Selasa, 17 Desember 2013

TINJAUAN PUSTAKA ENSEFALITIS



TINJAUAN PUSTAKA ENSEFALITIS
A.    PENGERTIAN
Ensefalitis adalah reaksi peradangan yang mengenai jaringan otak, dan berbagai macam mikrorganisme (Soegeng Soengjanto)
B.    ETIOLOGI
      Penyebab utama ensefalitis adalah virus, dibagi dalam dua golongan yaitu :
1.      Virus RNA (Ribonuclear Acid)
a.    Enterovirus (folio, coxsackie A dan B, echo & enterovirus 70 & 71)
b.   Toga virus / arbovirus (Rubella, St. Louis)
c.    Flavi virus (Japan B Yellow fever, dengue)
d.   Rhabdo virus (Rabies)
e.    Mixovirus (influenza, parotitis, morbili, campak)
f.    Arena virus (lossa fever, korio meningitis limfositik)
2.      Virus DNA, antara lain :
a.    Virus herpes/pox (variola, vaccinia)
b.   Retro virus (AIDS)
C.    PATOFISIOLOGI








 















 































D.    GAMBARAN KLINIK
Ada 4 jenis bentuk manifestasi klinik :
1.      Bentuk Asimptomatik
Umumnya gejala ringan, kadang-kadang ada nyeri kepala ringan / deman tanpa diketahui penyebabnya, diplopia, vertigo & parestesia
2.      Bentuk Abortif
Gejala berupa nyeri kepala, deman tidak tinggi dan kaku kuduk ringan umumnya, terapi gejala infeksi saluran pernafasan atas & gastrointestinal.
3.      Bentuk Fulminan
Bentuk ini berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari yang berakhir dengan kematian, stadium akut terdapat deman tinggi, nyeri kepala difus yang hebat, apatis, kaku kuduk, disorientasi, sangat gelisah dan dalam waktu singkat masuk ke dalam koma yang dalam. Kematian biasanya terjadi dalam 2 – 4 hari akibat kelainan jantung
4.      Bentuk khas ensefalitis
Gejala awal nyeri kepala ringan, demam, gejala infeksi saluran nafas atas (gastrointestinalis, kemudian muncul tanda-tanda radang SSP, seperti kaku kuduk, tanda kernig positif, gelisah, lemah & sukar tidur. Kesadaran menurun sampai koma, dapat terjadi kejang fokal/umum, hemiparese, gangguan koordinasi, kelainan kepribadian, disorientasi, gangguan bicara & gangguan mental
E.     DIAGNOSIS
1.      Anamnese
2.      Pemeriksaan fisik / neurologik sistemik
3.      Pemeriksaan tambahan meliputi pemeriksaan darah rutin, tes serologik, biakan darah, urine, foto dada dan bila perlu  CT scan
4.      Cairan cerebrospinal dalam batas normal, kadang-kadang ditemukan peninggian jumlah sel, kadar protein/ glukosa, jernih dengan jumlah sel 20 – 500 / ml. Kadang-kadang bisa mencapai 2000 / lebih kadar protein meningkat 80 – 100 mg %
5.      Biakan virus dapat dilakukan dan cairan CSF / jaringan otak (Post Mortem) & biakan feces.
6.      Pemeriksaan serologis dengan “Complement Fixation Test”, “ Hemiglutintion test & neutralization test”.
7.      Ensefalitis virus gambaran Histopatalogik yang dapat diketahui hanya encephalitis karena Rabies & golongan herpes zoster

F.     PENATALAKSANAAN
1.      Harus dirawat di RS à  istirahat mutlak
2.      Dirawat sampai gejala-gejala hilang
3.      Acycloufir diberikan dengan dosis 10 mg / kg BB / 8 jam selama 10 hari / per oral 200 mg / kg. 5 – 6 kali / hari.
4.      Kontrol kadar Hb (Hb í sampai 9 gr %). Pengobatan dihentikan sementara sampai kadar Hb normal, juga fungsi ginjal, hati perlu dikontrol.
5.      Penderita dalam koma à sebaiknya mendapat cairan parenteral untuk menjamin kebutuhan cairan dan elektrolit.
6.      Kebutuhan kalori protein, vitamin à dipenuhi dengan makanan cair melalui NGT. Perawatan sehari-hari perlu dirawat secara ketat

G.    PROGNOSIS
                  Prognosis bergantung kecepatan dan ketepatan pertolongan. Di samping itu perlu dipertimbangkan kemungkinan penyulit yang dapat muncul selama perawatan. Edema otak  dapat sangat mengancam kehidupan penderita.
                  Angka kematian untuk ensefalitis ini sangat tinggi  berkisar antara 35-50 % dari penderita yang hidup 20 – 40 % merupakan komplikasi atau gejala sisa berupa paresis/ paralysis, gangguan penglihatan atau gejala neurologis lainnya.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar