TRAUMA KEPALA
1. Pengertian.
Adalah
gangguan fungsi otak akibat
benturan pada daerah kepala.
2. Tanda dan gejala.
Tanda dan gejala yang timbul
tergantung pada besarnya dan distribusi cedera otak.
a.
Nyeri menetap atau setempat
biasanya menunjukan fraktur.
b.
Fraktur pada kubah kranial menyebabkan pembengkakan pada area tersebut.
c.
Fraktur pada basal tulang
tengkorak sering kali menyebabkan
hemoragik dari hidung, faring ataupun telinga.
d.
Ekomosis mungkin terlihat
diatas mastoid.
e.
Drainase cairan cerebrospinal dari telinga dan hidung
menandakan fraktur basal tulang tengkorak.
3.
Type trauma kepala.
a.
Trauma kepala terbuka.
Trauma ini dapat menyebabkan
fraktur tulang tengkorak dan lacerasi duramater . kerusakan otak dapat terjadi
bila tulang tengkorak menusuk otak.
b.
Trauma kepala tertutup, dapat
dibagi menjadi :
1.
Komusio cerebri.
Yaitu kehilangan fungsi neurologis sementara tanpa penampilan kerusakan struktur dimana terjadi pingsan
kurang dari 10 menit dan gejala lain mungkin pusing.
2.
Kontusio cerebri.
Yaitu cedera otak yang lebih parah, otak mengalami memar, ditandai
dengan tidak sadar, mengalami fungsi
motorik abnormal, gerakan mata abnormal
dan peningkatan TIK.
4.
Berdasarkan terjadinya lokasi
pendarahan pada trauma kepala dapat dibagi menjadi :
a.
Pendarahan epidural.
Yaitu pendarahan yang
terjadi antara tabula interna dan
duramater, lokasi tersering yaitu daerah temporal
Gejala – gejalanya yaitu kesadaran
menurun disertai an-isokor dan
mungkin terjadi hemiparese
kontrolateral.
b.
Pendarahan Sub – Dural.
Yaitu pendarahan yang terjadi
antara duramater dan arachnoid, sering dihubungkan dengan cedera otak besar dan cedera batang
otak.
Gejala-gejalanya yaitu : sakit kepala, perasaan kantuk, kebingungan
dan gelisah.
c.
Pendarahan intracerebral.
Yaitu penumpukan darah yang
terjadi pada jaringan otak yang selalu
dihubungkan dengan kontusio dan terjadi pada area frontal dan temporal.
Gejala neurologik tergantung
dari ukuran dan lokasi pendarahan.
5.
Pemeriksaan diagnostik.
a.
CT- Scan.
Mengidentifikasi adanya hemoragik dan kelainan pada otak.
b.
Angiografi cerebral.
Menunjukan adanya kelainan sirkulasi cerebral.
c.
Radiologi ( sinar X ).
6.
Penatalaksanaan.
a.
Obat – obatan,
Dexametason sebagai obat anti edema cerebral, analgetik dan
antibiotik yang mengandung barier darah otak. Pengobatan anti edema dengan
larutan hypertonik yaitu manitol 20 %.
b.
Cairan.
Trauma ringan bila muntah
tidak diberikan apa-apa, 2-3 hari diberikan bubur, pada keadaan baik
berikan TKTP 2500 – 3000 kalori.
c.
Pembedahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar