![]() |
VIII. MASALAH ALERGIK
1.
anafilaksis
o
Adalah respon klinis terhadap hipersensitifitas tipe I
o
Terjadi akibat: Antigen &
antibody IgE à sel target teraktifasi à pelepasan mediator à
perubahan vaskuler, pengaktifan trombisit, eosinofil, neutrofil
o Tipe reaksi:
o
Lokal: urtikaria
o Sistemik: terjadi sekitar 30
menit sesudah kontak dengan system
organ: kardiovaskuler, respiratorius, gastrointestinal
o Manifestasi klinik:
o
Ringan: Rasa kesemutan dan
hangat pada bagian perifer, rasa penuh dalam mulut, dan tenggorokan, edema
periorbital, bersin-bersin, awitan 2 jam
pertama sesudah kontak
o
Sedang: satu gejala diatas
disamping gejala pusing. Bila serius : bronchospasme dan edema saluran napas
atau laring dengan dispnea. Batuk, mengi
o
Berat : onset mendadak, gejala
sama di atas dan berjalan dengan cepat terjadi bronchospasme, edema
laring, dispnea berat, serta sianosis, muntah, kadang kejang, bahkan
henti jantung dan koma
o Terapi:
o
Epinefrin dalam lerutan encer 1
: 1000 (S.C) pada ekstremitas atas atau paha.
o
Anti-histamin dan
kertikosteroid
o Penyuluhan kesehatan:
o
Individu yang sensitive perlu
penyuluhan untuk menghindari kontak dan
k/p. membawa kotak epinefrin emergensi ( tersedia takaran 0,3 Epipen , mg serta
0,15 mg Epipen Jr)
2.
Rinitis alergik
Ø Disebabkan:
tepung sari yang terbawah
angin à musiman
Ø Patofisiologi:
Inhalasi antigen (sensitisasi) à Pajanan ulang (histamin) à vasodilastasi dan peningkatan permeabilitas kapiler à mukosa nasal bereaksi dengan pelambatan kerja silia,
pembentukan edema
Ø Gambaran klinis:
Kongesti nasal, sekret hidung jernih dan encer,
bersin-bersin dan gatal pada hidung, drainase mucus ke dalam faring ,
menimbulkan batuk atau suara parau
Ø Penatalaksanaan:
Mengurangi gejala:
-
Menghindari elergen
-
Terapi : antihistamin
DIAGNOSA KEPERWATAN:
- Pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan reaksi alergik
- kurang pengetahuan tentang alergik
- Kurang koping terhadap kondisi kronik dan kebutuhan terhadap perubahan lingkungan
PERENCANAAN:
Sasaran:
-
Pemulihan pernapasan ke pola
yang normal
-
Pengetahuan tentang penyebab
penyakit serta pengendalian gejala
alergik
-
Perbaikan cara mengatasi
masalah serta modifikasi
INTERVENSI KEPERAWATAN:
- Perbaikan pola pernapasan
-
Beritahu untuk memodifikasi
lingkungan guna mengurangi intensitas gejala
-
Kurangi kontak dengan panderita
ISPA
-
Bila terjadi ISPA anjurkan
latihan pernapasan
- Peningkatan pengetahuan terhadap alergik dan strategi mengendalikan gejala
-
instruksikan mengurangi pajanan
terhadap allergen
-
Pertahankan lingkungan yang
bebas dari debu: mis,seprei tidak
berbulu, keluarkan karpet
-
Kurangi kontak dengan tepung sari, gunakan masker, tempat ber AC
lebih bagus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar