TUMOR OTAK
Tumor otak
merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang di
dalam tengkorak. Tumor selalu tumbuh sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tapi juga dapat
tumbuh menyebar masuk ke dalam jaringan. Neoplasma terjadi akibat dari kompresi
& infiltrasi jaringan
Perubahan fisik
berfariasi diantaranya :
- Peningkatan TIK & edema cerebral
- Aktivitas kejang & tanda-tanda neurologis fokal
- Hidrocefalus
- Ggn fungsi hipofisis
Klasifikasi
- Tumor yg muncul dari pembungkus otak (meningioma)
- Tumor yg berkembang di dalam atau diatas saraf kranial (neuroma akustik)
- Tumor yg berasal di dalam jaringan otak (glioma)
- Lesi metastatik yg berasal dari bagian tubuh lain
GLIOMA
Banyak terjadi
pada neoplasma otak yg jumlahnya kira-kira 45% dari semua tumor otak. Biasanya
tumor-tumor ini dapat dibuang secara total, karena tumor menyebar dengan
infiltrasi kedalam sekitar jaringan saraf & hal ini harus dipertimbangkan
untuk direseksi tanpa menyebabkan kerusakan pada struktur vital.
ADENOMA
Kelenjar pituitari,
juga disebut hipofisis, adalah kelenjar yang relatif kecil terletak pada sela
tursika. Kelenjar ini menempel pada hipotalamus melalui sebuah tangkai pendek
(tangkai hipofisial) & dibagi menjadi 2 lobus
- Anterior (adeno hipofisis)
Mengeluarkan hormon pertumbuhan (GH), ACTH, TSH, Prolaktin, FSH
& LH
- Posterior (neurohipofisis)
Melepaskan hormon antidiuretik hormon (vasopresin) & oksitosin
Tumor hipofisis
jumlahnya 8 – 12 % dari semua tumor otak & menyebabkan terjadinya perubahan
sekresi hormon (hiperfungsi atau hipofungsi). Tekanan dari adenoma hipofisis
dapat mendesak saraf-saraf optik (chiasma optik atau saluran optik, atau diatas
hipotalamus, pada ventrikel ke tiga bila tumor-tumor menyerang sinus cavernosa
atau meluas ke dalam tulang sfenoid).
NEUROMA AKUSTIK
Sebuah tumor
pada saraf kranial ke delapan, saraf untuk pendengaran & keseimbangan.
Tumor biasa muncul juga dalam meatus auditoria internal.
Neuroma akustik
Klien
mengalami kehilangan pendengaran, tinitus & vertigo & gaya berjalan sempoyongan.
Tumor
menjadi besar
Tekanan
tumor pada saraf kranial V
Sensasi nyeri pada wajah terjadi pada sisi wajah yg
sama.
Dengan
sinar X & penggunaan mikroskop
operasi & instrumen bedah mikro, shg tumor-tumor yg harus diangkat melalui
kraniotomi dapat dilakukan radioterapi stereostatik.
PATOFISIOLOGI
GGn neurologik
pada tumor otak disebabkan oleh 2 faktor:
GGn Fokal Peningkatan
TIK
Disebabkan krn
penekanan jar. Otak Etiologi:
& infiltrasi
/infasi lsg pada parenkim otak -
Bertambah massa
dlm tengkorak
dgn kerusakan
jar. Neuron -
Terbentuk edema sekitar tumor
-
Perubahan sirkulasi CSF.
disfungsi >
pd tumor yg tumbuh plg cepat
(glioblastoma
multiforme)
Perub. Suplai
darah akibat tekanan
Nekrosa jar.
Otak Kejang
MANIFESTASI KLINIK
- Gejala peningkatan tekanan intrakranial:
- sakit kepala (walaupun tdk selalu ada)
- papiledema (edema saraf optik)
- variasi penurunan fokal motorik, sensorik & disfungsi saraf kranial
- gejala terlokalisasi
- Ketidak mampuan sensorik & motorik
- Perubahan penglihatan
- Kejang
Karena fungsi
dari bagian-bagian otak berbeda, maka lokasi tumor dapat ditentukan dari tanda
& gejala:
Tumor kortex motorik (kejang
pada satu sisi tubuh / kejang jacksonian)
Tumor lobus oksipital
(hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandan, pada sisi yg berlawanan
dari tumor / halusinasi penglihatan )
Tumor Lobus Frontal (ggn
kepribadian, perubahan status emosional & tingkah laku) klioen sering
menunjukkan gejala kurang merawat diri
Tumor Sudut Serebelopontin
(tinitus, vertigo, tuli/ggn fungsi saraf kranial ke 8, kesemutan, rasa gatal
pada lidah & wajah à saraf
kranial 5, kelemahan/paralisis à saraf
kranial 7)
Tumor Intrakranial (ggn
kepribadian, konfulsi, ggn bicara & ggn gaya berjalan à terutama pada pasien lansia) tipe tumor adalah: meningioma,
glioblastoma & metastase cerebral dari bgn lain.
KASUS
Klien Tn. Dj, 48
tahun, dirawat di ruang perawatan saraf sudah 2 bulan (25 februari – 27 april
2004), dengan dx. Medis susp. Tumor otak residif (post excisi tumor astrositoma)
Keluhan utama:
kelumpuhan/paralisis anggota gerak, keluhan mulai dirasakan sejak 4 bulan yang
lalu setelah klien mengalami operasi tumor dikepala bagian regiofrontal. Klien
susah berbicara & sulit ,menelan
GCS: 4,
TD:130/90mmHg, N;100x/menit, S:37,5 R:20x/menit. Ada benjolan sebesar diameter 9 x 6 cm,
konsistensi lunak, ekstremitas kiri ada kontraksi tapi tidak ada koordinasi.
Klien tampak kurus, BAB 1 kali/hari, BAK: terpasang kateter, urine 450-500
cc/hari. Warna kuning muda dengan bau amoniak
Kliken merupakan
anak ke 4 dari 7 bersaudara, klien menikah dan mempunyai anak 5 wanita dan 2
pria. Ayah klien telah meninggal, namun ibunya masih hidup. Klien tinggal
dengan seorang istri & anak-anaknya & tidak ada dalam keluarganya
mempunyai penyakit seperti klien.
Klien tidak bisa
berbicara (apasia global). Pada saat pengkajian fisik klien tidak punya alergi.
Klien tidak dapat mengunyah makanan sehingga dipasang NGT dengan nutrisi
entrasol tiap 4 jam sebanyak 250 ml. tonus otot menurun & seluruh kebutuhan
& aktivitas dibantu ditempat tidur
Pemeriksaan
diagnostik
PA tanggal
28/10/2003 àastrositoma grade II
Laboratorium : 9
maret 2004 HB= 11,9 gr%, protein total = 5,54 gr/dl, Globulin = 2,34 gr/dl,
albumin: 2,2 gr/dl
Terapi neurocet
2x1
Bisolvon sirup
2x1 bila batuk
- Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d keadaan lemah akibat pengobatan & pengaruh tumor, penurunan asupan makanan & malabsorbsi
- resiko kerusakan integritas kulit s/d penekanan yg lama pada erea tertekan
- kecemasan b/d kemungkinan kematian, ketidak pastian, perubahan dalam penampilan, perubahan gaya hidup
- kelemahan b/d penurunan tonus otot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar