| 
No | 
Diagnosa | 
Tujuan | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
1 | 
Risiko tinggi terhadap trauma bd  gangguan keseimbangan | 
1.Klien m’ungkapx pemahaman faktor yg menunjang kemungkinan trauma
  & m’gambil langkah untuk memperbaiki situasi 
2. M’demonstrasix perilaku, perubahan gaya hidup utk mengurangi faktor risiko dan
  melindungi diri dari cedera 
3. M’ubah lingk. sesuai indikasi utk meningkatkan keamanan | 
1. Gali bersama-sama pasien berbagai stimuli yang
  dapat menjadi pencetus kejang 
2. Catat 
  tipe dari aktivitas kejang ( lokalisasi / lamanya aktivitas motorik,
  penurunan kesadaran, inkontinensia) dan frekuensi  
3. Pertahankan bantalan lunak pada penghalang
  tempat tidur yang terpasang dgn posisi tempat tidur rendah 
4. Evaluasi kebutuhan untuk / berikan perlindungan
  pd kepala 
5. Biarkan pasien menggigit benda lunak antara gigi 
6. Tinggallah bersama pasien dalam waktu beberapa
  lama selama/ setelah kejang 
7. Lakukan penilaian neurologis / tanda – tanda
  vital setelah kejang, misal : tingkat kesadaran, orientasi, tekanan darah (TD),
  nadi dan pernapasan 
8. Orientasikan kembali pasien terhadap aktivitas
  kejang yang dialaminya. 
9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam
  memberikan obat sesuai indikasi misalnya obat antiepilepsi | 
1.  
  Alkohol, berbagai obat dan
  stimuli lain dpt meningkatkan aktivitas otak yg selanjutnya meningkatkan
  risiko terjadinya kejang 
2. Membantu untuk melokalisasi daerah otak yang
  terkena 
3. Mengurangi trauma saat kejang terjadi selama
  pasien berada di tempat tidur 
4. Penggunaan penutup kepala (semacam helm) dapat
  memberikan perlindungan tambahan terhadap seseorang yang mengalami kejang
  terus menerus/kejang berat. 
5. Menurunkan risiko terjadinya trauma mulut tetapi
  tidak boleh “dipaksa” atau dimasukkan ketika gigi-gigi sedang mengatup kuat
  karena kerusakan pada gigi dan jaringan lunak dapat terjadi 
6. Meningkatkan keamanan pasien 
7. Mencatat keadaan posiktal dan waktu penyembuhan
  pada keadaan normal 
8. Pasien mungkin menjadi bingung, disorientasi,
  dan mungkin juga mengalami amnesia setelah kejang dan memerlukan bantuan
  untuk dapat mengontrol lagi dan menghilangkan ansietas 
9. Obat 
  antiepilepsi meningkatkan ambang kejang dengan menstabilkan membrane
  sel saraf yg menurunkan eksitasi neuron atau melalui aktivitas langsung pada
  sistem limbic | 
| 
2 | 
Risiko tinggi
  terhadap bersihan jalan napas tidak 
  efektif bd pengatupan otot rahang, hipersalivasi dan penurunan
  kesadaran | 
1. Mempertahankan pola pernapasan efektif
  dgn jln napas paten / aspirasi dicegah | 
1.   
  Anjurkan pasien utk
  mengosongkan mulut dari benda / zat tertentu / gigi palsu  atau alat yg lain jika fase aura terjadi dan
  utk menghindari rahang mengatup jika kejang terjadi tanpa ditandai gejala
  awal 
2.   
  Letakkan pasien pada posisi
  miring , permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang 
3.   
  Tanggalkan pakaian pada
  daerah leher/dada dan abdomen 
4.   
  Masukkan spatel lidah / jalan
  napas buatan atau gulungan benda lunak sesuai dgn indikasi 
5.   
  Lakukan penghisapan sesuai
  indikasi 
6.   
  Kolaborasi dgn tim kesehatan
  lain dlm pemberian tambahan oksigen / ventilasi manual sesuai kebutuhan pada
  fase posiktal | 
1.  
  Menurunkan risiko aspirasi
  atau masuknya sesuatu benda asing ke faring 
2.  
  Meningkatkan aliran
  (drainase) secret, mencegah lidah jatuh dan menyumbat jalan napas 
3.  
  Utk memfasilitasi usaha
  bernapas / ekspansi dada 
4.  
  Jika memasukkannya diawal utk
  membuka rahang, alat ini dpt mencegah tergigitnya lidah dan memfasilitasi
  saat melakukan penghisapan lendir atau memberi sokongan thd pernapasan jika
  diperlukan. Jln napas buatan mungkin diindikasikan setelah meredanya
  aktivitas kejang jika pasien tsb tdk sadar dan tdk dpt mempertahankan posisi
  lidah yg aman  
5.  
  Menurunkan risiko aspirasi
  atau asfiksia 
6.  
  Dapat menurunkan hipoksia
  serebral sbg akibat dari sirkulasi yg menurun atau oksigen sekunder terhadap
  spasme vaskuler selama serangan kejang | 
| 
3 | 
Gangguan harga diri bd stigma berkenaan
  dengan kondisi | 
1.
  Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping dengan persepsi negatif
  pada diri sendiri 
2.
  Mengungkapkan peningkatan harga diri dlm hubunganx dgn diagnosis  | 
1.  
  Diskusikan perasaan pasien
  mengenai diagnostic, persepsi diri thd penanganan yg dilakukannya. Anjurkan
  utk mengungkapkan / mengekspresikan perasaanya 
2.  
  Identifikasi / antisipasi
  kemungkinan rx org pd keadaan penyakitnya. Anjurkan passion utk tdk
  merahasiakan masalahnya 
3.  
  Gali bersama pasien mengenai
  keberhasilan yg telah diperoleh atau yang akan dicapai selanjutnya dan
  kekuatan yg dimilikinya 
4.  
  Hindari pemberian
  perlindungan yang amat berlebihan pd pasien , anjurkan aktivitas dgn
  memberikan pengawasan / dgn memantau jika ada indikasi 
5.  
  Tekankan pentingnya
  staf/orang terdekat untuk tetap dlm keadaan tenang selama kejang | 
1.  
  Rx yg ada bervariasi diantara
  individu dan pengetahuan/pengalaman awal dgn keadaan penyakitnya akan
  mempengaruhi  penerimaan thd aturan
  pengobatan. 
2.  
  Memberikan kesempatan utk
  berespons pd proses pemecahan masalah dan memberikan tindakan control thd
  situasi yg dihadapi. Merahasiakan sesuatu adalah destruksif harga diri,
  menghentikan perkembangan dlm menangani masalah dan mungkin secara actual
  meningkatkan risiko trauma atau  respons
  yg negative ketika kejang itu terjadi. 
3.  
  Memfokuskan pd aspek yg
  positif dpt membantu utk menghilangkan perasan dari kegagalan atau kesadaran
  thd diri sendiri dan membentuk pasien mulai menerima penanganan thd
  penyakitnya. 
4.  
  Partisipasi dlm sebanyak mungkin
  pengalaman dpt mengurangi depresi ttg keterbatasan. Observasi / pengawasan
  perlu diberikan pd bbrp aktivitas spt latih tubuh (senam), olahraga memnajat/
  panjat tebing atau olahraga air 
5.  
  Ansietas dari pemberi asuhan
  adalah menjalar dan bila sampai pd pasien dpt meningkatkan persepsi negative
  thd keadaan lingkungan / diri sendiri | 
| 
4 | 
Kurang penget.  mengenai kondisi & aturan p’obatan bd
  kesalahan interpretasi informasi | 
1.
  Mengungkapkan pemahaman ttg ggn dan berbagai rangsang yg dpt meningkatx pada
  aktivitas kejang 
2. Mentaati
  aturan obat yg diresepkan | 
1.    
  Jelaskan kembali mengenai
  patofisiologi /  prognosis penyakit dan
  perlunya pengobatan/ penanganan dlm jangka waktu yg lama sesuai indikasi 
2.    
  Berikan petunjuk yg jelas pd
  pasien utk minum obat bersamaan dgn waktu makan jika memungkinkan 
3.    
  Diskusikan mengenai  efek samping secara khusus spt mengantuk,
  hiperaktif , ggn tidur, hipertrofi pd gusi, ggn penglihatan, mual/muntah,
  timbul ruam pd kulit, ataksia | 
1.  
  Memberikan kesempatan untuk
  mengklarifikasi kesalahan persepsi dan keadaan penyakit yg ada sbg sesuatu yg
  dpt ditangani dlm cara hidup yg normal 
2.  
  Dpt menurunkan iritasi
  lambung, mual / muntah 
3.  
  Meningkatkan
  keterlibatan/partisipasi dlm proses pengambilan keputusan dan menyadari efek
  jangka panjang dari obat dan memberikan kesempatan utk mengurangi/mencegah
  komplikasi | 
Rabu, 18 Desember 2013
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN EPILEPSI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar