Kamis, 19 Desember 2013

TRAUMA KEPALA



TRAUMA  KEPALA


1.  Pengertian.
            Adalah gangguan  fungsi otak akibat benturan  pada daerah kepala.
2.  Tanda dan gejala.
     Tanda dan gejala yang timbul  tergantung pada besarnya dan distribusi cedera otak.
a.       Nyeri menetap atau setempat biasanya menunjukan  fraktur.
b.      Fraktur  pada kubah kranial  menyebabkan pembengkakan  pada area tersebut.
c.       Fraktur pada basal tulang tengkorak sering kali  menyebabkan hemoragik dari hidung, faring ataupun telinga.
d.      Ekomosis mungkin terlihat diatas mastoid.
e.       Drainase  cairan cerebrospinal dari telinga dan hidung menandakan  fraktur basal  tulang tengkorak.
3.   Type trauma  kepala.
a.       Trauma kepala terbuka.
Trauma ini dapat menyebabkan  fraktur tulang tengkorak dan lacerasi duramater  . kerusakan otak  dapat terjadi  bila tulang tengkorak menusuk otak.


b.      Trauma kepala tertutup, dapat dibagi menjadi :
1.      Komusio cerebri.
Yaitu kehilangan fungsi neurologis sementara tanpa penampilan  kerusakan struktur dimana terjadi pingsan kurang dari 10 menit dan gejala lain mungkin pusing.
2.      Kontusio cerebri.
Yaitu cedera otak yang lebih parah, otak mengalami memar, ditandai dengan  tidak sadar, mengalami fungsi motorik abnormal, gerakan  mata abnormal dan peningkatan TIK.
4.  Berdasarkan  terjadinya lokasi pendarahan pada trauma kepala dapat dibagi menjadi :
a.       Pendarahan epidural.
Yaitu pendarahan  yang terjadi  antara tabula interna dan duramater, lokasi tersering yaitu daerah temporal
Gejala – gejalanya yaitu kesadaran  menurun  disertai an-isokor dan mungkin terjadi  hemiparese kontrolateral.
b.      Pendarahan  Sub – Dural.
Yaitu pendarahan yang terjadi  antara duramater dan arachnoid, sering dihubungkan  dengan cedera otak besar dan cedera batang otak.
Gejala-gejalanya yaitu : sakit kepala, perasaan kantuk, kebingungan dan gelisah.

c.       Pendarahan intracerebral.
Yaitu penumpukan darah  yang terjadi pada  jaringan otak yang selalu dihubungkan  dengan kontusio dan terjadi  pada area frontal dan temporal.
Gejala neurologik  tergantung dari ukuran dan lokasi pendarahan.
5.  Pemeriksaan  diagnostik.
a.       CT- Scan.
Mengidentifikasi adanya hemoragik dan kelainan pada otak.
b.      Angiografi cerebral.
Menunjukan  adanya  kelainan sirkulasi cerebral.
c.       Radiologi ( sinar X ).
6.  Penatalaksanaan.
a.       Obat – obatan,
Dexametason sebagai obat anti edema cerebral, analgetik dan antibiotik yang mengandung barier darah otak. Pengobatan anti edema dengan larutan hypertonik yaitu manitol 20 %.
b.      Cairan.
Trauma ringan bila muntah  tidak diberikan apa-apa, 2-3 hari diberikan bubur, pada keadaan baik berikan TKTP 2500 – 3000 kalori.
c.       Pembedahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar