat yang memungkinkannya mampu bereproduksi atau masa ketika
seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual.
Masa pubertas dalam kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur delapan hingga
sepuluh tahun dan berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun. Pada masa
ini memang pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pada wanita
pubertas ditandai dengan menstruasi pertama (menarche), sedangkan pada
laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
Penyebab munculnya
pubertas ini adalah hormon yang dipengaruhi oleh hipofisis (pusat dari seluruh
sistem kelenjar penghasil hormon tubuh). Berkat kerja hormon ini, remaja memasuki
masa pubertas sehingga mulai muncul ciri-ciri kelamin sekunder yang dapat
membedakan antara perempuan dan laki-laki. Dengan kata lain, pubertas terjadi
karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seks sehingga alat reproduksi
telah berfungsi dan tubuh mengalami perubahan.
Hormon seks yang
mempengaruhi perempuan adalah estrogen dan progesteron yang diproduksi di
indung telur, sedangkan pada laki-laki diproduksi oleh testis dan dinamakan
testosteron. Hormon-hormon tersebut ada di dalam darah dan mempengaruhi
alat-alat dalam tubuh sehingga terjadilah beberapa pertumbuhan.
Ciri pubertas
A. Anak Laki – laki
1. Perubahan fisik
a. Meningkatnya kadar testosteron ditandai dengan
peningkatan ukuran penis, testis, prostat, dan vesikula seminalis; tumbuhnya
rambut pubis, wajah
b. Walaupun mengalami orgasme, tetapi mereka tidak akan
mengalami ejakulasi, sebelum organ seksnya matur yaitu sekitar usia 12 – 14
tahun.
c. Ejakulasi terjadi pertama kali mungkin saat tidur (emisi
nokturnal), dan sering diinterpretasikan sebagai mimpi basah dan bagi sebagian
anak hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat memalukan. Oleh karena itu anak
laki-laki harus mengetahui bahwa meski ejakulasi pertama tidak menghasilkan
sperma, akan tetapi mereka akan segera menjadi subur.
2. Perubahan Psikis
a. Periode ini ditandai oleh mulainya tanggungjawab dan
asimilasi pengharapan masyarakat
b. Remaja dihadapkan pada pengambilam sebuah keputusan
seksual, dengan demikian mereka membutuhkan informasi yang akurat tentang
perubahan tubuh, hubungan dan aktivitas seksual, dan penyakit yang ditularkan
melalui aktivitas seksual.
c. Yang perlu diperhatikan terkadang pengetahuan yang
diadapatkan tidak diintegrasikan dengan gaya hidupnya, hal ini menyebabkan
mereka percaya kalau penyakit kelamin maupun kehmilan tidak akan terjadi
padanya --> sehingga ia cenderung melakukan aktivitas seks tanpa
kehati-hatian.
d. Masa ini juga merupakan usia dalam mengidentifikasi
orientasi seksual, banyak dari mereka yang mengalami setidaknya satu pengalaman
homoseksual. Remaja mungkin takut jika pengalaman itu merupakan gambaran
seksualitas total mereka, walaupun sebenarnya anggapan ini tidak benar karena
banyak individu terus berorientasi heteroseksual secara ketat setelah
pengalaman demikian.
e. Remaja yang kemudian mengenali preferensi mereka sebagai
homoseksual yang jelas akan merasa dan
kebingungan sehingga membutuhkan banyak dukungan dari berbagai sumber
(Bimbingan Konselor, penasihet spiritual, keluarga, maupun profesional
kesehatan mental).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar