Rabu, 18 Desember 2013

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN EPILEPSI


No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Risiko tinggi terhadap trauma bd  gangguan keseimbangan
1.Klien m’ungkapx pemahaman faktor yg menunjang kemungkinan trauma & m’gambil langkah untuk memperbaiki situasi

2. M’demonstrasix perilaku, perubahan gaya hidup utk mengurangi faktor risiko dan melindungi diri dari cedera

3. M’ubah lingk. sesuai indikasi utk meningkatkan keamanan

1. Gali bersama-sama pasien berbagai stimuli yang dapat menjadi pencetus kejang


2. Catat  tipe dari aktivitas kejang ( lokalisasi / lamanya aktivitas motorik, penurunan kesadaran, inkontinensia) dan frekuensi


3. Pertahankan bantalan lunak pada penghalang tempat tidur yang terpasang dgn posisi tempat tidur rendah
4. Evaluasi kebutuhan untuk / berikan perlindungan pd kepala




5. Biarkan pasien menggigit benda lunak antara gigi





6. Tinggallah bersama pasien dalam waktu beberapa lama selama/ setelah kejang
7. Lakukan penilaian neurologis / tanda – tanda vital setelah kejang, misal : tingkat kesadaran, orientasi, tekanan darah (TD), nadi dan pernapasan
8. Orientasikan kembali pasien terhadap aktivitas kejang yang dialaminya.




9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam memberikan obat sesuai indikasi misalnya obat antiepilepsi
1.   Alkohol, berbagai obat dan stimuli lain dpt meningkatkan aktivitas otak yg selanjutnya meningkatkan risiko terjadinya kejang

2. Membantu untuk melokalisasi daerah otak yang terkena




3. Mengurangi trauma saat kejang terjadi selama pasien berada di tempat tidur

4. Penggunaan penutup kepala (semacam helm) dapat memberikan perlindungan tambahan terhadap seseorang yang mengalami kejang terus menerus/kejang berat.

5. Menurunkan risiko terjadinya trauma mulut tetapi tidak boleh “dipaksa” atau dimasukkan ketika gigi-gigi sedang mengatup kuat karena kerusakan pada gigi dan jaringan lunak dapat terjadi


6. Meningkatkan keamanan pasien

7. Mencatat keadaan posiktal dan waktu penyembuhan pada keadaan normal


8. Pasien mungkin menjadi bingung, disorientasi, dan mungkin juga mengalami amnesia setelah kejang dan memerlukan bantuan untuk dapat mengontrol lagi dan menghilangkan ansietas
9. Obat  antiepilepsi meningkatkan ambang kejang dengan menstabilkan membrane sel saraf yg menurunkan eksitasi neuron atau melalui aktivitas langsung pada sistem limbic

2
Risiko tinggi terhadap bersihan jalan napas tidak  efektif bd pengatupan otot rahang, hipersalivasi dan penurunan kesadaran
1. Mempertahankan pola pernapasan efektif dgn jln napas paten / aspirasi dicegah

1.    Anjurkan pasien utk mengosongkan mulut dari benda / zat tertentu / gigi palsu  atau alat yg lain jika fase aura terjadi dan utk menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi tanpa ditandai gejala awal
2.    Letakkan pasien pada posisi miring , permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang
3.    Tanggalkan pakaian pada daerah leher/dada dan abdomen
4.    Masukkan spatel lidah / jalan napas buatan atau gulungan benda lunak sesuai dgn indikasi







5.    Lakukan penghisapan sesuai indikasi
6.    Kolaborasi dgn tim kesehatan lain dlm pemberian tambahan oksigen / ventilasi manual sesuai kebutuhan pada fase posiktal
1.   Menurunkan risiko aspirasi atau masuknya sesuatu benda asing ke faring




2.   Meningkatkan aliran (drainase) secret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan napas
3.   Utk memfasilitasi usaha bernapas / ekspansi dada
4.   Jika memasukkannya diawal utk membuka rahang, alat ini dpt mencegah tergigitnya lidah dan memfasilitasi saat melakukan penghisapan lendir atau memberi sokongan thd pernapasan jika diperlukan. Jln napas buatan mungkin diindikasikan setelah meredanya aktivitas kejang jika pasien tsb tdk sadar dan tdk dpt mempertahankan posisi lidah yg aman
5.   Menurunkan risiko aspirasi atau asfiksia
6.   Dapat menurunkan hipoksia serebral sbg akibat dari sirkulasi yg menurun atau oksigen sekunder terhadap spasme vaskuler selama serangan kejang

3
Gangguan harga diri bd stigma berkenaan dengan kondisi
1. Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping dengan persepsi negatif pada diri sendiri

2. Mengungkapkan peningkatan harga diri dlm hubunganx dgn diagnosis
1.   Diskusikan perasaan pasien mengenai diagnostic, persepsi diri thd penanganan yg dilakukannya. Anjurkan utk mengungkapkan / mengekspresikan perasaanya
2.   Identifikasi / antisipasi kemungkinan rx org pd keadaan penyakitnya. Anjurkan passion utk tdk merahasiakan masalahnya






3.   Gali bersama pasien mengenai keberhasilan yg telah diperoleh atau yang akan dicapai selanjutnya dan kekuatan yg dimilikinya

4.   Hindari pemberian perlindungan yang amat berlebihan pd pasien , anjurkan aktivitas dgn memberikan pengawasan / dgn memantau jika ada indikasi


5.   Tekankan pentingnya staf/orang terdekat untuk tetap dlm keadaan tenang selama kejang
1.   Rx yg ada bervariasi diantara individu dan pengetahuan/pengalaman awal dgn keadaan penyakitnya akan mempengaruhi  penerimaan thd aturan pengobatan.
2.   Memberikan kesempatan utk berespons pd proses pemecahan masalah dan memberikan tindakan control thd situasi yg dihadapi. Merahasiakan sesuatu adalah destruksif harga diri, menghentikan perkembangan dlm menangani masalah dan mungkin secara actual meningkatkan risiko trauma atau  respons yg negative ketika kejang itu terjadi.
3.   Memfokuskan pd aspek yg positif dpt membantu utk menghilangkan perasan dari kegagalan atau kesadaran thd diri sendiri dan membentuk pasien mulai menerima penanganan thd penyakitnya.
4.   Partisipasi dlm sebanyak mungkin pengalaman dpt mengurangi depresi ttg keterbatasan. Observasi / pengawasan perlu diberikan pd bbrp aktivitas spt latih tubuh (senam), olahraga memnajat/ panjat tebing atau olahraga air
5.   Ansietas dari pemberi asuhan adalah menjalar dan bila sampai pd pasien dpt meningkatkan persepsi negative thd keadaan lingkungan / diri sendiri

4
Kurang penget.  mengenai kondisi & aturan p’obatan bd kesalahan interpretasi informasi
1. Mengungkapkan pemahaman ttg ggn dan berbagai rangsang yg dpt meningkatx pada aktivitas kejang

2. Mentaati aturan obat yg diresepkan
1.     Jelaskan kembali mengenai patofisiologi /  prognosis penyakit dan perlunya pengobatan/ penanganan dlm jangka waktu yg lama sesuai indikasi
2.     Berikan petunjuk yg jelas pd pasien utk minum obat bersamaan dgn waktu makan jika memungkinkan
3.     Diskusikan mengenai  efek samping secara khusus spt mengantuk, hiperaktif , ggn tidur, hipertrofi pd gusi, ggn penglihatan, mual/muntah, timbul ruam pd kulit, ataksia

1.   Memberikan kesempatan untuk mengklarifikasi kesalahan persepsi dan keadaan penyakit yg ada sbg sesuatu yg dpt ditangani dlm cara hidup yg normal
2.   Dpt menurunkan iritasi lambung, mual / muntah

3.   Meningkatkan keterlibatan/partisipasi dlm proses pengambilan keputusan dan menyadari efek jangka panjang dari obat dan memberikan kesempatan utk mengurangi/mencegah komplikasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar