RESUME AKUT
BADAN PENGELOLA RS.....
Tanggal Masuk : 25 Maret
2003
Tgl. Pengkajian : 27 Maret
2003
No. Register : 19635
Dx. Medis :
Schizofrenia Paranoid
Terapi :
Linox tab. 20 mg 2 X 1/2
Nama
Tn. S, Alasan masuk RS. Klien gelisah dan mengamuk, , keadaan ini
dialami sejak 13 hari yang lalu, klien sering merusak barang di rumah, Klien
ingin membunuh bapaknya karena klien marasa uangnya selalu diambil bapaknya,
Klien dendam pada Bapaknya karena
bapaknya sudah menikah lagi dan mamanya selalu dipukuli, orang yang
dekat dengan klien adalah ibunya, Klien
susah tidur kalau malam dan berbicara
terus bahkan berteriak, Klien mengancam orang yang lewat didepan rumahnya
dengan pisau, Waktu SMP kelas 2, klien
pernah mengalami gejala yang sama dan
berobat ke dukun (sembuh), Klien anak ke
2 dari 5 bersaudara(L,L,L,L,P),klien belum menikah, klien tinggal berasama orang tuanya, Ibu klien ada riwayat gangguan
jiwa, orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya, klien beragama islam dan
mengatakan Bahwa Bapaknya adalah Allah,Klien selama di rumah sakit me\laksanakan
shalat tapi tidak sesuai waktunya , Klien mengatakan ia menyukai seluruh bagian tubuhnya, Klien
mengatakan, saya tidak bekerja,Klien beragama islam dan percaya bahwa Tuhan
ada, selama di RS. Klien sering melaksanakan shalat tapi tidak sesuai waktunya,
saat
masuk RS. Klien langsung di fiksasi karena mengamuk, Saat wawancara penampilan
klien tidak rapih dan kotor, Pembicaraan cepat dan keras, klien kelihatan tegang dan gelisah, klien kelihatan putus asa, emosi klien cepat
berubah-ubah( labil,), Pembicaraan meloncat dari satu topik ke topic yang lain
tidak sampai pada tujuan (Flight of
ideas), Isi fikir Obsesi, klien
mudah tersinggung, klien kelihatan bingung, , klien selalu menyalahkan orang lain, TD
120/80 mmHg, S 36,5 ºC, P 18 x/m, N 84
x/m,
Lembaran perbaikan
Pohon Masalah:
Masalah Keperawatan :
- Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
- Perilaku kekerasan
- Harga diri Rendah kronis
- Intoleransi Aktifitasa
- Sindrom deficit perawatan diri
- Koping keluarga tak efektif : ketidakmapuan keluarga merawat pasien di rumah
Diagnosa Keperawatan:
- Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
- Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
- Sindrom deficit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktifitas
- Ketegangan peran pemberi perawatan yang berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat klien di rumah.
Rencana Asuhan Keperawatan:
Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi melakukan kekerasan ; mencederai orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan koping individu inefektif.
Rencana Tindakan Keperawatan:
Tujuan umum: klien tidak melakukan
kekerasan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan
saling percaya dengan perawat.
Tindakan Keperawatan:
1.1. Bina hubungan saling percaya
-
Sapa
klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal: ucapkan salam, perkenalkan
diri, jelaskan tujuan pertemuan, terima klien apa adanya, ciptakan suasana
tenang dan santai, hargai privacy klien, pertahankan kontak mata .
-
Pertahankan
sikap perawat secara konsisten, menepati janji, hindari komonikasi yang bersifat rahasia di depan
klien.
Implementasi:
Tanggal: 27-03-2003
/jam 10.30-10.45.
1.1. Salam terapetik “Selamat siang Man.. (tersenyum
membungkuk)
-
memperkenalkan
diri
-
berjabat
tangan
-
duduk
berhadapan
-
mengingatkan
kontrak
-
menunjukan
sikap empati
“Nama saya Irham, saya
mahasiswa Keperawatan Unhas, praktek di sini selama 12 hari setiap ari Minggu sampai Sabtu , nama Bapak
siapa dan suka dipanggil apa ? bersama
perawat disini saya akan merawat pasien lain juga bapak. Apakah Babapk punya
masalah, ada yang difikirkan? Saya akan membantu Bapak.”
Evaluasi :
S : Nama saya SM, saya senang dipanggil M
O : Bicara spontan suara agak keras
Ekspresi
wajah agak tegang memandang perawat.
A : Hubungan saling percaya perlu di tingkatkan
P : Pertemuan
berikutnya pukul 13.00 topik mengenal marah
2.
Klien
mampu mengenal perasaan marahnya
Tindakan Keperawatan:
2.1. Bantu klien untuk identifikasi
tanda-tanda marah:
-
Perubahan
emosi, jengkal dan dendam
-
Perubahan
intelektual: mendominasi saat bicara
-
Perubahan
spiritual: lupa dengan Tuhan
-
Perubahan
fisik yang terjadi bila perasaan marah
timbul(kulit muka memerah, mata melotot, pandangan mata tajam, rahang terkatup, tangan mengepal)
2.2. Gunakan pertanyaan terbuka, teknik
rileks, , teknik klarifikasi
2.3. Bantu klien untuk identifikasi perasaan saat marah (rasa tidak nyaman,
jengkel, sakit hati, ingin ngamuk)
2.4. Bantu klien untuk menghubungan
tanda-tanda fisik dengan perasaannya
sebagai satu ungkapan marah
2.5. Tanyakan pendapat klien tentang
perasaan marahnya
2.6. Katakan pada klien bahwa marah itu normal dirasakan oleh setiap
manusia
Implementasi: tanggal 27 Maret 2003/jam 13.00-13.15.
2.1. Salam
terapetik”Selamat siang Pak M”
-
Mengingatkan
kontrak, topic, waktu dan tempat
“Apakah bapak masih ingat pertemuan kita tadi pagi , pertemuan sekarng
akan membicarakan tentang apa ?”
-
Mengevaluasi
kemampuan klien TUK 1 ,”Apakah Bapak masih ingat nama saya?”
2.2.Membantu klien untuk menidentifikasi tanda-tanda marah;
Apakah Bapak masih rasa
dendam dan jengkel?
2.3.Membantu klien mengidentifikasi perasaannya saat marah
Apakah pada saat
marah bapak merasa tidak nyaman, sakit
hati atau ingin mengamuk?”
2.4.Menanyakan kepada klien tentang
perasaan marahnya
“ Bagaimana perasaan
Bapak saat bapak sedang marah?”
2.5.Mengatakan kepada klien bahwa marah
itu normal
“ Pak M, marah itu
normal dan dialami oleh semua orang .”
Evaluasi:
- S : Saat marah saya merasa sangat jengkel dan dendam
Saat marah saya sakit hati dan ingin mengamuk
- O : kontak mata lama
Mata agak melotot,
bicara agak keras dan menggenggam tangan
- A : Klien mengenal rasa marah perlu di tingkatkan
·
P
: Pertemuan berikutnya tentang kemampuan
klien menilai efek prilaku agresif
tergahap diri sendiri dan orang lain.
3. Klien mampu menilai efek
prilaku agresif terhadap diri sendiri
dan orang lain .
Tindakan keperawatan:
3.2.Bantu klien untuk identifikasi
situasi atau hal yang dapat menyebabkan rasa marahnya timbul
3.3.Bantu klien untuk mengungkapkan
respon prilaku pada situasi yang
menybabkan marah
3.4.Tanyakan pendapat klien tentang efek
prilaku agresif terhadap diri sendiri
dan orang lain
3.5.Berikan reinforcement positif terhadap pendapat klien yang benar
3.6.Beri penjelasan lebih lanjut pada klien tentang efek prilaku terhadap diri sendiri dan orang lain
3.7.Lakukan evaluasi dengan cara
menanyakan kembali pada klien tentang
efek prilaku agresif terhadap dirisendiri dan orang lain
4. Klien dapat menyebutkan cara menyalurkan rasa marah yang sehat
Tindakan keperawatan:
4.2.Gali pendapat klien tentang cara
untuk menyalurkan energi marah dengan
cara yang sehat (tidak merusak dan
mengganggu lingkungan, tidak menyebabkan cedera pada diri sendiri ataupun orang
lain
4.3.Beri reinforcemen positif
terhadap pendapat klien yang benar
4.4.Sampaikan pada klien akan sehat
lainnya untuk salurkan energi marah
yaitu cara :
-
Intelektual
: menyatakan dengan kalimat yang baik
sehingga lawan bicara dapat menerima
-
Emosional
: menyatakan kemarahan dengan tidak menyakiti orang lain
-
Fisik
:lari pagi, angkat berat, membersihkan rumah,
jalan-jalan dll)
-
Spiritual
: berdoa mengikuti kegiatan keagamaan.
5. Klien dapat memilih /menentukan cara
yang sehat untuk menyalurkan energi marah
yang akan digunakan bila rasa marahnya timbul .
Tindakan Keperawatan:
5.2.Dorong klien untuk menentukan
sendiri cara yang sehat untuk menyalurkan energi marah yang akan klien gunakan bila rasa marahn ya timbul
5.3.Jelaskan pada klien tentang manfaat
dari menggunkan cara yang sehat untuk menyalurkan rasa marah yaitu : tidak menimbulkan cedera pada diri
sendiri maupun orang lain, tubuh menjadi sehat.
5.4.Motivasi klien untuk melakukan
cara yang sehat untuk menyalurkan rasa marah yang telah dipilih oleh klien sendiri
5.5.Libatkan klien dalam terapi aktifitas yang dapat digunakan untuk penerapan
cara menyalurkan energi marah yang sehat
(terapi olahraga, senam pagi,
terapi musik, mendengarkan musik yang lembut)
5.6.Lakukan evaluasi dengan cara tanyakan perasaan klien setelah melakukan
cara menyalurkan energi marah yang sehat dan beri umpan balik positif setiap kali
mencoba lakukan penyaluran energi marah dengan cara yang sehat
6. Klien mampu mengungkapkan marah secara asertif
Tindakan keperawatan:
6.2.Gali pencapaian klien tentang
pengungkapan marah secara asertif/sehat
6.3.Beri reinforcement positif terhadap pendapat klien yang benar
6.4.Evaluasi/tanyakan kembali pada klien tentang penjelasan yang diberkan perawat.
7. Keluarga mampu membantu klien untuk
berprilaku adaptif
Tindakankeperawatan:
7.2.Diskusikan bersama keluarga
tentang tanda-tanda marah, penyebab
klien marah, cara menghadapi klien yang
sedang marah
7.3.Libatkan keluarga dalam terapi
aktifitas kelompok
7.4.Beri reinforcement positif terhadap hal-hal yang telah dicapai
keluarga
8. Klien dapat memakan obat sesuai
dengan program terapi dokter.
Tindakan keperawatan:
8.2.Menjelaskan macam dosis dan
frekwensi /jam makan obat
8.3.Dorong klien mengidentifikasi
manfaat makan obat
8.4.Observasi efek dan efek samping obat
8.5.Diskusikan dengan dokter efek dan efek samping yang ada
RESUME MINGGU II DI RUANG AKUT MAHONI
BADAN PENGELOLA RS. DADI MAKASSAR
Tanggal Masuk : 31 Maret
2003
Tgl. Pengkajian : 03 April 2003
No. Register : 019699
Dx. Medis :
Schizofrenia Paranoid
Terapi :-
Haloperidol 1,5 3 X1
- CPZ 100 mg 3x 1
Inisial SK, umur 31 tahun, suku Bugis, Status duda,
alamat Kecamatan Bajo Kabupaten Bone, alasan masuk RS. Sering mengamuk, dialami
dua hari yang lalu, selalu mengancam dirinya
dengan parang di dada, ia menyiram kepala dan badan dengan minyak tanah lalu menangis, klien kalau sudah ngamuk
diam,klien menikah 6 tahun yang lalu dan
sudah cerai dengan istrinya dua tahun lalu, dan belum punya anak klien anak
bungsu dari 4 bersaudara, klien tinggal bersama saudara dan orang tua, hubungan
dengan saudara baik, klien pernah dipukul dengan bambu dari belakang kepala, ayah
klien sudah meninggal, orang yang paling
berarti bagi klien adalah keluarga, pembicaarn klien keras, klien
kelihatan tegang dan gelisah, klien
sering menyalahkan hal hal di luar dirinya saat diwawancara klien mengatakan ia
meminta uang kepada ibunya tidak dikasih
maka klien mengamuk.
Pohon Masalah
Masalah Keperawatan:
- Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
- Perilaku kekerasan
- Harga diri rendah
- Koping keluarga inefektif
- Defisit perawatan diri.
Diagnosa Keperawatan:
- Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
- Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
- Harga diri rendah berhubungan dengan koping keluarga inefektif
- Defisit bperawat diri berhubungan dengan harga diri rendah.
Rencana tindakan keperawatan :
Diagnosa Keperawatan I:
Resiko mencederai diri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
Tujuan Umum
:
Klien tidak mencederai orang lain
Tujuan khusus:
I. Manajemen perilaku kekerasan:
- Klien dapat penyebab perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
- Klien dapat mengidentifikasi cara yang konstruktif dalam berrespon terhadap kemarahan
- Mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku
- Menggunakan obat dengan benar.
II. Pada saat terjadi perilaku kekerasan:
- Klien mendapat perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol perilaku kekersa.
Tindakan keperawatan :
1.1. Bina hubungan saling percaya
1.1.1.
Salam terapetik dan empati
1.1.2.
Perkenalan
1.1.3.
Jelaskan tujuan interaksi
1.1.4.
Ciptakan lingkungan yang tenang
1.1.5.
Buat kontrak yang jelas
1.2.Beri kesempatan kepada
klien untuk mengungkapkan perasaannya
1.3.Bantu
klien untuk mengungkapkan penyebab
(orang lain, situasi, diri sendiri)perasaan jengkal/kesal
2.1.
Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang
digunakan klien
2.2.
Bersama klien menyimpulkan akibat cara
yang digunakan klien
2.3.
tanyakan pada klien “Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat?”
3.1.Tanyakan
pada klien, “ Apakah ia mengetahui cara lain yang sehat ?”
3.2.
Berikan pujian jika klien mengetahui
cara lain yang sehat
3.2.1.
Secara fisik : tarik nafas dalam jika
sedang kesal, atau memukul
bantal/kasur, atau olahraga, atau
pekerjaan yang memerlukan tenaga.
3.2.2.
Secara verbal katakan bahwa anda sedang
kesal/ tersinggung/jengkel “Saya kesal, anda berkata seperti itu “ saya marah
karena mama tidak memenuhi keinginan saya “
3.2.3.
Secara sosial latihan dalam kelompok
cara-cara marah yang sehat, latihan asertif
3.2.4.
Secara spiritual sembahyang, berdoa,
atau ibadah lain, meminta pada Tuhan
untuk diberi kesabaran.
4.1.
Buat kontrak dengan keluarga saat saat membawa klian dirawat dirumah sakit
4.1.1.
Pertemuan rutin dengan perawat
4.1.2.
Pertemuan keluarga-keluarga
4.2.
Bantu keluarga mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
4.2.1.Siapa
yang dapat merawat klien
4.2.2.
Fasilitas yang dimiliki keluarga di rumah
4.3.
Jelaskan cara-cara merawat klien pada
keluarga
4.4.
Latih keluarga cara-cara merawat klien di rumah termasuk obat.
5.1.
Jelaskan dan tunjukan obat yang harus
diminum klien pada klien dan keluarga
5.2.
Diskusikan manfaat minum obat dan
kerugian berhenti obat tanpa izin dokter
5.3.
Jelaskan prinsip benar minum obat : baca nama yang tertera, baca disisnya, baca
waktu memakannya, baca caranya minum.
5.4.
Anjurkan klien minta obat dan minum obat tepat waktu
5.5.
Anjurkan klien melapor pada perawat/dokter
jika merasakan efek yang tidak menyenangkan
5.6.
Beri pujian jika klien minum obat dengan benar
II.
Pada saat terjadi perilaku kekerasan :
Bicara
tenang, gerakan tidak terburu-buru, nada suara rendah
Jika
harus dilakukan pembatasan gerak
Jangan
dilakukan sendiri, minimal ada 2 atau 3 orang
satu orang jadi leader
Bicara
pada klien sesuai protocol pengekangan/pembatasan gerak.
Hasil yang diharapkan:
Pada Klien :
- Klien mampu menggunakan cara yang sehat jika kesal/jengkel (fisik, verbal, sosial, spiritual )
- Klien tidak melakukan perilaku kekerasan
- klien menggunakan obat dengan benar
- Klien mampu melakukan kegiatan sehari-hari
Pada Keluarga :
- Keluarga mampu merawat klien
- Keluarga mengetahui kegiatan yang perlu klien lakukan di rumah
- Keluarga mengetahui cara pemberian obat dengan benar dan waktu follow up.
Implementasi: Kamis, 03 April 2003 /10.45-11.00
Diagnosa 1 TUK 1:
1.1. Bina hubungan saling percaya :
-
Salam
terapetik
-
Perkenalan
-
Jelaskan
tujuan interaksi
-
Ciptakan
lingkunagn yang tenang
-
Buat
kontrak yang jelas
““Nama saya Irham, saya
mahasiswa Keperawatan Unhas, praktek di sini selama 12 hari setiap ari Minggu sampai Sabtu , nama Bapak
siapa dan suka dipanggil apa ? bersama
perawat disini saya akan merawat pasien lain juga bapak. Apakah Babapk punya
masalah, ada yang difikirkan? Saya akan membantu Bapak.”
1.2. Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaanya, “ Bagaimana perasaan bapak setelah beberapa hari di
RS..”
1.3. Membantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel,” Apa yang membuat bapak
dibawah kesini?”
Evaluasi :
S: - Nama saya SK senang dipanggil K
-
saya
merasa menyesal dengan tindakan saya di rumah, sekarang saya sangat takut dengan kematian saya
-
“
Saya mengamuk di rumah karena saya minta uang pada mama saya untuk pergi ke Malesya tidak diberikan,lalu
saya menyirami kepala saya dengan minyak tanah.”
O: Ekspresi wajah sedih, sambil menundukan kepala
A: Klien menyadari dan mengingat perilakunya yang maladaptive
P: Lanjutkan pada TUK berikutnya.
Diagnosa I TUK II jam 13.30-13.50
Implementasi :
2.1.
Membicarakan akibat/kerugian dari cara
yang digunakan klien
“Cara yang Pak K lakukan dengan menyirami kepala dan badan dengan
menyak tanah kemudian meletakan parang
di dada itu dapat membahayakan diri bapak dan juga orang lain.”
2.2.
Bersama klien menyimpulkan akibat cara
yang digunakan klien
“Menurut
saya itu cara yang kurang tepat, Kalau menurut Pak K bagaimana ?”
2.3.
Tanyakan pada klien “Apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat?”
Evaluasi :
S: -
Saya menyesal dengan tindakan saya
-
Sekarang
setelah saya mengingat-ingat ternyata tindakan saya bisa berbahaya buat saya
dan orang lain
-
Ya,
saya ingin mempelajari cara yang baik
yang tidak berbahaya buat saya jika saya jengkel atau marah
O: Ekspresi sedih , sambil
menundukan kepala dan memainkan jari-jarinya.
A:Klian dapat mengungkapkan
perasaannya
P: Lanjut ke TUK berikutnya.
Implementasi
Diagnosa 1 TUK 3. Jumat, 04-04-2003/ jam 13.05-13.20
3.1.Menanyakan
pada klien, “ Apakah ia mengetahui cara lain yang sehat ?”
3.2.
Memberikan pujian jika klien mengetahui
cara lain yang sehat
“Saya senang kalau memang ada cara yang
menurut Bapak baik untuk menyalurkan rasa
jengkel atau marah “
3.2.1. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, atau memukul bantal/kasur, atau olahraga, atau pekerjaan yang memerlukan
tenaga.
3.2.2. Secara verbal katakan bahwa anda sedang kesal/ tersinggung/jengkel “Saya
kesal, anda berkata seperti itu “ saya marah karena mama tidak memenuhi
keinginan saya “
3.2.3. Secara sosial latihan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat, latihan asertif
3.2.4. Secara spiritual sembahyang,
berdoa, atau ibadah lain, meminta pada
Tuhan untuk diberi kesabaran.
Evaluasi :
S: - Saya tidak tahu cara lain pak.
O:- Menatap Perawat
A: Klien ingin mengetahui dan mau belajar
P: Anjurkan klien untuk mencoba
mempraktekan cara yang telah diajarkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar