Minggu, 15 Desember 2013

ALERGI





 
VIII. MASALAH ALERGIK

1.     anafilaksis
o   Adalah respon klinis   terhadap hipersensitifitas tipe I
o   Terjadi akibat: Antigen & antibody IgE à sel target teraktifasi à pelepasan mediator à perubahan vaskuler, pengaktifan trombisit, eosinofil, neutrofil
o   Tipe reaksi:
o   Lokal: urtikaria
o   Sistemik:  terjadi sekitar 30 menit  sesudah kontak dengan system organ: kardiovaskuler, respiratorius, gastrointestinal
o   Manifestasi klinik:
o   Ringan: Rasa kesemutan dan hangat pada bagian perifer, rasa penuh dalam mulut, dan tenggorokan, edema periorbital, bersin-bersin,  awitan 2 jam pertama sesudah kontak
o   Sedang: satu gejala diatas disamping gejala pusing. Bila serius : bronchospasme dan edema saluran napas atau laring dengan dispnea. Batuk, mengi
o   Berat : onset mendadak, gejala sama di atas dan berjalan dengan cepat terjadi bronchospasme, edema laring,  dispnea berat,  serta sianosis, muntah, kadang kejang, bahkan henti jantung dan koma
o   Terapi:
o   Epinefrin dalam lerutan encer 1 : 1000 (S.C) pada ekstremitas atas atau paha.
o   Anti-histamin dan kertikosteroid
o   Penyuluhan kesehatan:
o   Individu yang sensitive perlu penyuluhan untuk menghindari kontak  dan k/p. membawa kotak epinefrin emergensi ( tersedia takaran 0,3 Epipen , mg serta 0,15 mg Epipen Jr)
2.     Rinitis alergik
Ø  Disebabkan:
    tepung sari  yang terbawah angin à musiman
Ø  Patofisiologi:
Inhalasi antigen (sensitisasi) à Pajanan ulang (histamin)  à  vasodilastasi  dan peningkatan permeabilitas kapiler à  mukosa nasal  bereaksi dengan pelambatan kerja silia, pembentukan edema
Ø  Gambaran klinis:
Kongesti nasal, sekret hidung jernih dan encer, bersin-bersin dan gatal pada hidung, drainase mucus ke dalam faring , menimbulkan batuk atau suara parau
Ø  Penatalaksanaan:
Mengurangi gejala:
-         Menghindari elergen
-         Terapi : antihistamin

DIAGNOSA KEPERWATAN:
  1. Pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan reaksi alergik
  2. kurang pengetahuan tentang alergik
  3. Kurang koping terhadap kondisi kronik dan kebutuhan terhadap perubahan lingkungan

PERENCANAAN:
Sasaran:
-         Pemulihan pernapasan ke pola yang normal
-         Pengetahuan tentang penyebab penyakit  serta pengendalian gejala alergik
-         Perbaikan cara mengatasi masalah serta modifikasi




INTERVENSI KEPERAWATAN:
  1. Perbaikan pola pernapasan
-         Beritahu untuk memodifikasi lingkungan guna mengurangi intensitas gejala
-         Kurangi kontak dengan panderita ISPA
-         Bila terjadi ISPA anjurkan latihan pernapasan

  1. Peningkatan pengetahuan terhadap alergik dan strategi mengendalikan gejala
-         instruksikan mengurangi pajanan terhadap allergen
-         Pertahankan lingkungan yang bebas dari  debu: mis,seprei tidak berbulu, keluarkan karpet
-         Kurangi kontak dengan   tepung sari, gunakan masker, tempat ber AC lebih bagus












Tidak ada komentar:

Posting Komentar