Kamis, 19 Desember 2013

DIANGNOSA GAGAL JANTUNG KONGESTIF



Diagnosa Keperawatan
a.      Penurunan curah jantung berhubungan dengan ;
1)      Perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik
2)      Perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik
3)      Perubahan structural
Ditandai dengan ;
1)      Peningkatan frekuensi jantung (takikardia) : disritmia, perubahan gambaran pola EKG
2)      Perubahan tekanan darah (hipotensi/hipertensi).
3)      Bunyi ekstra (S3 & S4)
4)      Penurunan keluaran urine
5)      Nadi perifer tidak teraba
6)      Kulit dingin kusam
7)      Ortopnea,krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri dada.
                        Hasil yang diharapkan/evaluasi, klien akan :
                        1) Menunjukkan tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia
                             terkontrol atau hilang) dan bebas gejala gagal jantung
                        2) Melaporkan penurunan epiode dispnea, angina
3)Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung.
Intervensi
1)      Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung
Rasional : Biasnya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas ventrikel.
2)      Catat bunyi jantung
Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah kesermbi yang disteni. Murmur dapat menunjukkan Inkompetensi/stenosis katup.
3)      Palpasi nadi perifer
Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulse alternan.
4)      Pantau TD
Rasional : Pada GJK dini, sedng atu kronis tekanan drah dapat meningkat. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi danhipotensi tidak dapat norml lagi.
5)      Kaji kulit terhadp pucat dan sianosis
Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer ekunder terhadap tidak dekutnya curh jantung; vasokontriksi dan anemia. Sianosis dapt terjadi sebagai refrakstori GJK. Area yang sakit sering berwarna biru atu belang karena peningkatan kongesti vena.
6)      Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat  sesuai indikasi  (kolaborasi)
Rasional : Meningkatkn sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek hipoksia/iskemia. Banyak obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup, memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti.
b.      Aktivitas intoleran berhubungan dengan :
1)      Ketidak seimbangan antar suplai okigen.
2)      Kelemahan umum
3)      Tirah baring lama/immobilisasi.
Ditandai dengan :
1)      Kelemahan, kelelahan
2)      Perubahan tanda vital, adanya disrirmia
3)      Dispnea, pucat, berkeringat.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
1)      Berpartisipasi pad ktivitas yang diinginkan, memenuhi perawatan diri sendiri.
2)      Mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oelh menurunnya kelemahan dan kelelahan.
Intervensi
1)      Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien menggunakan vasodilator,diuretic dan penyekat beta.
Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh fungsi jantung.
2)      Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, diritmia, dispnea berkeringat dan pucat.
Rasional : Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dpat menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.
3)      Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung
                  daripada kelebihan aktivitas.
4)      Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborasi)
Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan fungsi jantung dibawah stress, bila fungsi jantung tidak dapat membaik kembali,
c.       Kelebihan volume cairan berhubungan dengan : menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.
Ditandai dengan :
1)      Ortopnea, bunyi jantung S3
2)      Oliguria, edema.
3)      Peningkatan berat badan, hipertensi
4)      Distres pernapasan, bunyi jantung abnormal.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
1)                             Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan danpengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada edema.
2)                             Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.
Intervensi :
1)      Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana diuresis terjadi.
Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran urine dapat ditingkatkan
                  selama tirah baring.
2)      Pantau/hitung keseimbangan pemaukan dan pengeluaran selama 24 jam
Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.
3)      Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut.
Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis.
4)      Pantau TD dan CVP (bila ada)
Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan cairan dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru, gagal jantung.
5)      Kaji bisisng usus. Catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan konstipasi.
Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut) dapat
                 mengganggu fungsi gaster/intestinal.
6)      Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
7)      Konsul dengan ahli diet.
Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang
                 memenuhi kebutuhan kalori dalam pembatasan natrium.
d.      Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan : perubahan menbran kapiler-alveolus.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
1)      Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi dekuat pada jaringan ditunjukkan oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan.
2)      Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam btas kemampuan/situasi.
Intervensi :
1)      Pantau bunyi nafas, catat krekles
Rasional : menyatakan adnya kongesti paru/pengumpulan secret
                 menunjukkan kebutuhan untuk intervensi lanjut.
2)      Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam.
Rasional : membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran
                 oksigen.
3)      Dorong perubahan posisi.
Rasional : Membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.
4)      Kolaborasi dalam
-          Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri.
Rasional : Hipoksemia dapat terjadi berat selama edema
                 paru.
-          Berikan obat/oksigen tambahan sesuai indikasi
e.       Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, edema dan penurunan perfusi jaringan.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
1)      Mempertahankan integritas kulit
2)      Mendemonstrasikan perilaku/teknik mencegah kerusakan kulit.
Intervensi
1)                               Pantau kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema, area sirkulasinya terganggu/pigmentasi atau kegemukan/kurus.
Rasional : Kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilisasi fisik dan gangguan status nutrisi.
2)                               Pijat area kemerahan atau yang memutih
Rasional : meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia
                 jaringan.
3)                               Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak pasif/aktif.
Rasional : Memperbaiki sirkulasi waktu satu area yang
                 mengganggu aliran darah.
4)                               Berikan perawtan kulit, minimalkan dengan kelembaban/ekskresi.
Rasional : Terlalu kering atau lembab merusak kulit/mempercepat
                 kerusakan.
5)                               Hindari obat intramuskuler
Rasional : Edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorbsi obat dan predisposisi untuk kerusakan kulit/terjadinya infeksi..
f.        Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan program pengobatan berhubungan dengan  kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal.
Ditandai dengan :
1)      Pertanyaan masalah/kesalahan persepsi
2)      Terulangnya episode GJK yang dapat dicegah.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klin akan :
1)                              Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang dan mencegah komplikasi.
2)                              Mengidentifikasi stress pribadi/faktor resiko dan beberapa teknik untuk menangani.
3)                              Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu.
Intervensi
1)      Diskusikan fungsi jantung normal
Rasional : Pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat
                 memudahkan ketaatan pada program pengobatan.
2)      Kuatkan rasional pengobatan.
Rasional : Klien percaya bahwa perubahan program pasca pulang dibolehkan bila merasa baik dan bebas gejala atau merasa lebih sehat yang dapat meningkatkan resiko eksaserbasi gejala.
3)      Anjurkan makanan diet pada pagi hari.
Rasional : Memberikan waktu adequate untuk efek obat sebelum waktu tidur untuk mencegah/membatasi menghentikan tidur.
4)      Rujuk pada sumber di masyarakat/kelompok pendukung suatu indikasi
Rasional : dapat menambahkan bantuan dengan pemantauan
                 sendiri/penatalaksanaan dirumah.

     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar