Rabu, 18 Desember 2013

ASKEP KLIEN APPENDISITIS





ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN APPENDISITIS


I.       Konsep Dasar

1.                              Pengertian

Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm melekat pada saecum tepat dibawah katup illeosaecal.  Appendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur kedalam saecum, Karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya kecil appendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi.
Appendicitis, penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga abdomen, kira-kira 7 % dari populasi akan mengalami appencitis pada  waktu yang bersamaan dalam hidup mereka.
2.                              Patofisiologi
Appendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat , kemungkinan oleh faecalit  ( massa keras dari faeces ), tumor , benda asing , bacterial dan virus. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara prodresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen, akhirnya appendiks yanag terinflamasi berisi pus.
Sebagian kecil dari appendiks dapat menjadi membengkak atau nekrosis. Tekanan didalam appendiks meningkat dengan cepat , menimbulkan nekrosis yang cepat dari dinding appendiks dengan diikuti oleh perforasi.

3.                              Manifestasi klinis
Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ringan , mual, muntah dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan local pada titik mc Burney bila dilakukan tekanan. Nyeri tekan lepas (hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan) mungkin dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme otot  dan  apakah terdapat konstipasi atau diare tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar dibelakang sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa didaerah lumbal, bila ujungnya ada pada pelvis, tanda-tanda ini  dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan ujung apendiks berada dekat rectum., nyeri pada saat berkemih menunjukkan bahwa ujung apendiks dekat dengan kandung kemih atau ureter.  Adanya kekakuan pada bagian bawah otot rektus kanan dapat terjadi.
II.    Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
  A.1.   Aktivitas / istirahat
      Gejala     :  Malaise
A.2.   Sirkulasi
       Tanda    :  Takikardi
A.3.   Eliminasi
       Gejala    :   Konstipasi pada awal awitan
                         Diare
       Tanda    :   Distensi abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan.
A.4.   Makanan / cairan
       Gejala    :   Anoreksia , mual, muntah
A.5.   Nyeri / kenyamanan
                      Gejala : Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang      meningkat berat dan terlokalisasi pada titik McBurney (setengah jarak antara umbilicus dan tulang ileum kanan ), meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau infark pada apendiks
            Keluhan  berbagai rasa nyeri / gejala tak jelas (sehubungan dengan lokasi apendiks, contoh retrosekal atau sebelah ureter).
Tanda  : Perilaku berhati-hati, berbaring kesamping atau telentang dengan lutut ditekuk, meningkatnya nyeri  pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi  kaki kanan  / posisi duduk tegak.
               Nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritoneal.
A.6.  Keamanan       :     Demam (biasanya rendah)
A.7.  Pernapasan      :     Takipnea, pernapasan dangkal.
A.8.  Penyuluhan/pembelajaran      
Gejala          :     Riwayat kondisi lain yang berhubungan dengan  nyeri   abdomen, contoh pielitis akut, batu ureter, salpingitis akut, ileitis regional. Dapat terjadi pada berbagai usia .

  1. Diagnosa Keperawatan
B.1.Nyeri b/d penekanan ujung-ujung saraf, pelepasan mediator kimia   (histamine, bradikinin, prostaglandin), distensi jaringan usus oleh inflamasi
B.2.Risiko terhadap perubahan volume cairan / kekurangan volume cairan b /d       muntah, mual, pembatasan makanan dan cairan, kadang-kadang diare
B.3.Kecemasan b/d rencana pembedahan, nyeri
B.4.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d adanya mual,muntah dan  pembatasan makanan .
B.5 Pembatasan aktivitas b/d  relokasi nyeri .

  1. Intervensi Keperawatan
C.1.a.   Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya (skala 0-10)
       b.  Selidiki dan laporkan perubahan nyeri dengan cepat.
.      c.  Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler.
       d.  Dorong ambulasi dini
       e.  Berikan aktivitas hiburan
       f.   Beri kantong es pada  abdomen
       g.  Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.


C.2.  a.    Awasi tekanan darah dan nadi
                     b.   Lihat membrane mukosa, kaji turgor kulit dan pengisian kapiler.
                     c.   Awasi masukan dan haluaran ; catat warna urine / konsentrasi, berat jenis.
                     d.   Auskultasi bising usus. Catat kelancaran flatus dan gerakan usus.
                     e.   Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral dimulai, dan dilanjutkan dengan diet sesuai dengan toleransi.
                     f.    Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir.
                     g.   Kolaborasi pemberian  cairan IV dan elektrolit.terutama pada klien yang akan mengalami pembedahan.

         C.3.     a.   Kaji tingkat cemas.
                     b.   Beri  penyuluhan tentang  penyakit klien 
                     c.   Beri penyuluhan  tentang tindakan pembedahan yang akan dilakukan
                     d.   Anjurkan kepada keluarga untuk selalu berada disamping klien
                     e.   Beri aktivitas hiburan atau bahan bacaan yang menyenangkan.
                     f.    Ingatkan klien untuk selalu berdoa pada Tuhan sesuai dengan agamanya
                     g.   Jika  dibutuhkan, kolaborasi untuk pemberian obat penenang.      
        
         C.4.     a.   Kaji tingkat kebutuhan nutrisi klien
                     b.   Beri makanan kesukaan  klien.
                     c.   Beri makan porsi kecil tapi sering secara bertahap
                     d.   Jangan beri makan yang merangsang asam lambung.
                     e.   Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi
                     f.    Kolaborasi tim kesehatan lain  tentang  pemenuhan kebutuhan gizi klien

         C5.      a.   Kaji tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
b.      Anjurkan kepada klien untuk menentukan sendiri posisi yang menyenangkan baginya.
c.       Anjurkan pada keluarga untuk selalu berada disamping klien dan membantu  dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari.
d.      Dekatkan alat-alat dari tempat tidur klien yang mungkin masih bisa  digunakan sendiri  seperti alat makan, minum, sisir, dll.

            C.6.  a.   Catat tanda-tanda vital  terutama peningkatan suhu  tubuh.
b.      Beri kompres hangat daerah frontal dan axilla.
c.       Beri minum yang cukup (± 1200 cc/hari) secara bertahap.
d.      Beri selimut tebal.
e.       Kolaborasi pemberian antibiotic dan antipiretik.
f.       Kolaborasi pemeriksaan laboratorium terutama lekosit dan LED.
(leukositosis diatas 12.000 /mm3)

III. Komplikasi
         Komplikasi utama appendicitis adalah perforasi apendiks yang dap[at berkembang menjadi peritonitis atau abses. Gejala mencakup demam denagn suhu tinggi 37,7 ºC atau lebih tinggi, penampilan toksik dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.
        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar